2. Hustle culture

unplash.com/Luis Villasmil

Jika kamu adalah orang yang bekerja berlebihan tapi merasa belum melakukan pekerjaan apa-apa, kamu disebut hustle culture atau memiliki semangat meluap. Itu karena budaya hustle culture ini mendorong kamu melakukan pekerjaan tanpa henti untuk mencapai karir setinggi mungkin.  

Biasanya, orang-orang dengan budaya tersebut menganggap dirinya sangat produktif karena apapun yang mereka lakukan harus berhubungan dengan pekerjaan. Seseorang dengan budaya hustle culture sampai mengesampingkan kondisi kesehatan fisik dan mentalnya demi memenuhi standar-standar kesuksesan berlaku di lingkungan sosial. 

Seperti harus memiliki gaji dua digit sebelum usia 30 tahun atau segera memiliki rumah dan mobil pribadi. Padahal semua tujuan tersebut tidak akan ada artinya jika kesehatan kamu mulai terganggu lho.

Tak hanya itu, terlalu lelah dalam melakukan pekerjaan justru akan menurunkan produktivitas kamu. Masih ingin terjebak dengan budaya hustle culture?  

Baca Juga: Suportif untuk Kemajuan Bersama, 5 Tanda Lingkungan Kerjamu Sehat

3. Creative block

ilustrasi menulis (unsplash.com/Ava Sol)

Merasa kehilangan motivasi atau tidak menemukan ide dalam membuat sebuah karya? Itu jadi tanda kamu sedang mengalami creative block. Kondisi ini sering dialami para pekerja kreatif atau penulis buku tidak menemukan inspirasi saat membuat karya.

Kondisi ini kedatangannya tidak bisa ditebak lho, bisa datang kapan saja bahkan bertahan dalam waktu lama jika tidak segera kamu atasi.  

Saat mengalami creative block kamu perlu memancing imajinasimu supaya bisa berpikir kreatif dan menemukan ide-ide cemerlang. Salah satunya bermain permainan kreativitas, nonton atau membaca referensi sesuai dengan karya akan kamu buat.  

4. Brainstorm

ilustrasi diskusi kelompok (unsplash.com/Mimi Thian)

Jika kondisi creative block kamu mulai membuat stres dan frustasi bisa kamu atasi dengan cara brainstorm lho. Konsepnya adalah, mengasah otak berpikir secara logis, spontan dan kreatif.

Metode ini sering digunakan Gen Z untuk memecahkan masalah secara berkelompok supaya menghasilkan ide lebih cepat. Karena semakin banyak orang terlibat dalam brainstorming, maka ide yang didapat juga semakin beragam.

Tapi tak harus berkelompok, kamu juga bisa melakukab brainstorming sendiri, jika tidak percaya diri menyampaikan ide di depan banyak orang.  Cara bisa kamu lakukan adalah menuliskan ide apa saja yang muncul di otak kamu.

Atau menuliskan permasalahan sedang kamu alami, kapan itu terjadi, penyebab masalah dan bagaimana itu bisa terjadi. Supaya lebih mudah dalam memecahkan masalah creative block sedang kamu alami.  

5. Demot

Ilustrasi lelah bekerja. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Istilah satu ini biasakan diberikan pada orang-orang yang kehilangan motivasi itulah sebabnya disebut demot atau demotivasi. Fase ini sebenarnya sering dialami setiap orang dari berbagai kalangan.

Seperti pelajar kehilangan motivasi belajar karena terlalu lama belajar dari rumah atau karyawan terlalu lama diberlakukan work form home (bekerja dari rumah) sehingga tidak memiliki semangat lagi dalam melakukan pekerjaannya.  

Saat mengalami demotivasi hal bisa kamu coba untuk membangkitkan semangat adalah melakukan hal-hal membuat kembali tertawa lepas dan bahagia. Seperti mencoba hobi baru yang belum pernah kamu lakukan.

Kamu juga bisa membaca buku-buku tentang perkembangan diri atau merenungkan sejenak apa yang saat ini sedang kamu butuhkan. Jika semangat sudah kembali, tentu pekerjaan kamu akan lebih cepat dan lebih mudah dikerjakan bukan?  

Itu dia beberapa istilah sering digunakan Gen Z dalam aktivitas pekerjaan.  Jika sedang mengalami fase-fase tersebut segera ambil alih dirimu supaya tidak berlanjut dan menghambat pekerjaan bahkan berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik. 

Baca Juga: Benarkah Wanita Karier Bukan Ibu yang Baik? Cek 5 Fakta Ini