Kisah Prof Admi Syarif, Dosen Unila Pendiri Rumah Singgah Nuwo Inspirasie

Seluruh layanan gratis bagi keluarga pasien

Bandar Lampung, IDN Times - Menyapa ramah dengan senyum lebar lengkap mengenakan topi bermodel flat cat kesan awal IDN Times kalau bersua Prof Admi Syarif PhD, Kamis (4/8/2022). Ia adalah akademisi Fakultas MIPA Universitas Lampung (Unila) sekaligus pendiri dan pemilik Rumah Singgah Nuwo Inspirasei terletak di Jalan Ratu Dibalau, Gg. Cipto Nomor 23, Kelurahan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung.

Berpendidikan tinggi sejalan dengan kepemilikan jiwa sosial tinggi, seakan layak disematkan pria kelahiran 3 Januari 1967 di Kota Bandar Lampung itu. Bagaimana tidak, meski sibuk sebagai tenaga pengajar perguruan tinggi, Prof Admi juga terus konsisten meluangkan waktu hingga menyisihkan rezeki untuk membantu sesama melalui keberadaan rumah singgahnya tersebut.

Rumah Singgah Nuwo Inspirasei diketahui merupakan bangunan rumah dua lantai kokoh berkelir dominan warna krem, serta dihiasi padupadan corak khas adat Lampung. Rumah itu melayani warga hingga pasien hendak berobat atau berkepentingan di Kota Bandar Lampung.

1. Menimba ilmu ke Jepang

Kisah Prof Admi Syarif, Dosen Unila Pendiri Rumah Singgah Nuwo InspirasieIlustrasi perkuliahan (pixabay.com/Nikolay Georgiev)

Admi Syarif merupakan putra pertama dari 5 bersaudara pasangan Syahmin dan Syahroh. Ia lahir dan tumbuh besar di Kedaton, Kota Bandar Lampung. Sejak kecil, Admi bersama keempat adiknya terbiasa hidup disiplin dan banyak menghabiskan waktu untuk belajar. Apalagi, sosok ibu merupakan seorang guru di kota setempat.

Profesi sang ibunda diketahui kini turut diteruskan oleh ketiga anaknya tersebut, Admi dan 2 adiknya memilih untuk berkecimpung dan mengabdikan diri dalam dunia pendidikan sebagai tenaga pengajar alias guru.

"Orang tua saya dua-duanya guru, ibu guru SD dan bapak guru mengaji. Jadi dua-duanya guru kan ya, alhamdulillah dari 5 bersaudara ada 3 yang meneruskan profesi guru," katanya

Suami Yukia Kusuma Wardani tersebut mengatakan, sejak kecil memang sudah mencintai dunia pendidikan. Itu terbukti hampir setengah hidupnya dihabiskan untuk menuntut ilmu bertahun-tahun ke Amerika Serikat dan Jepang.

"SD sampai SMA di Bandar Lampung, tepatnya SMAN 2. Kemudian S1 saya diterima Unpad, setelah lulus di 1994 melanjutkan S2 dan S3 di luar negeri. Pertama saya dapat beasiswa di Amerika, tapi karena di Jepang ditawari langsung S3 akhirnya pindah ke sana," sambung Prof Admi.

2. Kenang didikan sang ibu sejak kecil

Kisah Prof Admi Syarif, Dosen Unila Pendiri Rumah Singgah Nuwo InspirasieMengenal Prof Admi Syarif PhD, sesosok Dosen Fakultas MIPA Unila sekaligus pendirian dan pemilik Rumah Singgah Nuwo Inspirasei. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Pascamenamatkan pendidikan S3 bidang teknik industri dan informasi di Ashikaga Institute of Technology, Jepang 2003 silam, Admi sempat meniti karier sebagai tenaga pengajar di Jepang, China, hingga Amerika Serikat selama 4 tahun. Ia lalu memutuskan kembali ke Provinsi Lampung.

"Sepulangnya saya itu, baru mulai aktif mengajar di Unila sampai hari ini, 2008-2010 menjabat Sekretaris dan Ketua LPPM dua periode. Di 2016, saya diperintahkan kembali menjadi dosen. Jadi sekarang status saya, mengajar di Program Studi Doktor Fakultas MIPA Unila," ucapnya.

Pencapaian Prof Admi tersebut diakui tak lepas berkat didikan kedua orang tua. Terkhusus sang ibu yang telah menanamkan pemikiran untuk mencintai kegiatan belajar sejak kecil dan mempercayai dengan ilmu mampu merubah nasib seseorang.

"Saya masih ingat dulu waktu SMA, saya sama adik-adik dikawal ibu belajar ini sangat luar biasa. Ibu saya juga kalau menyuruh kami belajar, kaki kami selalu direndam dalam ember besar isi air supaya tidak mengantuk," kenangnya.

Berkat dukungan sang ibunda tersebut, Admi juga pernah mencatatkan sederet prestasi saat menempuh pendidikan, salah satunya meraih gelar sebagai lulusan NEM tertinggi se-Provinsi Lampung 1985. "Alhamdulillah, dulu nilai NEM saya 57,6. Ini karena sangking semangatnya untuk sekolah dan keterima tanpa tes di Unpad," lanjut Peneliti Terbaik Indonesia 2009 tersebut.

Baca Juga: Kisah Nafiza, Siswi Lampung Main Peran Wina Film Pengabdian Setan 2

3. Bangun penginapan bercorak kearifan lokal Lampung

Kisah Prof Admi Syarif, Dosen Unila Pendiri Rumah Singgah Nuwo InspirasieMengenal Prof Admi Syarif PhD, sesosok Dosen Fakultas MIPA Unila sekaligus pendirian dan pemilik Rumah Singgah Nuwo Inspirasei. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Sebagai putra daerah Lampung, Prof Admi turut memiliki kecintaan pada seni budaya dan adat istiadat provinsi berjuluk Sai Bumi Ruwa Jurai. Itu bahkan dituangkan dengan membangun sebuah penginapan bercorakan ornamen khas Lampung diberi nama 'Nuwono Tasya' beralamat di Jl. Perwira Nomor 9, Rajabasa, Kota Bandar Lampung.

