Mengenal Gajahlah Kebersihan, Komunitas Peduli Lingkungan Lampung
Kondisi laut Lampung seperti supermarket
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Fokus terhadap isu lingkungan terutama isu sampah laut, Gajahlah Kebersihan merupakan sebuah komunitas pemuda berbasis di Lampung.
Nama Gajahlah Kebersihan dipilih karena Gajah merupakan ikon dari provinsi Lampung dan merupakan plesetan dari kata Jagalah Kebersihan.
Komunitas ini dibentuk sejak 28 Oktober 2017, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda oleh empat orang alumni Indonesian Youth Marine Debris Summit, yaitu Dicky Dwi Alfandy, Edy Fajar Prasetyo, Mutia Lagan, dan Putri Winda Sari.
Selain mengadakan berbagai event mereka aktif kampanye di media sosial Instagram @gajahlahkebersihan.id dan Facebook Gajahlah Kebersihan. Yuk mengenal lebih dekat seperti apa kegiatan mereka mengedukasi pemuda terkait isu lingkungan.
1. Laut di Lampung seperti supermarket
Menurut salah satu Co Founder Gajahlah Kebersihan, Dicky Dwi Alfiandy, setelah beberapa kali menyelam di laut Lampung kondisinya sangat memprihatinkan.
"Di balik laut yg indah ternyata sampahnya banyak banget. Udah kaya supermarket. 2015 lalu saya pernah bersih pantai di sebuah pulau kecil di Lampung, bersih pantainya dari pagi sampai sore, dan keesokan harinya ternyata sampahnya datang lagi justru lebih banyak dari sebelumnya," jelas alumni Biologi Unila ini, Senin (1/2/2021).
Kemudian, di Kota Bandar Lampung, sampah yang masuk ke Teluk Lampung menurutnya mencapai 19.000 ton per tahunnya. Jenis sampahnya dari yang sampah kecil misalnya kantong plastik, sachet, sedotan, sampah tekstil, sampai yang besar seperti kipas angin, kasur, pintu mobil, lemari, dan lain-lain.
"Kita bisa lihat juga kalau akibat dari laut yang tercemar sampah ini yang paling terdampak adalah masyarakat daerah pesisir dan pulau-pulau kecil, yang hidupnya bergantung kepada hasil laut dan pariwisata. Keberadaan sampah laut ini berdampak negatif kepada mata pencaharian mereka," jelasnya.
Baca Juga: Sampah di TPA Bakung Bandar Lampung 'Disulap'Jadi Pembangkit Listrik
Baca Juga: Cerita Millennials Lampung Manfaatkan Ampas Kelapa Jadi Brownies Lezat