Budidaya Lebah, Solusi Konflik Manusia dan Gajah di Lampung Timur
40 persen wilayah di Desa Tegal Yoso daerah jelajah gajah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lampung Timur, IDN Times - Kehidupan masyarakat Desa Tegal Yoso berbatasan langsung dengan wilayah Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kabupaten Lampung Timur seringkali mengalami interaksi negatif antara masyarakat dengan gajah. Imbas kejadian ini menyebabkan tanaman masyarakat rusak.
Tidak adanya kompensasi atau ganti rugi atas kerusakan yang disebabkan interaksi negatif dengan gajah tersebut membuat masyarakat mengalami kerugian. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya sumber pencaharian pendukung/tambahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Melihat masalah tersebut Konsorsium YKWS dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) adakan pelatihan budidaya lebah madu Trigona di Desa Tegal Yoso. Itu bertujuan untuk mengantisipasi adanya penghasilan tambahan untuk warga Desa Tegal Yoso.
Baca Juga: Warga Desa Tegal Yoso Lampung Timur Bikin Film Dokumenter Ekowisata
1. Lebah trigona berkhasiat lebih manjur
Acara pelatihan didukung Asean Center For Biodivercity ini mengajarkan masyarakat ternak lebah Trigona berukuran sedang. Salah satu fasilitator, Ujang mengatakan, lebah Trigona dipilih karena dipercaya mempunyai khasiat lebih manjur meskipun harus punya perawatan ekstra karena predatornya cukup banyak seperti iguana, kadal, cicak, dan serangga.
Ujang juga menjelaskan makanan madu Trigona cukup mudah, seperti bunga air mata pengantin dan kaliandra.
Menurutnya warga juga sudah menyetujui setiap KTH dari Desa Tegal Yoso akan menyediakan 400 bibit bunga air mata pengantin yang akan dibagikan warga. Bibit tersebut mereka siapkan dalam kurun waktu satu bulan yang akan datang.
Baca Juga: Cara YKWS dan Kota Metro Bangun Puskesmas Sasar Disabilitas dan Lansia