Itera-UBL Gagas Proyek KEM11LAU, Fokus Atasi Masalah Kota di Lampung

- Proyek KEM11LAU fokus atasi masalah kota inklusif dan berkelanjutan di Lampung
- Itera siap terlibat aktif lewat riset dan pendekatan saintifik
- Langkah awal, petakan wilayah dan bentuk agenda bersama untuk kerja sama strategis
Lampung Selatan, IDN Times – Pusat Pembangunan Berkelanjutan Institut Teknologi Sumatera (SDGs Center Itera) bersama SDGs Center Universitas Bandar Lampung (UBL) resmi menjajaki kerja sama strategis dalam proyek inovasi pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi ini dikukuhkan melalui penyusunan Letter of Intent (LoI) dalam Proyek Kemitraan Multi-Pihak Inovasi SDGs 11 Lampung atau disingkat Proyek KEM11LAU. Pertemuan berlangsung di Gedung Training Center Itera dan dihadiri para perwakilan dari kedua perguruan tinggi.
1. Fokus tangani tantangan kota inklusif dan berkelanjutan

Proyek KEM11LAU dirancang untuk berjalan selama tiga tahun ke depan, dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor atau pentahelix, melibatkan unsur pemerintah, akademisi, komunitas, swasta, dan media. Fokus utama proyek ini adalah mengatasi berbagai tantangan pembangunan perkotaan di Provinsi Lampung demi mewujudkan kota yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau SDGs 11.
Kepala SDGs Center UBL, Fritz Akhmad Nuzir menekankan beberapa masalah krusial telah diidentifikasi, seperti kawasan permukiman kumuh, banjir, urban sprawl, kesenjangan antara kebijakan dan implementasi, serta layanan dasar seperti sanitasi dan pengelolaan sampah yang belum optimal.
“Kolaborasi multi pihak adalah pendekatan paling relevan dalam menghadapi kompleksitas isu perkotaan di Lampung. Kita ingin hasilkan solusi yang aplikatif, bukan sekadar konseptual,” jelas Fritz, Kamis (7/8/2025).
2. Itera siap terlibat aktif lewat riset dan pendekatan saintifik

Kepala LPPM Itera, Fatikul Arif, menyambut baik kolaborasi ini dan menyebutkan Itera siap berkontribusi aktif melalui unit-unit strategis, termasuk Sustainable Infrastructure Research Center. Menurutnya, unit tersebut sedang fokus mengkaji isu-isu seperti ketahanan infrastruktur dan rantai pasok pangan.
“SDGs Center Itera juga bisa berperan dalam perencanaan program yang berkelanjutan. Sinergi ini penting untuk menjembatani kebutuhan lokal dengan pendekatan saintifik,” ujarnya.
Kepala SDGs Center Itera, Rinda Gusvita, menambahkan, Itera siap terlibat secara konkret dalam satu lokus dan isu strategis yang akan dikerjakan bersama. “Keterlibatan multi disiplin adalah kunci agar program benar-benar terasa dampaknya di masyarakat,” kata Rinda.
3. Langkah awal petakan wilayah dan bentuk agenda bersama

Melalui penyusunan LoI ini, kedua pihak sepakat memulai tahapan awal kerja sama. Ini termasuk pemetaan pihak-pihak yang akan dilibatkan, penentuan wilayah fokus intervensi, hingga penyusunan agenda dan aksi bersama.
"Kolaborasi ini diharapkan menjadi titik awal transformasi nyata dalam pembangunan perkotaan di Lampung, dan bisa menjadi model inovasi SDGs 11 di tingkat daerah," tambah Rinda.