Sosok Dr Aditya M.Biomed, Masa Remaja 'Pendekar' Kini Pejuang COVID-19

Pernah menjadi dokter di rumah sakit jiwa

Bandar Lampung, IDN Times - Dr. Aditya M.Biomed tak pernah melupakan masa kecilnya dan bagaimana peran orang tuanya mendukung pendidikan anak. Berlatar belakang orang tua hidup sederhana bekerja sebagai petani dan guru dan dari daerah jauh dari ibukota Sumatera Selatan tak membuat Aditnya berkecil hati.

IDN Times berkesempatan mewancarai pria yang menjabat Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandar Lampung dan Kepala Unit Tanggap Darurat (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung di ruang kerjanya, Selasa (12/1/2021). Berikut ceritanya.

1. Orang tua mengharuskan anak merantau untuk menuntut ilmu

Sosok Dr Aditya M.Biomed, Masa Remaja 'Pendekar' Kini Pejuang COVID-19idntimes.com

Semasa kecil, Dr Aditya gemar olahraga bela diri kempo, karate, dan pencak silat. Bahkan saat SMP, sempat mengikuti kejuaraan nasional Kempo di Sumatera Selatan.

Selepas lulus SMA, orang tuanya meminta anak-anak meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Lantaran tempat tinggalnya  berada diperbatasan antara Palembang dan Jambi mengharuskannya untuk memilih daerah yang akan dijadikannya sebagai tempat menimba ilmu.

“Jadi dulu orang tua saya itu guru dan juga petani. Tapi alhamdulilah walau pun dari keluarga sederhana bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai jadi dokter, insinyur dan bidan. Dulu kami ini kalau abis lulus SMA harus keluar dari Sekayu buat ngejar pendidikan,” kenangnya.

2. Awal mula menjalani tugas sebagai dokter

Sosok Dr Aditya M.Biomed, Masa Remaja 'Pendekar' Kini Pejuang COVID-19IDN Times/Istimewa

Dr. Aditya menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan. Selepas lulus 1998, langsung menjadi dokter PTT di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

“Zaman itu ada namanya program pemerintah  ditempatkan di seluruh Indonesia kita tinggal milih provinsi aja. Saya pilih Lampung karena istri saya lolos PNS di Lampung,”papar Adit, sapaan akrabnya.

Saat menjadi dokter di rumah sakit jiwa, Adit merasa bukan hasratnya dan hanya satu tahun bertugas. Pada tahun 2000, dia pindah di Puskesmas Karanganyar yang menurutnya lebih menantang.

Kariernya kemudian berlanjut menjadi dokter di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Bandar Lampung hingga saat ini. Ia juga menjadi dokter di UTD Lab Kesehatan Daerah Provinsi Lampung serta dosen di Poltekes Tanjungkarang hingga saat ini.

Pada tahun 2007, Adit melanjutkan pendidikan pascasarjana jurusan tranfusi darah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Usai lulus, terbentuklah organisasi ikatan dokter tranfusi darah Indonesia dan dia menjabat sebagai skretaris jenderal. 

Baca Juga: Bandar Lampung Tetap Zona Merah, Sumbang Kasus COVID-19 Tertinggi

3. Suka ajak istri dan anak ke toko buku

Sosok Dr Aditya M.Biomed, Masa Remaja 'Pendekar' Kini Pejuang COVID-19Ilustrasi keluarga. IDN Times/Mardya Shakti

Di tengah pandemik COVID-19 yang masih terjadi, Adit hampir tak memiliki waktu libur. Bahkan, di hari libur pun tetap harus mengurusi hasil test swab yang akan diperiksa.

“Jadi memang tantangannya makin berat sehingga keluarga bukan dikesampingkan tapi saat ini prioritasnya masih ke sini. Jadi saya sudah tidak pernah merasakan tidur siang lagi sekarang. Kalau dulu pulang jam tiga nyuri-nyuri tidur sebelum praktik, sekarang full seharian,” ujar ayah dari lima anak ini.

Menurut Adit, keluarganya sudah beradaptasi dengan kondisi saat ini yang tidak bisa sembarangan mendekatinya saat dia pulang bekerja serta harus merelakan waktu liburnya untuk berada di lab. “Anak-anak saya bahkan yang paling kecil sudah paham kalau saya baru sampai di rumah mereka nggak ada yang deket saya dulu. Nunggu saya bersih-bersih baru bisa main bareng sama mereka,” ujarnya.

Kendati demikian, ia berupa periode satu bulan, ada jadwal pergi ke toko buku bersama keluarga. Hal itu lantaran dia ingin membiasakan anak-anaknya untuk gemar membaca dan menyukai buku.

4. Tak lagi melakoni hobi

Sosok Dr Aditya M.Biomed, Masa Remaja 'Pendekar' Kini Pejuang COVID-19Dr. Aditnya M.Biomed. (IDN Times/Istimewa).

Terkait melakoni hobi masa kecil yakni bela diri, Adit menyatakan sulit untuk melakoninya saat ini. Menurutnya seorang dokter rasanya tak memiliki hobi karena waktunya sudah banyak dihabiskan di ruang kerja.

Ia menerangkan, selama menjadi dokter ini hobinya adalah jalan-jalan ke tempat baru yang bisa menambah ilmu baru dan relasi baru. Sebelum pandemik dia sering mengajak anaknya mengendarai motor untuk berkunjung ke sawah atau kebun milik temannya.

5. Menjaga pola makan untuk hidup lebih sehat

Sosok Dr Aditya M.Biomed, Masa Remaja 'Pendekar' Kini Pejuang COVID-19Ilustrasi Makan Sehat (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain sulit melakoni hobi, sekadar mengalokasikan waktu berolahraga di tengah pandemik ini pun masih belum bisa dilakukannya. Namun dia berupa menyiasati melalui asupan makanan yang sehat.

“Sebenarnya istri juga sudah memperingatkan untuk olahraga cuma ya waktunya itu kapan. Jadi ya saya menghindari makan sembarangan karena buat kesehatan juga. Padahal saya ini orang yang hobi makan, kalau stres saya pasti makan,”jelasnya.

Selain itu terkait pandemik ini dia percaya apa pun yang terjadi di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Semua sudah digariskan Sang Khalik.

“Kita ambil hikmahnya saja, kalau enggak ya kita frustasi sendiri sudah setahun dan tidak ada tanda-tandanya akan berakhir (pandemik). Kita sudah mulai beradaptasi sudah mulai merasa hidup dengan style gaya baru. Kalau ambil hikmahnya sekarang kita lebih peduli dengan kesehatan dan kebersihan,” jelas Adit.

Baca Juga: Waspada! Enam Kabupaten/Kota Lampung Zona Merah COVID-19

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya