2. Pertemanan dunia maya

IDN Times/Istimewa

Ratu tak sendiri dalam menjalani perannya sebagai selebgram kuliner Lampung. Ada Chyntia Feruca yang awalnya adalah teman sosial media Ratu. Namun, melihat feed Instagram Kak Cin sapaan akrab Chyntia ini, Ratu berinisiatif mengajak kenalan dan kolabs bareng di Siger Foodies.

“Kak cin ini orang Bandar Lampung asli dan aku orang Metro, jadi waktu itu aku sering liat postingan dia kok menarik. Jadi aku coba DM dan kenalan terus ngajak twin gitu eh dia mau,” terang Ratu.

Duo selebgram ini pun tak butuh waktu lama untuk beradaptasi dan mengenal satu sama lain. Terlebih mereka sama-sama alumni Unversitas Lampung. Chyntia merupakan alumni Ilmu Komunikasi di FISIP Unila.

3. Saling meredam emosi

IDN Times/Istimewa

Selama 6 tahun menjadi partner, Ratu tak menampik persilihan kerap menghampiri mereka. Namun menurut Ratu, keduanya bisanya meredam amarah masing-masing, sehingga tidak pernah terjadi pertengkaran yang hebat antara mereka berdua.

“Kalau ribut itu paling satu atau dua jam gak pernah sampai sehari. Terus kita saling sadar diri siapa yang salah dan gak gengsi buat minta maaf. Karena pasti aku juga pernah ngerasa emosi, gitu juga kak Cin. Tinggal gimana saling memahami aja karena udah tahu ritme aku gimana dan kak Cin gimana,” jelas Ratu.

Baca Juga: Lima Mie Ayam Legendaris di Bandar Lampung, Makan Nagih Terus

4. Belajar bisnis kuliner dari endorse

IDN Times/Istimewa

Kepiawaan mereka dalam mereview makanan membuat dua dara itu penasaran untuk memiliki bisnis kuliner sendiri. Hasil dari endorse tersebut sebagian mereka gunakan untuk berinvestasi, merenovasi kamar hingga membuat beberapa bisnis kuliner yaitu Kopi Pai yang dirintis bersama Kuliner Lampung dan Semangkuk Bakso. Kedua bisnis itu berlokasi di Pahoman. 

Menurut Ratu, menjalani bisnis kuliner tak semudah saat dia mengendorse dan memberi masukan untuk kuliner orang lain. Dia baru merasakan ternyata untuk membuat sesuatu yang dikira gampang pun itu sangat sulit sekali dalam bisnis kuliner.  

“Kita biasanya nyuruh owner kuliner coba buat A atau B gitu. Ternyata pas kita ngejalanin itu tak seindah yang dibayangkan. Jadi kita banyak belajar bisnis kuliner ini dari endorse juga sih,” ujarnya.

5. Dua tahun jajan kuliner tanpa tarif endorse

(Instagram Alejenes)

Selebgram kuliner lain yang tak kalah hits adalah @kuliner_lampung. Pemilik akun yang akrab di sapa Ale itu sudah memulai hobinya sejak 2014 lalu.

Tak jauh beda dengan Siger Foodies, Ale mengaku memiliki hobi makan dan memotret makanan tersebut. Namun, untuk memindahkan memori yang full, Ale mengunggahnya di media sosial Instagram.

Selama kurang lebih dua tahun menjalani hobinya mencicipi berbagai kuliner dan memposting di media sosial, barulah dia mendapat endorse dan menetapkan tarif bagi para pemilik bisnis kuliner yang ingin dipromosikan.

“Selama dua tahun saya cuma jajan aja, paling ada yang endorse satu dua dan itu pun gak gede. Karena emang saya doyan makan dan waktu itu khususnya teman saya belum pada tahu tempat makan yang pernah saya coba. Tapi  setelah itu tahun 2017 baru saya memberlakukan tarif endorse,” terang Ale.  

6. Hasil endorse rintis bisnis kuliner dan jalan-jalan ke luar negeri

(Instagram Alejenes)

Selama kurang lebih tiga tahun menjadi selebgram Lampung yang sudah menerima ribuan endorse, Ale mengaku lebih banyak menggunakan hasil endorsenya untuk ditabung. Namun dia juga mencoba bisnis kuliner bersama Siger Foodies dan menikmati kuliner di negara lain. Beberapa negara yang pernah dia jajaki dari hasil endorse seperti Malaysia, Korea Selatan, Bangkok Thailand, Hong Kong, dan Jepang

“Ya buat bantu keluarga, tapi paling sering ditabung sih. Saat ini kita punya usaha juga sama teman-teman namanya Lampung foodies. Jadi isinya itu anak-anak foodies di Lampung. Kita punya cafe kecil namanya Kopi Pai di Jalan Juanda Pahoman,” katanya. 

7. Bangga menjadi pencicip kuliner pertama

Instagram Alejenes

Tak hanya puas dengan hasil yang dia dapatkan, Ale juga merasa bangga bisa menjadi orang pertama yang mencicipi kuliner di Lampung. Selain itu makanan unik yang belum pernah dia lihat atau cicip, akhirnya bisa dinikmati berkat @kuliner_lampung.

“Semenjak di Kuliner Lampung saya nyobain makanan yang aneh-aneh. Bahkan kadang ada kafe atau resto yang sebelum launching grand opening ngundang saya dulu,” tuturnya.

Namun Ale tak menampik, banyak bisnis kuliner yang hanya ramai satu sampai tiga bulan saja. Biasanya setelah itu akan terlihat sepi atau meski pun ramai tidak akan seperti pertama kali launching.

Merujuk hal itu, dia selalu berpesan kepada para owner kuliner untuk bagaimana mempertahankan bisnisnya setelah melewati fase tiga bulan. Karena pengunjung pasti akan kembali pada makanan yang sudah biasa mereka makan. 

Baca Juga: Mengulik Makanan Khas Lampung, Bikin Ngiler Pecinta Kuliner