Penamaan bangunan diambil dari nama putri semata wayangnya bernama Ramiza Lionatasya Admi. Hampir seluruh sudut bangunan memperlihatkan sisi kearifan lokal Provinsi Lampung.

"Bukan cuma penginapan, kami di sini mengadakan pelatihan bahasa dan menari Lampung, saya juga aktif di Canang Lampung, sebuah organisasi kesenian dan kebudayaan Lampung," imbuh Ketua Lampung Heritage Society (LHS) tersebut.

Menurutnya, budaya Lampung amat hebat dibandingkan provinsi atau suku lainnya, itu dapat dilihat bahwa provinsi terletak di kaki Pulau Sumatra memiliki bahas, huruf, adat, hingga lainnya tersendiri. "Bisa kita lihat, kemarin ornamen Lampung ada di stasiun bawah tanah Inggris. Artinya, di luar betapa dihargainya," sambung dia.

4. Dirikan rumah singgah usai mendengar kisah sang rekan

Kisah Prof Admi Syarif, Dosen Unila Pendiri Rumah Singgah Nuwo InspirasieMengenal Prof Admi Syarif PhD, sesosok Dosen Fakultas MIPA Unila sekaligus pendirian dan pemilik Rumah Singgah Nuwo Inspirasei. (IDN Times/Istimewa)

Di sela-sela kegiatan sebagai tenaga dosen hingga pegiat budaya Lampung, Admi turut ambil bagian dalam kegiatan sosial mendirikan Rumah Singgah Nuwo Inspirasei sejak 2019 dan mulai aktif beroperasi satu tahun berselang.

Pembangunan rumah singgah tersebut diketahui terinspirasi, lantaran ia bersama sang istri menengok anak rekan sesama dosen Unila mengidap penyakit kanker darah, sehingga harus ke Rumah Sakit Dharmais, Jakarta. Di situ, rekannya mengaku amat terbantu dengan keberadaan sebuah rumah singgah mereka tumpangi di belakang rumah sakit, sembari menemani sang anak menjalani proses pengobatan.

"Saya bilang ke istri, tanah dekat rumah itu bagaimana kalau kita buat rumah singgah, alhamdulilah istri juga setuju. Tidak lama langsung panggil tukang, saya bilang rumah itu harus lebih bagus dari rumah pemilik," ucap penyandang gelar Dosen Teladan Unila 1993 tersebut.

Di sana, semua masyarakat terkhusus pasien ingin berobat di Bandar Lampung, bisa memanfaatkan tinggal sementara untuk berobat jalan di rumah sakit berada di Bandar Lampung. Selain itu, mereka juga tidak perlu kahwatir dikarenakan seluruh layanan gratis, termasuk fasilitas TV, mesin cuci, memasak, dan lain-lain.

"Kemarin ada juga anak-anak yang tidak punya rumah kost yang ingin ujian masuk menumpang sementara. "Tapi memang untuk yang mengidap sakit menular belum kita izinkan. Alhamdulillah sedikit-sedikit sudah cukup layak untuk ditempati," lanjutnya." lanjutnya.

5. Turut beri layanan air bersih hingga peminjaman alkes

Kisah Prof Admi Syarif, Dosen Unila Pendiri Rumah Singgah Nuwo InspirasieMengenal Prof Admi Syarif PhD, sesosok Dosen Fakultas MIPA Unila sekaligus pendirian dan pemilik Rumah Singgah Nuwo Inspirasei. (IDN Times/Istimewa)

Di Rumah Singgah Nuwo Inspirasei itu juga, Admi menyediakan tempat tinggal dua lantai. Lantai pertama terdapat dua kamar besar lengkap dengan fasilitas ruang tamu dan tempat memasak, sedangkan di lantai dua dibangun aula besar untuk melaksanakan beragam kegiatan belajar mengajar hingga majlis taklim.

Selain itu, ia juga turut menyediakan layanan air bersih dapat dimanfaatkan warga sekitar hingga menyediakan peminjaman alat seperti tabung oksigen, kursi roda, dan lain-lain.

"Kami juga meminta bantuan masyarakat untuk menyebarkan layanan rumah singgah kami, yang dapat menghubungi ke nomor 0823-7699-2994 atau 0811-722-666," ucapnya.

6. Bermain catur bersama Utut Adianto

Kisah Prof Admi Syarif, Dosen Unila Pendiri Rumah Singgah Nuwo Inspirasieilustrasi catur (pexels.com/pixabay)

Di tengah-tengah banyak kesibukannya tersebut, Admi juga berujar memiliki hobi bermain catur. Menurutnya, permainan adu strategi tersebut memerlukan pemikiran dan pengambilan keputusan lebih.

Tak tanggung-tanggung, bahkan Admi juga acapkali bermain bersama sahabatnya, Utut Adianto Wahyuwidayat, seorang pecatur grand master sekaligus politikus tersebut. Utut diketahui dianggap sebagai pecatur terbaik pernah dimiliki Tanah Air, ia juga saat ini merupakan Grandmaster peringkat tertinggi di Indonesia.

"Kalau ditanya pernah main tidak sama Utut? Pernah. Tapi pernah menang tidak? Ya mohon maaf, tidak penah," kelakarnya.

Baca Juga: Kisah Rektor ITERA Prof Pugeg Rela Merantau Sejak SMP demi Pendidikan

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya