Cerita Millennials Lampung Manfaatkan Ampas Kelapa Jadi Brownies Lezat

Kedepankan zero waste

Bandar Lampung, IDN Times - Ampas merupakan sisa-sisa bahan makanan yang sudah diambil saripatinya. Bahkan biasanya langsung dibuang karena dianggap tak berguna.

Namun di tangan para pemuda-pemudi kreatif Lampung ini ampas kelapa disulap menjadi panganan yang unik, enak dan bernilai bisnis. Tak hanya itu inovasi yang mereka buat ini juga mengedepankan zero waste atau produk yang ramah lingkungan.

Produk yang diberi nama juadah kelapo kukus ini diinisiasi oleh empat sekawan berasal dari kampus berbeda. Adalah, Dimas Aditia Pendidikan Sejarah Unila 2018, Melly Triana Eryesma Anwar Pendidikan Biologi UIN RIL 2018, Ummu Adilla Agribisnis Unila 2019 dan Chatrina Febriani Pratiwi (S2) Ilmu Hukum 2020.

Juada merupakan bahasa Lampung yang berarti kue, begitu pula kelapo yang berarti kelapa. Sehingga artinya adalah kue kelapa kukus.

Berikut IDN Times rangkum kreativitas yang mereka tuangkan menjadi panganan unik.

1. Ide bisnis terbaik Lampung Youth Marine Debris Summit 2.0 2020

Cerita Millennials Lampung Manfaatkan Ampas Kelapa Jadi Brownies LezatTim pembuat juadah kelapo kukus bersama Co Founder Gajahlah Kebersihan (IDN Times/Istimewa)

Pembuatan juadah kelapo kukus ini berawal dari sebuah event Lampung Youth Marine Debris Summit. Itu merupakan event edukasi intensif tentang lingkungan bagi pemuda pemudia Lampung terpilih yang diadakan oleh Gajahlah Kebersihan sebuah komunitas lingkungan di Lampung.

Tema yang diangkat pada event digelar 2020 lalu ini adalah ecopreneurship. Dicky Alfandy salah satu Co Founder Gajahlah Kebersihan mengatakan ada 30 peserta diedukasi sekitar dua bulan untuk membuat inisiasi produk ramah lingkungan.

Salah satunya adalah brownies dari ampas kelapa yang menjadi ide bisnis terbaik Lampung Youth Marine Debris Summit 2.0, 2020.

2. Mencari data dari jurnal ilmiah

Cerita Millennials Lampung Manfaatkan Ampas Kelapa Jadi Brownies LezatSumber Gambar: penmastersonline.wordpress.com

Ide pembuatan brownies dari ampas kelapa tentu tak muncul begitu saja. Menurut Dimas selaku ketua kelompok, anggotanya membagi tugas untuk mencari studi literatur dari jurnal ilmiah terkait bahan-bahan yang akan digunakan.

"Kita nyari idenya itu dari jurnal. Karena anggota kami ada yang dari pertanian sama biologi jadi kita bagi tugas. Kalau yang dari pertanian nyari jurnal tentang limbah ampas kelapa terus kalau yang biologi tentang kandunganya," jelas Dimas.

Menurutnya cara pembuatan produk ini seperti  brownies pada umumnya. Yang membedakan adalah bahan baku utamanya. "Kan umumnya pakai tepung. Kalau kita pake ampas kelapa yang kita jemur selama tiga hari, setelah kering kita haluskan seperti layaknya tepung," paparnya.

Selain itu yang membuat mereka tertarik dengan inovasi ini adalah produk tersebut masuk dalam kategori zero waste yakni mengurangi makanan terbuang.

"Apalagi setelah melihat potensi dan masalah yang ada disekitar kita. Sebagai pemuda lampung kita punya kontribusi akan hal itu. Jadi kita pengen buktiin melalui juadah," kata mahasiswa Pendidikan Sejarah ini.

Baca Juga: Cerita Pegiat Digitalisasi Kembangkan Program Smart Village di Lampung

3. Kandungan ampas kelapa memiliki serat lebih tinggi membuat rasa kenyang lebih lama

Cerita Millennials Lampung Manfaatkan Ampas Kelapa Jadi Brownies Lezatpidjar.com

Dimas memaparkan kandungan gizi tepung ampas kelapa berdasarkan jurnal ilmiah yang menjadikannya rujukan dalam pembuatan produk ini.

Ampas kelapa tersebut mengandung karbohidrat dalam jumlah yang lebih rendah yaitu sekitar 33,64125 persen, dari tepung terigu (73,52 persen). Kandungan protein tepung ampas kelapa relative cukup rendah yaitu 5,78725 persen, daripada tepung terigu (13,51 persen).

