TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inflasi Bandar Lampung 5,9 Persen, Pemkot Minta Warga Tanam Cabai

Inflasi Bandar Lampung di atas inflasi nasional

KWT Merpati Asri Kelurahan Pengajaran. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Bandar Lampung, IDN Times - Bandar Lampung mengalami Inflasi sebesar 5,9 persen pada November 2022. Hal ini dinilai cukup tinggi mengingat inflasi nasional saja hanya sebesar 5,2 persen. Oleh karenanya Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana meminta masyarakat untuk menanam sayuran khususnya cabai di pekarangan rumah dalam upaya menahan inflasi pangan di Kota Bandar Lampung.

“Cabai kan memang sedang naik, coba masyarakat tanam sendiri misalnya cabai sayur di pekarangan minimal untuk rumah sendiri, dikonsumsi sendiri,” katanya dalam acara Implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan Kelompok Wanita Tani Kota Bandar Lampung, Senin (12/12/2022).

Ia mengatakan, salah satu penyebab meningkatnya harga cabai dikarenakan belum ada panen raya. Sehingga ia menilai karena kekurangan Kota Bandar Lampung adalah minimnya lahan pertanian, sehingga untuk mengatasi kekurangan tersebut masyarakat bisa membantu dengan menanam tanaman sayur di pekarangan rumah masing-masing.

Baca Juga: Inflasi September 2022 Lampung Tertinggi Sejak 2018, Kok Bisa?

1. Kota Bandar Lampung hanya bisa mengontrol inflasi lewat inflasi pangan

Ilustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung, Budiyono yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, penyebab inflasi di daerah memang ada beberapa hal yakni kebijakan nasional termasuk harga pangan.

“Nah kalau itu kan nasional yang mengontrol, daerah gak bisa. Yang bisa dikontrol oleh daerah itu adalah inflasi pangan. Di Lampung khususnya Bandar Lampung itu terakhir harga tertinggi ada telur, daging ayam, dan beras,” ujarnya.

Ia menyampaikan, jika minimal 5 bahan pangan pokok dengan harga tertinggi bisa dipenuhi maka inflasi bisa dikurangi. Namun jika produsen tersedia namun distribusi terhambat juga akan berpengaruh pada inflasi.

“Beras di Lampung kan banyak (produsen) hanya kemarin ada keterlambatan panen saja jadi nanti setelah Februari akan stabil lagi. Pangan kan sifatnya musiman tidak terus menerus ada, jadi harus kerjasama dengan daerah lain,” imbuhnya.

2. Lampung harus penuhi kebutuhannya sebelum ekspor daerah lain

beras (vecteezy.com/chormail153750)

Budiyono mengatakan, untuk kebutuhan beras, Lampung juga sebaiknya penuhi dulu kebutuhan dalam daerah sebelum mengekspornya ke Jakarta. Pasalnya Lampung juga merupakan salah satu daerah pemasok beras ke Jakarta selain Pulau Jawa.

“Kita kan cukup banyak daerah penghasil beras. Penuhi dulu dalam Lampung baru keluar. Sama seperti bahan lainnya, cabai kan kita ada banyak di Sidomulyo, Candipuro, Tegineneng, Gisting,” imbuhnya.

Meski demikian, cabai dinilai sebagai tanaman paling mudah untuk ditanam dalam skala rumahan sehingga masyarakat sebaiknya menanam tanaman cabai saja untuk pemenuhan kebutuhan pangan rumahnya.

Baca Juga: Jelang Nataru, BBPOM Bandar Lampung Temukan 5 Produk Tak Penuhi Syarat

Berita Terkini Lainnya