TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Repong Damar Mata Kucing, Kearifan Lokal Pesisir Barat Dikenal Dunia

Repong Damar merupakan agroforestry

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengingatkan masyarakat menjaga tanaman Repong Damar Mata Kucing (Shore javanica). (internet/Krui Motret)

Bandar Lampung, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengingatkan masyarakat menjaga tanaman Repong Damar Mata Kucing (Shore javanica) sebagai perwujudan kearifan lokal dalam pengelolaan hutan di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung.

Plt. Asisten Perekonomian dan Pembanguan Provinsi Lampung Kusnardi mengatakan, jenis tanaman tersebut harus dijaga dan dipertahankan. Terlebih, Repong Damar merupakan agroforestry sudah turun temurun dan dikenal tidak saja di Indonesia namun dunia.

"Ini sebagai bentuk perhatian dan peran serta masyarakat lokal terhadap kelestarian hutan dan lingkungan," ujarnya, Sabtu (4/12/2021).

Baca Juga: Gubernur Arinal Siap Perjuangkan Tapis Lampung Diterima Internasional

1. Perlu adanya sinergi dan kolaborasi

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengingatkan masyarakat menjaga tanaman Repong Damar Mata Kucing (Shore javanica). (internet/Krui Motret)

Kusnardi melanjutkan, Repong Damar adalah contoh baik pengelolaan hutan berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan hidup di tengah-tengah masyarakat. Itu sesuai dengan konsep 'Hutan Lestari dan Masyarakat Sejahtera'.

Oleh karenanya perlu adanya sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dan masyarakat dalam pelestariannya.

"Jenis tamanan ini penting dilestarikan, bukan hanya sebagi identitas daerah Pesisir Barat, Repong Damar juga bagian dari kearifan lokas masyarakat Lampung," ucapnya.

2. Pengarusutamaan konservasi dilakukan melalui sejumlah pendekatan

Hutan hujan tropis Petungkriyono di Pekalongan. IDN Times/Dhana Kencana

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno menyampaikan, pengarusutamaan konservasi Repong Damar dapat dilakukan melalui sejumlah pendekatan terpadu.

Itu meliputi pendekatan struktural, cultural, edukasi, dan hokum. "Hal ini bisa diwujudkan lewat collective awereness, collective action, dan social capital," imbuh dia.

Menurutnya, dalam hal tersebut kolaborasi merupakan kata kunci mutlak perlu dilakukan degan kolaborasi pentahelix. "Langkah-langkah itu dapat dilakukan lewat pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, akademisi, dan media pada multi level kepemimpinan," sambung Wiratno.

Baca Juga: Pusat Guyur Rp21,07 Triliun ke Pemprov Lampung dan 15 Kabupaten/Kota 

Berita Terkini Lainnya