Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

PPN 12 Persen, Pedagang di Bandar Lampung Ngeluh Bapok Ikut Naik

Penampakan pedagang di Pasar Kangkung, Bandar Lampung, Selasa (31/1/2024). (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).
Intinya sih...
  • Harga Minyak goreng curah dan telur ayam ras naik di pasar tradisional Kota Bandar Lampung menjelang penerapan PPN 12 persen.
  • Pedagang di Pasar Kangkung mengeluhkan kenaikan harga bapok untung semakin tipis dan memaksa konsumen merogoh kocek lebih dalam.
  • Pedagang Pasar Pasir Gintung menyatakan kenaikan PPN 12 persen berpengaruh pada penjualan meskipun stok cukup melimpah di pengujung tahun.

Bandar Lampung, IDN Times - Para pedagang pasar tradisional di Kota Bandar Lampung kompak mengeluhkan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok (Bapok) menjelang penerapan kebijakan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025.

Berdasarkan pantauan IDN Times di Pasar Kangkung dan Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung, Selasa (31/12/2024), kenaikan harga diakui pedagang serentak terjadi pada semua jenis bapok, terutama minyak goreng curah Rp20 ribu per liter dan MinyaKita Rp19 ribu per liter.

Lalu harga telur ayam ras mencapai Rp28-29 ribu per Kg, beras non premium dan beras SPHP Bulog Rp13,5 -14 ribu per Kg, sedangkan untuk beras jenis premium mencapai Rp15-16 ribu per Kg.

1. Kenaikan harga bapok mulai terjadi sejak 2 bulan lalu

Penampakan pedagang di Pasar Kangkung, Bandar Lampung, Selasa (31/1/2024). (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Terkait kondisi ini, Anis (47), salah satu pedagang di Pasar Kangkung mengatakan, kenaikan harga bapok telah terjadi dua bulan lalu tepatnya sejak wacana kebijakan kenaikan PPN menjadi 12 persen mulai digaungkan.

Kondisi serupa diakui kian diperparah mendekati momentum perayaan Hari Natal 2024 dan pergantian tahun baru 2025 (Nataru). Alhasil, beberapa jenis harga kebutuhan bapok kian melonjak tajam.

"Naik semua gak ada yang gak naik, ya karena PPN itu. Kalau kita ini semua di pajakin, ibaratnya sebagai pedagang, barang belum dijual tapi kita sudah dipajakin duluan," ujarnya dimintai keterangan di sela-sela melayani pembeli.

2. Pedagang dan pembeli mengeluh, distributor kian untung

Penampakan pedagang di Pasar Kangkung, Bandar Lampung, Selasa (31/1/2024). (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Lanjut Anis, kondisi tersebut diakui cukup menyulitkan para pedagang. Pasalnya, penjualan barang dagangan tidak bisa mendatangkan keuntungan secara signifikan, dikarenakan harga beli dari distribusi sudah tergolong cukup tinggi.

Sedangkan bagi para konsumen, kondisi harga tinggi bapok ini hampir dikeluhkan oleh rata-rata pembeli. Alhasil, masyarakat terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Jadi yang untung banyak itu sekarang para distributor besar, karena mereka bisa beli banyak, kalau kita belinya terbatas sesuai budget dan harganya juga sudah naik. Tambah lagi harus mikirkan PPN dan upah bongkar barang untuk kuli," keluh wanita telah berdagang di Pasar Kangkung sejak 30 tahun lalu itu.

3. Kenaikan harga di luar prediksi biasa terjadi di perayaan hari besar

Penampakan pedagang di Pasar Kangkung, Bandar Lampung, Selasa (31/1/2024). (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Kondisi serupa juga dikeluhkan oleh Yadi, salah satu pedagang Pasar Pasir Gintung mengatakan, kebijakan kenaikan PPN menjadi 12 persen tersebut amat berpengaruh pada penjualan kebutuhan bapok.

Meski demikian, rata-rata suplai stok bapok cukup melimpah di pengujung tahun ini, sehingga pedagang tidak perlu mengkhawatirkan soal kebutuhan stok barang dagangan

"Kenaikan memang terjadi di hari-hari besar, tapi karena ada kebijakan PPN naik jadi 12 persen, kondisi ini lebih tinggi lagi naiknya (harga bapok)," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
Tama Wiguna
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us