Mengenal Kompor Induksi, Lebih Hemat Dibanding Kompor Gas?

Lebih aman, mudah, dan efisien?

Pemanfaatan kompor induksi memiliki beragam keunggulan dan manfaat dapat dirasakan masyarakat dan negara. Bahkan, PT PLN (Persero) mendukung penggunaan kompor ini demi menciptakan kemandirian energi nasional.

"PLN sangat merekomendasikan penggunaan kompor induksi di dapur rumah tangga karena lebih aman, mudah, dan efisien," kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi dalam keterangan resmi, Rabu (6/4/2022).

Apa saja sisi unik kompor listrik induksi? Berikut IDN Times ulas.

Keunggulan kompor induksi

Mengenal Kompor Induksi, Lebih Hemat Dibanding Kompor Gas?Ilustrasi kompor induksi. (Dok. PLN).

Agung menyebutkan sejumlah keunggulan menggunakan kompor induksi. Pertama, lebih praktis. Pasalnya, pengguna kompor listrik tidak perlu menukar tabung LPG ketika habis.

Kompor ini bekerja ketika alat masak diletakkan di atas kompor, lalu arus listrik bolak-balik dilewatkan dari dalam badan kompor melalui gulungan kawat. Panas yang dihasilkan langsung dialirkan ke alat masak, sehingga ketika bersentuhan dengan anggota tubuh tidak terasa panas dan relatif aman.

"Dari sisi waktu memasak juga lebih cepat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas sehingga hemat waktu.

Keunggulan kompor induksi berikutnya adalah lebih aman. Itu karena, kompor tersebut tidak menimbulkan api dan asap sehingga risiko menimbulkan kebakaran jauh lebih kecil, selain itu juga tidak ada potensi ledakan akibat bahan bakar.

"Kompor induksi yang tanpa api dan asap juga lebih sehat bagi penggunanya sebab tidak menghasilkan emisi, selain itu juga ramah terhadap anak-anak karena lebih aman," papar Agung.

Lebih murah dibandingkan kompor LPG

Mengenal Kompor Induksi, Lebih Hemat Dibanding Kompor Gas?Ilustrasi kompor induksi. (Dok. PLN).

Dari sisi penggunaan, kompor induksi juga lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukkan, rumah tangga kecil rata-rata mengkonsumsi 11,4 kg LPG subsidi dengan biaya Rp79.400 per bulan setelah disubsidi pemerintah sebesar Rp 125.400. Sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan LPG mencapai Rp 204.800 per bulan.

Sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan kompor induksi sebagai berikut, harga listrik tanpa subsidi 1 kWh Rp 1.444,7 sedangkan kebutuhan listrik per bulan sebesar 82 kWh. Dengan begitu biaya yang dibutuhkan untuk masak per bulan menggunakan kompor induksi tanpa subsidi sebesar Rp 118.465 sehingga terdapat penghematan sekitar Rp 86.335 setiap bulan.

"Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas," ujar Agung.

Baca Juga: Cara PLN Lampung Amankan Pasokan Listrik Ramadan hingga Lebaran

Cerita warga pakai kompor induksi

Mengenal Kompor Induksi, Lebih Hemat Dibanding Kompor Gas?Ilustrasi kompor induksi. (Dok. PLN).

Kompor induksi pun telah digunakan segala sektor baik rumah tangga hingga komersial. Kafe Kalukulolo, di Toli- Toli Sulawesi Tengah misalnya. Imran sang pemilik kafe mengatakan, tempat usahanya telah meninggalkan kompor berbahan bakar LPG dan beralih menggunakan kompor induksi untuk mendukung kebutuhan operasionalnya.

Imran mengisahkan, awalnya beralih menggunakan kompor induksi untuk disesuaikan dengan desain konsep kafe kekinian. Namun setelah berjalannya waktu, Imran pun juga merasakan keunggulan lainnya.

"Bentuk kompor induksi itu kekinian, sesuai dengan konsep kafe kami. Ternyata juga lebih bersih dibanding kompor gas," kata Imran.

Tak khawatir bahan bakar habis saat memasak

Mengenal Kompor Induksi, Lebih Hemat Dibanding Kompor Gas?ilustrasi Memasak (Dok. IDN Times)

Imran mengatakan, lebih menghemat pengeluaran dalam biaya operasional energi ketika menggunakan kompor induksi. Selain itu waktu memasak juga menjadi lebih cepat karena panas yang dihasilkan pun optimal.

Menurutnya, setelah menggunakan kompor induksi tidak ada lagi kekhawatiran kehabisan bahan bakar ketika sedang memasak, sebab PLN selalu menyediakan energi listrik yang andal secara optimal.

Dia melanjutkan, menggunakan kompor induksi pun jauh lebih aman sebab tidak ada risiko kebocoran gas yang dapat menjadi pemicu kebakaran, sehingga lebih nyaman dalam menjalankan kegiatan usaha. "Kompor induksi juga lebih simpel, karena kami sering ikut event di luar kafe enggak perlu repot lagi mengangkat-angkat tabung gas," tuturnya.

Kajian PLN, negara dapat hemat subsidi LPG Rp450 miliar

Mengenal Kompor Induksi, Lebih Hemat Dibanding Kompor Gas?Shutterstock

Tak hanya pengguna yang mendapat manfaat, negara juga memperoleh penghematan subsidi dan impor jika masyarakat beralih menggunakan kompor induksi. Dalam kajian PLN, untuk konversi sejumlah 300 ribu pengguna per tahunnya, akan dapat memberikan penghematan subsidi LPG sekitar Rp450 miliar dan menekan biaya impor LPG sebesar Rp220 miliar.

"Jika beralih menggunakan kompor induksi Indonesia juga akan mandiri energi sebab tanpa harus bergantung ke impor. Sebab selama ini kompor LPG sebagian besar penyediaan energinya masih impor," tambahnya.

PLN pun telah melakukan sejumlah upaya untuk menumbuhkan minat masyarakat beralih ke kompor induksi, yaitu memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp150 ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi untuk pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang memiliki kerja sama dengan PLN.

PLN juga memiliki produk layanan Ekstra Daya, yaitu paket tambahan kapasitas daya bagi rumah baru. Pelanggan cukup membayar biaya penyambungan daya 900 VA dan mendapat kapasitas daya 2.200 VA jika sudah dilengkapi kompor Induksi lengkap peralatan masak. Program ini dilakukan dengan menggandeng BUMN Karya serta perusahaan properti.

"Produk-produk layanan PLN untuk paket kompor induksi ini merupakan bagian dari rencana program konversi energi berbasis impor menjadi domestik. Langkah ini akan berkontribusi terhadap penguatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," imbuh Agung.

Baca Juga: Gubernur Lampung Bertemu Petinggi PLN, Ini yang Dibahas

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya