Harimau Masuk Kandang Jebak di Lambar Jalani Uji DNA dan Perawatan

- Analisis DNA dan pola loreng harimau sumatera
- Harimau alami dua luka jerat di kaki dan pinggang
- Identifikasi melalui pemeriksaan morfologi, analisis pola loreng, dan uji DNA
Lampung Barat, IDN Times - Seekor Harimau Sumatera tertangkap kandang jebak di area perkebunan Kali Pasir, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat masih menjalani pemantauan dan pengawasan oleh petugas.
Dokter hewan Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS), drh Erni Suyanti mengatakan, hasil identifikasi awal harimau tersebut berjenis kelamin jantan dan berukuran sekitar 150 sentimeter.
"Kami (BBTNBBS bersama BKSDA) masih memeriksa secara detail, untuk memastikan apakah harimau ini individu yang sebelumnya menyerang manusia di wilayah BNS, Suoh, atau Batu Brak,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).
1. Jalani analisis DNA hingga pola loreng

Erni melanjutkan, upaya identifikasi tersebut penting guna mengetahui asal-usul dan pergerakan Harimau Sumatera tersebut. Terlebih sejumlah kejadian interaksi negatif terhadap warga di sekitar kawasan hutan konservasi masih dalam penyelidikan.
Menurutnya, satwa liar dilindungi tersebut akan menjalani pemeriksaan dan pemantauan mendalam, seperti upaya analisis DNA hingga pola loreng pada tubuh.
"Jadi harapannya, tim bisa memastikan apakah harimau ini merupakan individu yang terlibat dalam sejumlah konflik antara manusia dan satwa di wilayah-wilayah tersebut," katanya.
2. Harimau alami dua luka jerat

Terkait kondisi terkini, Erni menyebutkan, harimau jantan tersebut dalam kondisi cukup stabil pascadievakuasi oleh petugas gabung ke BBTNBBS. Namun, hasil pemeriksaan menemukan dua luka jerat di bagian kaki dan pinggang.
"Untuk luka di pinggang tampak terbuka dan cukup dalam, sementara luka di kaki menunjukkan bekas lilitan kawat," ucapnya.
Tim medis menduga luka tersebut berasal dari jerat dipasang petugas BBTNBBS beberapa waktu lalu, sebelum akhirnya satwa tersebut masuk ke dalam kandang jebak. Selain itu, tim turut menemukan gesekan ringan pada tubuh harimau diduga terjadi saat proses evakuasi dari dalam kandang jebak.
“Sejauh ini, hasil pemantauan memperlihatkan kondisi harimau cukup baik dan responsif, tapi dua luka jeratnya membutuhkan penanganan intensif agar tidak terinfeksi,” lanjut dia.
3. Identifikasi sertakan kamera trap

Dalam upaya penanganannya, Erni menambahkan, tim konservasi bakal melakukan pemeriksaan morfologi, analisis pola loreng, hingga uji DNA. Pasalnya, setiap harimau disebut memiliki pola loreng unik layaknya sidik jari manusia.
Oleh karenanya, tanda pola tersebut bisa digunakan untuk mengidentifikasi individu yang sama dari rekaman kamera trap di lapangan. Sehingga hasil pemeriksaan lengkap bakal menjadi dasar keputusan penanganan lebih lanjut.
“Kami akan mencocokkan pola loreng harimau ini dengan data visual dari kamera trap di wilayah konflik. Kemudian sampel DNA juga akan diuji laboratorium,” imbuhnya.


