Kemudian kandungan lemak tepung ampas kelapa cukup tinggi dari tepung terigu (38,2377 persen). Sedangkan kandungan serat kasar tepung ampas kelapa cukup tinggi yaitu (15,068865) persen, lebih tinggi dari tepung terigu (0,25 persen).

Lebih lanjut Dimas menjelaskan, kandungan serat pangan tak larut sangat tinggi yaitu (63,66 persen), dan (serat pangan larut sangat rendah 4,53 persen. 

"Tepung ampas kelapa merupakan salah satu tepung sebagai sumber serat pangan dan tepung ampas kelapa mengandung air cukup rendah yaitu 6,9969 persen lebih rendah dari pada tepung terigu (11,31 persen)," jelasnya.

Dia juga menambahkan, derajat putih tepung ampas kelapa lebih putih daripada tepung terigu dengan bentuk granula bulat dengan kisaran ukuran 0-40 m dan bentuk granula serpihan dengan kisaran ukuran 40-300 m.

Konsistensi gel tepung ampas kelapa mempunyai konsistensi gel sangat lemah dan viskositas pasta tepung ampas kelapa rendah, dengan NKA tepung ampas kelapa sebesar 94,62 persen dan NPA sebesar 0,34 persen.

"Kandungan serat tak mudah larut yang lebih tinggi dari tepung terigu biasa, yakni sekitar 63,66 persen dan ini bagus untuk pencernaan karena dapat membuat rasa kenyang lebih lama," imbuhnya

4. Keunggulan produk

Cerita Millennials Lampung Manfaatkan Ampas Kelapa Jadi Brownies LezatJuadah kelapo kukus, inovasi baru kue dari ampas kelapa yang diinisiasi oleh pemuda/pemudia Lampung

Keunggulan produk yang dibuat oleh empat sekawan ini tentu saja bahan yang berasal dari limbah dan kemasan yang ramah lingkungan.

"Karena kita lihat potensi dari limbah ampas kelapa ini lumayan besar terutama di Lampung Selatan dan Lampung Timur," ujar Dimas.

Namun untuk saat ini pemasaran mereka masih terkendala sebab SDM yang masih memiliki kesibukan masing-masing di kampusnya. 

"Kalau ada yang order kita bikinin tapi kita pilih-pilih waktunya juga karena kita masih sibuk sama kuliah masing-masng. Sejauh ini udah dapet 100 orderan lebih," jelasnya.

Dimas juga mengatakan brownies yang dibanderol dengan harga Rp30 ribu per pcs ini memiliki cita rasa unik dan merupakan rasa yang baru. 

"Biasanya kalau brownies kan lembut kalau ini bertekstur. Kita juga ada varian rasa greentea, keju,almond dan coklat keju," katanya.

Mereka mempromosikan produk ini melalui akun Instagram @juadahku.lpg

5. Berharap bisa mengembangkan produk lebih zero waste

Cerita Millennials Lampung Manfaatkan Ampas Kelapa Jadi Brownies Lezatwww.freepik.com

Menurut Dimas saat ini produknya memang sudah ramah lingkungan namun ke depan dia ingin mengembangkan produk yang benar-benar zero waste. "Kita penginnya pakai besek dari bambu yang bisa dipake berulang kali cuma karena kemarin kita masih kekurangan dana jadi ya sekarang kita masih pake kertas," tuturnya.

Selain itu produk ini juga sudah beberapa kali mendapat penghargaan secara nasional.
Dan diharapkan bisa menjadi ikon Lampung yang kedua setelah pisang.

Event yang pernah diikuti di antaranya Apresiasi top 50 KALFOR Youth Inovation, Indonesia 2020, Finalis Business Plan Competition Collab UPN Veteran Jakarta, 2020 dan Peserta Lomba Business Plan Astra Start Up Community Challenge, Indonesia 2020

Kemudian mendapat juara 3 Festival Budaya BEM UNILA 2016 Tingkat Provinsi dan 10 Besar Business Plan UIN Raden Intan Lampung 2020 Tingkat Universitas.

"Orang-orang baru sadar ternyata sebuah limbah ampas kelapa aja bisa jadi bahan brownis. Mereka benar-benar baru tau dan kaget. Itu membuat kami lebih semangat lagi. Harapannya bisa jadi icon kedua setelah pisang dan jadi oleh-oleh khas Lampung," harapnya.

Baca Juga: Cerita Arih, Beauty Vlogger Disabilitas Lampung Rias Wajah Pakai Lutut

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya