Mengenal Asal-Usul Gamolan, dari Alat Komunikasi Jadi Alat Musik
Awalnya, gamolan dibuat sebagai alat komunikasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Setiap daerah tentu memiliki alat musik khas yang sudah ada sejak zaman dahulu. Di Lampung ada salah satu alat musik tidak pernah absen dalam setiap acara besar si Bumi Ruwa Jurai ini, yaitu gamolan.
Alat musik ini kerap menjadi "simbol" dibukanya sebuah acara resmi. Biasanya, pejabat atau tokoh adat yang akan membuka sebuah acara, memukul gamolan ini.
Alat musik berasal dari Kabupaten Lampung Barat ini memiliki sejarah yang panjang lho. Diperkirakan, alat ini sudah ada sebelum Masehi.
Saat ini, gamolan sudah memiliki banyak perubahan, dari awalnya hanya sebuah kentongan bulat terbuat dari bambu, kini sudah memiliki tangga nada yang mengeluarkan alunan musik.
Kali ini IDN Times berkesempatan berbincang langsung dengan akademisi yang melestarikan alat musik Gamolan di Provinsi Lampung. Yuk simak selengkapnya di bawah ini.
Baca Juga: Kisah Khorik Istiana, Millennial Lampung Pegiat Sanitasi
1. Fungsi awal gamolan
Menurut penjelasan Hasyimkan, akademisi pendidikan musik di Universitas Lampung, nama gamolan adalah "gumulan" atau "begumul". Dalam bahasa Melayu, kata ini memiliki makna orang berkumpul.
Pada zaman dahulu, gamolan digunakan sebagai alat mengumpulkan orang. "Dahulu kan tidak ada alat komunikasi, dan komunikasi paling efektif untuk mengumpulkan orang dengan suara teriakan. Dari teriakan, mulailah berkembang dengan memanfaatkan bambu yang dibuat kentongan untuk mengumpulkan mereka," cerita Hasyimkan.
Menurut Hasyim, gamolan awalnya bukan sebagai alat musik, melainkan alat komunikasi. Namun seiring berjalannya waktu, bunyi yang dihasilkan gamolan semakin beragam. Sehingga diberi sebuah lempengan pada bagian depan kentongan.
Sejak saat itu, gamolan mulai digunakan sebagai alat musik hiburan.
Baca Juga: Kreatif Suarakan Isu Sanitasi, Khorik Terima Penghargaan dari Belanda