TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Heboh! Wagub Lampung Chusnunia Chalim Pingsan Hadiri Acara

Sempat dibawa pakai kursi roda

Wagub Lampung Chusnunia Chalim pinsan (IDN Times/Istimewa)

Bandar Lampung, IDN Times - Pertemuan Aksi Konvergensi Stunting Provinsi Lampung dalam rangka Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Stunting Kabupaten Tahun 2021 di Hotel Novotel Lampung, Senin (24/5/2021), diwarnai insiden pingsannya Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim atau akrab disapa Nunik.

Berdasarkan informasi dihimpun IDN Times, sebelum kejadian itu berlangsung, Nunik sempat membuka dan memberikan sambutan dalam acara tersebut. Namun, saat pembawa acara hendak melanjutkan sesi doa penutup, ia meminta izin pada hadirin, untuk pamit sembari memegang kepalanya.

Nahas belum sempat keluar ruangan, orang nomor dua di Provinsi Lampung itu seketika tersungkur dan pingsan.

1. Sempat membuat heboh para peserta

Wagub Lampung Chusnunia Chalim pinsan (IDN Times/Istimewa)

Pingsannya Nunik itu sempat membuat heboh peserta acara, hingga wagub segera mendapatkan pertolongan pertama, sebelum akhirnya pergi meninggalkan lokasi acara berlangsung.

Terlihat, mantan Bupati Lampung Timur itu, dibawa keluar hotel menggunakan kursi roda, untuk menuju kendaraannya yang telah siap menunggu di lobi Novotel Lampung.

Baca Juga: Sudah Tahu Lampung Ada Lab Tanaman Terbesar? Pakai Teknik Kuljar, Lho

2. Permasalah stunting penting untuk ditangani

Ilustrasi anak stunting.brecorder.com

Sebelum peristiwa pingsannya Nunik, ia masih sempat memberikan sambutan mengatakan, Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya untuk melakukan pembinaan terhadap kabupaten/kota. Tujuannya, meningkatkan keterpaduan intervensi gizi, serta percepatan penurunan stunting.

"Mengingat target penurunan angka stunting di Provinsi Lampung dalam RPJMD sampai dengan Tahun 2024 adalah sebesar 14 persen," ujar dia.

Menurut Nunik, permasalah stunting penting untuk ditangani, lantaran berpengaruh terhadap peningkatan sumber daya manusia (SDM), yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bahkan kematian anak.

"Stunting dapat diatasi atau dikoreksi sejak seribu hari pertama kehidupan, sehingga saat bayi lahir sampai dengan usia 2 tahun masih bisa dilakukan intervensi agar tidak menjadi stunting," kata Nunik.

3. Pencegahan stunting membutuhkan keterpaduan

Ilustrasi anak stunting.brecorder.com

Nunik juga menyebutkan, konsep pencegahan stunting membutuhkan keterpaduan dalam intervensi gizi, baik pada lokasi dan kelompok sasaran.

Ia berpendapat, itu dapat dilakukan melalui penyelarasan dimulai dari proses perencanaan sampai dengan pemantauan dan evaluasi kegiatan lintas sektor, serta antar tingkatan pemerintahan.

Menurut Nunik, intervensi, perhatian, dan kehadiran pemerintah daerah di tengah-tengah masyarakat sangat diperlukan dalam memberikan asistensi dan edukasi.

"Masyarakat harus mengetahui, memahami, dan menyadari arti pentingnya pemenuhan gizi spesifik maupun sensitif," terangnya.

Baca Juga: Kala Wagub Nunik dan Wali Kota Eva Kompak Tinjau Sampel Makanan di Pasar

Berita Terkini Lainnya