TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

60 Persen Anak di Lampung Sudah Merokok, MUI: Bisa Picu Kriminalitas

Apalagi perokok di bawah umur belum punya uang sendiri

ilustrasi rokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Bandar Lampung, IDN Times - Masih belum memiliki penghasilan, perokok aktif usia di bawah umur atau di bawah 18 tahun dapat memicu munculnya tindak kriminal oleh anak-anak.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung, Mohammad Mukri, Kamis (2/1/2023). Ia mengatakan anak-anak di bawah umur ini tentu mayoritas masih ditanggung kebutuhannya oleh orang tuanya.

“Merokok itu kan candu. Dia bakal sulit kalau tidak merokok sedangkan dia masih sekolah, belum bisa cari uang sendiri. Kalau sudah begitu gimana? Bisa memicu tindakan kriminal misalnya curi uang ibunya, ambil uang bayaran sekolah, dan sebagainya,” katanya.

Baca Juga: Kemenhub Serahkan Pelabuhan Pengumpan Sebalang ke Pemprov Lampung

1. Data perokok aktif di Lampung berdasarkan usia

Google

Dilansir melalui Badan Pusat Statistik, selama lima tahun berturut-turut Lampung menjadi provinsi tingkat perokok aktif paling banyak di Indonesia yakni rata-rata 27,41 persen.

Begitupun jika dilihat dari rentang usia merokok di 2022. Untuk usia 15 tahun ke atas Lampung masih paling tinggi di Indonesia dengan angka mencapai 33,81 persen. Sedangkan berdasarkan jumlah mulai merokok pada rentang usia 15 sampai 19 tahun yakni 60,9 persen.

Hal ini menunjukan ada sebanyak 60,9 persen masyarakat pada usia 15-19 tahun di Lampung sudah mulai merokok.

2. Anak merokok karena orang tuanya merokok

ilustrasi cukai rokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Mukri menjelaskan, faktor terbesar anak di bawah umur merokok kemungkinan adalah karena orang di lingkungannya misalnya orang tuanya juga merokok.

“Anak merokok itu karena apa? Karena bapaknya merokok. Anak itu hidup ditengah komunitas perokok sehingga dia mengikuti atau penasaran dengan apa yang dilakukan orang-orang di sekelilingnya,” ujarnya.

3. Persepsi tiap orang tentang merokok berbeda

Google

Namun jika ditanya apakah merokok baik atau butuk untuk anak-anak, Mukri mengatakan hal itu tergantung dari sudut pandang narasumber. Menurutnya, seorang dokter tentu akan bilang merokok merugikan seseorang, namun bagi perokok aktif, merokok tidak berpengaruh pada kesehatannya.

“Coba kalau yang ditanya bapaknya, pasti bilangnya ya bagus-bagus aja. Tapi kalau secara pribadi, saya dan anak-anak saya gak ngerokok, menurut saya merokok gak bagus buat kesehatan apalagi anak-anak,” jelasnya.

Ia juga melihat masalah persepsi ini juga menjadi masalah pribadi setiap orang. Karena keuntungan dan kerugian dari tindakan merokok tersebut tentunya akan dirasakan sendiri oleh mereka.

Baca Juga: Cukai Rokok Naik dan Cuaca Buruk Picu Inflasi Januari 0,82 Persen

Berita Terkini Lainnya