TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

TPA Bakung Bakal Produksi Briket, Walhi: Bukan Energi Bersih

Pemkot sempat wacana bikin PLTSa di TPA, kini gagas briket

Ilustrasi briket batu bara. (pixabay.com/Bru-nO)

Bandar Lampung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandar Lampung sempat mewacanakan akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung, Bandar Lampung.

Namun setelah melakukan kajian lebih lanjut, Khaidarmansyah selaku Kepala Bappeda Bandar Lampung, mengatakan, kota setempat lebih cocok memproduksi briket pengganti batu bara.

Khaidarmansyah menyampaikan, pembuatan briket tersebut lantaran pihak PLN sudah berjanji akan membeli briket hasil olahan di TPA Bakung.

"Jadi kita satu hari kan ada 900 ton sampah di Bakung nah itulah yang akan kita olah untuk jadi briket. kemudian dibeli oleh PLTU Tarahan untuk pembangkit listrik," jelasnya, Senin (29/3/2021). 

1. Biaya besar, pemkot bakal gandeng pihak ketiga

Instagram.com/pltutanjungjatib

Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana menyatakan akan segera merealisasikan pembuatan briket tersebut dengan menggandeng pihak ke tiga.

"Kita akan bentuk tim dan akan langsung dibuat. Kita gandeng pihak ke tiga karena biayanya luar biasa," kata Eva.

Baca Juga: Alasan Walhi Minta Pemkot Bandar Lampung Kaji Ulang Pembangunan PLTSa

2. Amdal masih akan dikaji

Kondisi tumpukan sampah di TPA Bakung, Bandar Lampung. (IDN Times/Silviana)

Khaidarmansyah mengatakan, saat ini Pemerintah Kota Bandar Lampung sudah memiliki satu perusahaan yang siap bekerja sama untuk pembuatan briket tersebut.

Namun pihaknya akan mencari satu perusahaan lagi sebagai pembanding yang lebih efisien dan menguntungkan.

Khaidarmansyah menyampaikan, tidak semua sampah di TPA Bakung bisa diolah menjadi briket. Terutama sampah plastik yang bisa merusak PLN.

"Jadi nanti ada teknologinya untuk memilah sampah. Terkait pencemaran lingkungan nanti dikaji dulu Amdalnya. Kita akan liat daerah yang sudah membuat briket sebagai bahan pengkajian," paparnya.

3. Penggunaan briket hanya 5 persen, masih jauh dari energi bersih

Mahasiswa UNY yang mengolah tongkol jagung dan daun jati kering jadi briket. Dok: istimewa

Direktur Wahana Lingkungkan Hidup (Walhi) Lampung, Irfan Tri Musri, mengatakan, secara teknis dampak negatif yang ditimbulkan dengan menggunakan briket lebih kecil ketimbang menggunakan PLTSa.

Namun Irfan menyayangkan ketika PLTU menggunakan batu bara 95 persen dan briket 5 persen itu diklaim sebagai energi bersih terbarukan. Menurutnya angka tersebut sangat jauh jika diklaim menjadi energi bersih

"Padahal kalau kita berbicara energi bersih tentunya dia sudah meninggalkan energi batu bara. Mungkin ini apakah ada kaitannya dengan penghilangan fly ash dan bottom ash dari kategori limbah batu bara itu," jelasnya.

4. Walhi pertanyakan sampah Bakung apakah bisa digunakan sebagai briket

TPA Bakung Bandar Lampug (IDN Times/Istimewa)

Terkait berapa banyak sampah yang bisa digunakan untuk pembuatan briket, Walhi belum melakukan kajian lebih dalam apakah sampah di Bakung mencukupi atau tidak.

"Tapi kalau dilihat penggunaannya hanya 5 persen sepertinya mencukupi. Yang mungkin akan jadi pertanyaannya lebih dalam apakah sampah di Bakung ini bisa dijadikan briket," kata Irfan.

Baca Juga: Tambang Batu Ilegal Campang Raya Disegel, Ini Kata Walhi Lampung

Berita Terkini Lainnya