Bencana Akibat Perubahan Iklim Dirasakan Petani Lampung Timur
Cuaca saat ini tidak menentu, perubahan iklim sudah nyata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lampung Timur, IDN Times - Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) berkolaborasi dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) mengadakan diskusi terfokus mengenai identifikasi bencana alam, kerentanan dan kapasitas komunitas dalam menghadapi perubahan iklim. Diskusi digelar di Balai Dusun II Desa Tulus Rejo, Kabupaten Lampung Timur.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program VICRA (Voice of Inclusiveness Climate Resilience Action) atau suara untuk perubahan iklim yang inklusif.
Bertujuan untuk menciptakan ruang bagi petani yang rentan dan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dan mengadvokasi posisi mereka dalam aksi ketahanan iklim, program VICRA juga mendorong adanya partisipasi dari kaum perempuan, difabel, dan anak-anak sebagai wujud dari kesetaraan gender dan inklusi sosial.
“Dampak perubahan iklim di sektor pertanian pasti mempengaruhi kehidupan semua pihak. Termasuk juga para perempuan, anak-anak, dan kaum difabel yang lebih rentan terhadap krisis yang diakibatkan oleh dampak perubahan iklim ini,” kata Isyanto, Koordinator Program VICRA, Senin (11/4/2022).
Baca Juga: Muktamar NU Minta Pemerintah dan DPR Buat UU Perubahan Iklim
1. Perubahan iklim mulai terasa dari cuaca tak menentu
Isyanto mengatakan, pertanian merupakan sektor paling terdampak oleh adanya perubahan iklim. Hal ini karena aktivitas pertanian sangat bergantung pada cuaca seperti curah hujan hingga kelembapan udara.
Sehingga pemetaan bencana alam sebagai dampak perubahan iklim penting dilakukan untuk mengukur kapasitas dan kerentanan komunitas dalam menghadapi fenomena tersebut.
“Cuaca saat ini tidak menentu, perubahan iklim sudah nyata kita rasakan. Musim tanam yang dulunya bisa diprediksi, sekarang bisa tiba-tiba hujan tiba-tiba panas terik. Hal ini juga mempengaruhi sektor pertanian khusus pada produksi padi yang imbasnya pada ketahanan pangan kita,” jelas Isyanto.
Baca Juga: Perubahan Iklim, Ini Potensi Bencana Alam di LampungÂ