TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hukum Salat Idul Fitri di Rumah dan Panduan MUI Lampung

Arah kiblat harus benar-benar yakin

Ilustrasi umat Muslim (pixabay.com/suhailsuri)

Bandar Lampung, IDN Times - Pandemik COVID-19 belum menunjukkan angka penurunan kasus. Bahkan menjelang hari raya Idul Fitri, sejumlah daerah mengalami peningkatan kasus COVID-19 termasuk Lampung.

Kondisi itu membuat Pemerintah Provinsi Lampung mengeluarkan Surat Edaran agar pelaksanaan salat Idul Fitri bagi daerah berstatus zona merah dan oranye melaksanakan salat di rumah masing-masing.

Terkait hal itu, Basyaruddin Maisir Sekretaris MUI Lampung, mengatakan, salat Idul Fitri di rumah masing-masing kemungkinan besar baru dua tahun ini dirasakan oleh generasi saat ini. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat harus benar-benar memperhatikan syarat-sayarat pelaksanaannya.

Berikut ini IDN Times rangkum hal-hal perlu diperhatikan pelaksanaan salat Idul Fitri di rumah.

1. Hukum salat Idul Fitri

Ilustrasi Salat Id (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Basyaruddin menjelaskan, hukum salat Idul Fitri merupakan sunah muakkad yang dianjurkan dalam syairat dalam rangka syiar dan disunahkan bagi seluruh kaum muslimin dan muslimat. Artinya, bagi perempuan mau pun laki-laki, dewasa atau anak dan sedang berada di rumah atau musafir.

"Tapi di tengah pandemik COVID-19 ini di mana angka kasusnya masih terus meningkat, maka dianjurkan untuk salat di rumah masing-masing," katanya, Selasa (11/5/2021). 

Baca Juga: Cara Perhitungan Pembayaran Zakat Fitrah di Indonesia

2. Amalan salat Idul Fitri bisa dilakukan sejak malam hari

Pawai Takbir Keliling

Selain itu menurut Basyaruddin, amalan pelaksanaan salat Idul Fitri sudah bisa dilakukan sejak malam hari, yaitu dari mulai terbenamnya matahari 1 syawal disunahkan memperbanyak membaca takbir, tahmit dan tahlil. Kemudian akhir pelaksanaan membaca takbir tersebut sampai sebelum melaksankan salat idul fitri.

"Nabi Muhammad SAW menyampaikan, siapa yang menghidupkan dua malam Idul Fitri dan Idul adtha juga malam nifsyu saban maka hatinya tidak akan dimatikan oleh Allah SWT pada saat orang-orang dimatikan hatinya," jelasnya.

Sunah lainnya sebelum melaksanakan salat Idul Fitri adalah mandi, memotong kuku, menggunakan pakaian terbaik yang dimiliki namun bukan berarti pakain baru.Kemudian memakai wewangian dan makan sedikit sebelum salat.

"Yang harus diperhatikan adalah posisi kiblat harus benar-benar yakin. Saat ini sudah canggih bisa menggunakan kompas atau HP," terangnya.

3. Kapan waktu tepat melaksanakan salat Idul Fitri?

ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Terkait waktu pelaksanaan, Basyaruddin mengatakan dimulai sejak terbitnya matahari waktu duha sampai tergelincirnya matahari waktu Zuhur. Di antara jam 9-11 menurutnya masih bisa melaksanakan salat Idul Fitri.

"Pilih waktunya yang longgar yang mana, tapi lebih awal lebih baik," tuturnya.

Kemudian pelaksanaan salat Idul Fitri ini sebanyak dua rakaat dan dilaksakan sebelum khotbah. Namun jika salat dilaksanakan seorang diri tidak perlu menggunakan khotbah.

"Kalau jamaah disunahkan khotbah dua kali. Ketika khotbah pertama, syaratnya sama dengan salat Jumat. Bedanya khotbah pertama katib membaca takbir sembilan kali dan khotbah ke dua membaca takbir tujuh kali," jelasnya.

4. Perbedaan salat Idul Fitri dengan salat lainnya

Ilustrasi Salat. (IDN Times/Aditya Pratama)

Basyaruddin mengatakan, salat Idul Fitri sama dengan salat lainnya. Namun yang membedakan adalah bacaan tujuh kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali takbir pada rakaat ke dua.

"Dalam salat Idul Fitri juga tidak ada azan dan komat walau pun berjamaah. Kalau sendirian langsung salat aja tapi kalau berjamaah komat bisa diganti dengan shollu sunnata 'iidhil fithri rok'ataini jamiata rohimatumullah," ujarnya.

Baca Juga: Meneduhkan Hati! 10 Kutipan Hadis Bisa Jadi Pedoman Hidupmu

Berita Terkini Lainnya