TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PHK Massal 2022, Masih Worth It Kerja di Start Up? Ini Kata Akademisi

19 start up besar lakukan PHK massal pada karyawannya

Google image

Bandar Lampung, IDN Times - 2022 sepertinya menjadi tahun terburuk bagi pekerja start up di Indonesia. Padahal, perusahaan bidang ini sedang ngetren dan dinilai dapat sustainable karena berbasis digital dan IT.

Namun nyatanya, sebanyak 19 perusahaan start up terkenal di Indonesia melakukan PHK besar-besaran selama 2022. Bahkan salah satunya yakni JD.ID telah mengeluarkan pernyataan resmi tidak beroperasi di Indonesia mereka dan menghentikan pemesanan pada 15 Februari 2022. Tak hanya itu, perusahaan IT raksasa Google pun tak luput memecat 12.000 karyawannya.

Dilansir dari berbagai sumber, selama 2022, total karyawan start up di Indonesia kehilangan pekerjaan mencapai 153.110 orang. Angka ini naik 919,17 persen dari tahun sebelumnya hanya 15.023 karyawan saja dalam setahun.

Menanggapi hal ini, pengamat ekonomi Lampung, Nairobi mengatakan efisiensi dari beberapa perusahaan start up ini kemungkinan disebabkan kondisi perekonomian dunia yang merosot. “Kalau kita baca di beberapa media juga kan begitu beberapa negara mengarah pada resesi," jelasnya.

"Nah ekonomi ini kan sangat tergantung pada aktivitas produksi konsumsi dan bepergian. Kelihatannya aktivitas ekonomi ini walaupun sudah mengalami kenaikan (pasca COVID-19) tapi belum seperti yang diharapkan,” katanya, Minggu (5/2/2024).

Baca Juga: Suportif untuk Kemajuan Bersama, 5 Tanda Lingkungan Kerjamu Sehat

1. Apakah masih worth it bekerja di perusahaan start up di 2023?

Nam Dosan, salah satu pemeran utama dalam drama Start Up

Nairobi tak ingin menyampaikan secara gamblang perihal di mana semestinya lulusan universitas memilih perusahaan tempat ia berkerja. Ia mengatakan, semua orang berhak melamar pekerjaan ke perusahaan manapun.

“Tapi yang kita soroti ini tentu kini makin banyak pengangguran di Indonesia dengan adanya PHK. Mau tak mau itu sudah terjadi. Jadi tentu saingan akan semakin banyak,” ujarnya.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung ini mengatakan, saat ini kreativitas dan inovasi menjadi salah satu modal utama bagi seseorang. Pasar informal paling mudah bagi pengangguran itu biasanya adalah di bidang wirausaha.

“Pengangguran ini biasanya istilahnya untuk save awal lah gitu ya. Mereka akan masuk ke pasar informal. Artinya dengan pengetahuan dan kreativitas yang mereka miliki kemudian berwirausaha atau bidang informal lainnya misal freelancer, buruh dan sebagainya,” jelasnya.

2. Produksi informal pasti akan selalu ada pasar

Bisnis jasa cuci sepatu (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Menurut Nairobi, Indonesia memiliki cakupan wilayah luas, jumlah penduduk besar, serta keberagaman suku bangsa sehingga ia memprediksi setiap produksi informal pasti ada pasarnya.

“Saya yakin mau bagaimana pun itu produknya ada pasarnya. Selama kita juga tahu apa yang sedang menjadi permintaan pasar. Itu tadi makanya kita perlu keterampilan. Kita harapkan mereka bisa mengarah ke sana,” ujarnya.

Selain itu, berwirausaha juga menurutnya berpeluang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lainnya lagi. Sehingga menjadi pengusaha dapat bermanfaat bagi orang lain.

3. Modal tak berguna jika tak punya keterampilan

Pixabay

Nairobi berharap, pemerintah bisa melakukan pelatihan secara teknis dan detail kepada masyarakat khususnya ingin membuka usaha sendiri. Tak hanya sekadar memberi pelatihan tapi juga mementori tempat-tempat membeli bahan dagang dan sebagainya.

“Sebenarnya program pelatihan itu sudah cukup banyak ya. Jadi masyarakat mungkin bisa terapkan ilmunya itu dengan baik. Sembari misalnya saat siap-siap membuka usaha ini pemerintah bisa memberikan apa ya misalnya insentif kepada mereka yang masih dalam keadaan terpuruk,” katanya.

Ia mengatakan, insentif ini juga bisa berupa misalnya melonggarkan dalam pembayaran fasilitas negara, memberikan pengurangan pajak dan sebagainya.

“Kalau pemberian modal itu sebaiknya pastikan orangnya bisa. Percuma kalau ada modal tapi gak tau uangnya mau dikemanakan. Itu juga akan jadi masalah. Maka yang paling penting siapkan mental dan keterampilan,” timpalnya.

Baca Juga: 5 Istilah Populer Digunakan Gen Z di Dunia Kerja, Sudah Tahu?

Berita Terkini Lainnya