Ekonomi Lampung Tumbuh 5,04 Persen, jadi Tiga Tercepat di Sumatra

- Ekonomi Lampung tumbuh 5,04 persen di triwulan III-2025
- Nilai PDRB mencapai Rp135,56 triliun, didorong oleh pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
- Industri pengolahan dan kesehatan tumbuh pesat secara triwulanan, konsumsi rumah tangga menjadi penopang ekonomi
Bandar Lampung, IDN Times - Perekonomian Provinsi Lampung menunjukkan kinerja solid. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, ekonomi Lampung pada triwulan III-2025 tumbuh sebesar 5,04 persen (year-on-year/y-on-y) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Capaian tersebut menempatkan Lampung sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga di Pulau Sumatra, setelah Kepulauan Riau (7,48 persen) dan Sumatra Selatan (5,20 persen). Meski sedikit melambat dari triwulan II-2025 yang tumbuh 5,09 persen, laju ekonomi Lampung masih berada di atas rata-rata pertumbuhan regional Sumatra yang tercatat 4,90 persen.
1. Nilai PDRB Capai Rp135,56 triliun

Kepala BPS Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution menyampaikan, berdasarkan data BPS, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp135,56 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp76,58 triliun.
Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter/q-to-q), ekonomi Lampung tumbuh 0,69 persen. Sementara secara kumulatif (c-to-c), ekonomi Lampung hingga triwulan III-2025 tumbuh 5,19 persen, meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 4,33 persen.
"Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Lampung didorong oleh kinerja positif sebagian besar lapangan usaha," kata Ahmadriswan.
Lebih lanjut Ahmadriswan menjelaskan, tiga sektor dengan pertumbuhan tertinggi di antaranya, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh 7,74 persen. Kemudian, penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 7,35 persen. Sedangkan Konstruksi tumbuh 6,96 persen.
Meski begitu, lanjutnya, tiga sektor masih mengalami kontraksi, yaitu Pengadaan Listrik dan Gas (-6,85 persen), Pertambangan dan Penggalian (-1,71 persen), dan Pengadaan Air (-0,13 persen).
Ahmadriswan menjelaskan, secara struktur, perekonomian Lampung masih didominasi oleh tiga sektor utama. Di antaranya, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki peranan terbesar yakni 28,38 persen, diikuti Industri Pengolahan 19,44 persen, dan Perdagangan Besar-Eceran 13,91 persen.
2. Industri pengolahan dan kesehatan tumbuh pesat secara triwulanan

Dari sisi triwulan ke triwulan (q-to-q), Ahmadriswan mengatakan, pertumbuhan 0,69 persen terutama didorong oleh lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang naik 6,15 persen, serta Industri pengolahan yang tumbuh 5,10 persen.
Namun, beberapa sektor mengalami perlambatan, dengan transportasi dan pergudangan mencatat kontraksi terdalam sebesar 5,50 persen. Secara kumulatif (c-to-c), kinerja ekonomi Lampung masih terjaga dengan baik.
"Pertumbuhan tertinggi berasal dari industri pengolahan (7,71 persen), penyediaan akomodasi dan makan minum (7,57 persen), serta jasa lainnya (7,30 persen)," jelasnya.
Selain itu, pertumbuhan juga terjadi pada transportasi dan pergudangan (6,77 persen) serta perdagangan besar-eceran dan reparasi kendaraan (5,90 persen). Sementara itu, dua sektor masih minus, yaitu pengadaan listrik dan gas (-1,88 persen) dan pertambangan dan penggalian (-0,73 persen).
3. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga jadi penopang

Disampaikan Ahmadriswan, dari sisi pengeluaran, seluruh komponen mencatat pertumbuhan positif (y-on-y). Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi yang tertinggi dengan 6,05 persen, disusul konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 5,59 persen, dan ekspor barang dan jasa tumbuh 5,33 persen.
Sementara itu, konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang menyumbang porsi terbesar dalam struktur ekonomi Lampung yakni 60,49 persen—tumbuh stabil di 4,94 persen.
"Jika dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q), pertumbuhan 0,69 persen didukung oleh ekspor barang dan jasa (6,04 persen), PMTB (2,16 persen), dan konsumsi pemerintah (1,06 persen). Namun, konsumsi rumah tangga justru mengalami kontraksi sebesar 1,52 persen," jelasnya.
Secara kumulatif (c-to-c), seluruh komponen pengeluaran juga tumbuh positif, dengan ekspor barang dan jasa menjadi yang tertinggi di 8,33 persen.
Ahmadriswan menambahkan, secara spasial, ekonomi Lampung memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Pulau Sumatra, yakni 10,13 persen dari total PDRB regional.
"Dengan capaian ini, Lampung menegaskan posisinya sebagai motor ekonomi penting di kawasan barat Indonesia, terutama lewat peran sektor pertanian dan industri pengolahan yang tetap tangguh di tengah dinamika ekonomi global," imbuhnya.


















