Maret 2022 Angka Kemiskinan di Lampung Turun 4,61 Ribu Orang
Lampung menempati posisi ke 11 provinsi pendapatan tertinggi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Kinerja perekonomian Provinsi Lampung 2019-2021 terus membaik. Itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung merujuk besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan capaian nilai tambah seluruh aktivitas dalam perekonomian.
BPS menyebut, 2019 capaian PDRB Provinsi Lampung sebesar Rp356,6 triliun. Angka itu menurun sebesar 0,88 persen 2020 menjadi Rp353,5 triliun. Namun 2021, nilai PDRB meningkat 5,20 persen menjadi Rp371,9 triliun.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Endang Retno Sri Subiyandani, PDRB 2021 naik dikarenakan perekonomian Lampung mulai bangkit meskipun belum sepenuhnya pulih seperti kondisi sebelum pandemik.
Kontributor terbesar pertumbuhan ekonominya adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang menyumbang 0,97 persen angka pertumbuhan.
“Jika kita perhatikan jumlah penduduk maka akan diperoleh ukuran kasar tingkat kesejahteraan masyarakat. Pendapatan penduduk tahun 2021 mencapai Rp40,95 juta per kapita. Dengan capaian ini Provinsi Lampung menempati posisi kesebelas sebagai provinsi berpendapatan tertinggi dan menyumbang 2,19 persen perekonomian Indonesia,” kata Endang melalui siaran pers diterima IDN Times, Kamis (29/9/2022).
Baca Juga: BBM Naik, Pengamat Ekonomi Lampung Sebut Ada Salah Kaprah Opini Publik
1. Penduduk miskin turun
Endang juga menyampaikan, penduduk miskin Provinsi Lampung Maret 2022 turun sebesar 4,61 ribu orang dibandingkan kondisi September 2021.
Sehingga Endang menyebut, pulihnya perekonomian masyarakat Lampung terlihat dari penurunan jumlah penduduk miskin Maret 2022 yaitu mencapai 1,002 juta orang, atau turun hingga 88,73 ribu orang dibandingkan September 2021.
Menurut Endang, 2020 merupakan tahun penyebaran wabah pandemik COVID-19 tinggi dan menyebabkan terhentinya sebagian besar aktivitas perekonomian dalam masyarakat.
Penurunan jumlah penduduk miskin ini, lanjutnya, tak lepas dari masyarakat khususnya mereka yang berada disekitar garis kemiskinan mampu mengimbangi kenaikan harga di saat garis kemiskinan mengalami kenaikan.
Baca Juga: BPS Sebut 210,6 Ribu Warga di Lampung Periode 2021 Menganggur