Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Unik Lomba Tangguh Pangan Kota Metro 2025 (Dok/Humas Pemkot Metro)
Potret Unik Lomba Tangguh Pangan Kota Metro 2025 (Dok/Humas Pemkot Metro)

Intinya sih...

  • Kelurahan Rejomulyo siap bersaing di Lomba Kelurahan Tingkat Kota Metro 2025 dengan visi menjadi kelurahan yang CERDAS.
  • Lomba ini menampilkan capaian pembangunan, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat serta diikuti oleh berbagai inovasi lokal.
  • Pemenang lomba akan mewakili Kota Metro ke tingkat Provinsi Lampung untuk mendorong inovasi dan semangat gotong royong.

Metro, IDN Times - Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro, menunjukkan kesiapannya untuk bersaing dalam Lomba Kelurahan Tingkat Kota Metro 2025. Mengusung visi menjadi kelurahan yang CERDAS (Cekatan, Edukasi, Ramah, Dedikasi, Amanah, Santun), Rejomulyo menghadirkan sinergi kuat antara pemerintah, masyarakat, dan elemen pembangunan lainnya.

Lomba ini menjadi ajang untuk menampilkan capaian pembangunan, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat di tingkat kelurahan. Dilaksanakan Senin (19/5/2025), kegiatan ini sekaligus menjadi momentum penting untuk menunjukkan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Mau tahu bagaimana keseruan lombanya, Berikut IDN Times akan memberikan informasi seputar Lomba Tangguh Pangan antar kelurahan di Kota Metro.

1. Deretan inovasi unggulan partisipatif

Potret Unik Lomba Tangguh Pangan Kota Metro 2025 (Dok/Humas Pemkot Metro)

Berbagai inovasi lokal telah dikembangkan dan dijalankan secara partisipatif bersama warga, kader kesehatan, PKK, Karang Taruna, dan tokoh masyarakat. Beberapa di antaranya adalah GEMAYURIBU (Gerakan Makan Sayur Hijau dan Buah), GEMARIKAN LE (Gerakan Makan Ikan Lele), TAHU BUNTING (Tabungan Subuh Bantu Cegah Stunting), ES PELANGI CETING (Edukasi Simulasi Pengolahan Makanan Bergizi).

Tak hanya di bidang kesehatan, Rejomulyo juga memiliki inovasi dalam bidang keamanan dan kebersihan seperti NASABAH CETING (Nabung Sampah Cegah Stunting), serta LINMAS SIGAP MAS (Siap dan Tanggap Jaga Masyarakat). 

2. Wujudkan ketahanan pangan nasional menuju Indonesia emas

Potret Unik Lomba Tangguh Pangan Kota Metro 2025 (Dok/Humas Pemkot Metro)

Ketua Tim Penilai Lomba Kelurahan Tingkat Kota Metro 2025, Supriyadi, menyampaikan lomba kelurahan merupakan momentum penting untuk mengukur kinerja pembangunan kelurahan secara menyeluruh. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi sambutan hangat dari masyarakat Rejomulyo dan menyebut kegiatan ini sebagai bentuk evaluasi yang sangat relevan dalam mengembangkan tata kelola pemerintahan yang partisipatif.

"Lomba ini tidak sekadar agenda tahunan bersifat seremonial, melainkan merupakan instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 81 Tahun 2015," kata Supriyadi. 

Supriyadi mengatakan, tahun ini, lomba mengangkat tema “Kelurahan Tangguh Pangan, Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional Menuju Indonesia Emas”, yang sangat relevan dengan isu-isu strategis bangsa saat ini. Penilaian lomba dilakukan dalam tiga tahap, yaitu penilaian administrasi, pemaparan peserta, dan klarifikasi lapangan. Semua proses dilakukan secara objektif dengan indikator yang telah ditentukan.

Supriyadi menambahkan; pemenang lomba kelurahan tingkat kota nantinya akan mewakili Kota Metro ke tingkat Provinsi Lampung. Selain mencari yang terbaik, tujuan dari lomba ini adalah untuk mendorong inovasi, memperkuat semangat gotong royong, serta menjadikan kelurahan sebagai laboratorium nyata (labsite) pengembangan pemerintahan partisipatif.

3. Sejarah panjang Rejomulyo sejak kolonial Belanda

Potret Unik Lomba Tangguh Pangan Kota Metro 2025 (Dok/Humas Pemkot Metro)

Sementara itu Lurah Rejomulyo, Margono, menyatakan Rejomulyo memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak masa kolonial Belanda. Dibuka pada tahun 1938 sebagai bagian dari program kolonisasi, wilayah ini menjadi pemukiman warga asal Nganjuk dan Bojonegoro.

Nama Rejomulyo menurutnya berasal dari kata “Rejo” (ramai) dan “Mulyo” (makmur/tenteram), yang mencerminkan harapan akan kehidupan yang sejahtera. Setelah otonomi daerah, melalui Perda Kota Metro Nomor 23 Tahun 2000, Rejomulyo resmi menjadi kelurahan sejak 11 Januari 2001.

Lebih lanjut Margono menjelaskan, Kelurahan Rejomulyo memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.689 jiwa, yang menunjukkan kepadatan yang seimbang dengan dinamika sosial yang harmonis.

"Warga Rejomulyo terdiri dari latar belakang pendidikan dan agama beragam, namun mampu hidup berdampingan dengan semangat kebersamaan yang kuat," ujarnya. 

Ia mengatakan, dalam bidang pendidikan, kelurahan ini memiliki total 11 satuan pendidikan, yang mencakup jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team