Cara Mengatasi Nyeri Haid Tidak Tertahankan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Nyeri haid atau dismenore umum dialami setiap wanita selama menstruasi. Nyeri haid umumnya dialami wanita pada awal masa menstruasi.
Rasa sakit di perut bagian bawah ini tidak begitu menyiksa pada sebagian wanita, sehingga mereka tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Penyebab nyeri haid bermacam-macam.
Namun, kamu perlu waspada bila nyeri haid yang muncul tak tertahankan dan tak kunjung hilang. Perempuan perlu waspada jika nyeri haid terasa sangat parah dan muncul setiap kali datang bulan.
Begitu pula jika nyeri haid muncul beserta keluhan lain, seperti perdarahan berlebih, periode menstruasi lebih lama dari biasanya, keputihan tidak normal, nyeri terasa intens di area panggul, serta demam. Bisa jadi ini menandakan adanya penyakit atau gangguan tertentu. Yuk simak penjelasan berikut dilansir dari RS Hermina Lampung.
Faktor nyeri haid tak tertahankan
Beberapa wanita mungkin merasakan nyeri haid yang tidak tertahankan hingga tidak mampu melakukan apa pun. Ada beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami nyeri haid yang lebih parah, di antaranya:
- Riwayat menstruasi pertama kali saat berusia 11 tahun atau lebih awal
- Berusia di bawah 30 tahun
- Pendarahan berlebihan selama menstruasi dalam waktu lebih dari 7 hari (menorrhagia)
- Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol
- Berat badan berlebih atau kurang
- Riwayat keluhan nyeri haid parah di keluarga
- Pendarahan tidak teratur (metrorrhagia)
Baca Juga: Harga Pasang Behel di 5 Klinik Gigi Lampung, Ada Beri Promo Maret Ini!
Nyeri haid primer dan sekunder
Nyeri haid atau dismenore terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer adalah rasa nyeri yang umum dialami wanita, terutama di masa awal menstruasi.
Nyeri haid akibat dismenore sekunder biasanya terjadi lebih awal dari nyeri haid biasa dan berlangsung lebih lama. Dismenore sekunder merupakan rasa nyeri yang disebabkan oleh beberapa penyakit atau kondisi, seperti:
- Endometriosis
- Radang Panggul
- Adenomiosis
- Fibroid atau miom, yaitu tumor di dinding rahim yang tidak bersifat kanker
- Efek samping penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim atau intrauterine device (IUD)
Selain nyeri haid, dismenore sekunder umumnya juga dapat disertai gejala lain, seperti menstruasi tidak teratur, keputihan yang kental dan berbau, perdarahan di antara masa menstruasi, serta nyeri saat melakukan hubungan seksual.
Selain itu, nyeri haid juga bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti masalah pada kandung kemih atau saluran indung telur (tuba Falopi) dan penyempitan leher rahim.
Kontraksi otot rahim
Saat menstruasi, dinding rahim akan meluruh dan berkontraksi lebih kencang untuk mengeluarkan sel telur yang tidak dibuahi. Keluarnya sel telur dan jaringan dinding rahim inilah yang tampak menyerupai darah haid.
Kontraksi ini dapat menekan pembuluh darah yang mengelilingi rahim, sehingga memutus suplai darah dan oksigen ke rahim. Kondisi tersebut menyebabkan jaringan rahim melepaskan bahan kimia yang menimbulkan rasa nyeri, seperti prostaglandin
Prostaglandin dapat membuat otot rahim berkontraksi semakin kencang, sehingga menimbulkan nyeri haid. Zat ini juga dapat menimbulkan beberapa keluhan lain saat haid, seperti mual, mulas, lemas, dan sakit kepala.
Setelah menstruasi selesai, jumlah prostaglandin akan berkurang, sehingga nyeri haid dan gejala lainnya pun bisa mereda dengan sendirinya.
Cara mengatasi nyeri haid tidak tertahankan
Jika merasakan nyeri haid mengganggu, ada beberapa cara sederhana yang bisa lakukan untuk meringankan keluhan tersebut, antara lain:
- Memberikan kompres hangat di perut bagian bawah terasa nyeri atau kram
- Memperbanyak aktivitas fisik atau olahraga
- Melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan
- Membatasi konsumsi makanan berlemak dan minuman mengandung kafein serta alkohol
- Mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih
- Mengonsumsi teh herbal, seperti teh chamomile dan jahe
- Mengurangi stres
- Menggunakan obat peredang nyeri seperti paracetamol
Jika berbagai cara sudah diterapkan tidak mampu mengurangi nyeri haid yang dirasakan, disarankan melakukan pemeriksaan medis ke dokter. Setelah memeriksa kondisidan menentukan penyebab nyeri haid yang dirasakan, dokter dapat memberikan pengobatan sesuai.
Baca Juga: Kamu Sering Begadang? Ternyata Ada Efek Negatif Jangka Panjang