TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembuluh Darah Pecah Pemicu Terjadinya Stroke, Begini Mencegahnya

Gaya hidup sehat kunci terhindar dari penyakit

alodokter.com

Bandar Lampung, IDN Times - Penyakit stroke biasanya menyerang orang usia tua. Kondisi stroke datang secara tiba-tiba dan biasanya menyebabkan kelumpuhan pada sebagian anggota tubuh.

Namun meski stroke datang secara tiba-tiba, ada beberapa pola hidup yang bisa diperbaiki untuk mencegah terjadinya stroke.

Berikut IDN Times rangkum penjelasan dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu, Lampung, Isnaini Ashar terkait gejala dan pencegahan stroke sejak dini.

Baca Juga: Serangan Jantung Intai Kaum Muda, Apa Saja Penyebabnya? 

1. Ini yang terjadi jika pembuluh darah pecah

ilustrasi stroke (stroke.org)

Dokter Isnaini menjelaskan, stroke merupakan gangguan peredaran darah di otak yang terjadi mendadak lebih dari 24 jam. Kondisi itu menyebabkan sumbatan atau pembuluh darah pecah di otak sehingga aliran darah ke otak terputus.

"Akhirnya terjadinya kerusakan otak itu menyebabkan gejala-gejala, seperti kelumpuhan anggota gerak. Biasanya munculnya satu sisi, bisa tangan dan kaki kanan atau bagian kiri," jelasnya, Selasa (18/10/2021).

Kemudian, kondisi stroke menurut dr Isnaini juga disertai perot wajah ke sebelah kiri atau kanan dan cara bicara cedal.

2. Semakin lambat penanganan semakin lama sembuh

healthguide.com

Kondisi disebutkan dr Isnaini itu merupakan gejala umum sering terjadi pada pasien stroke. Kondisi lain yang disebabkan pembuluh darah pecah ini adalah nyeri kepala hebat sampai kesadaran menurun.

Sehingga, pihaknya menyarankan jika terjadi gejala tersebut segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki pelayanan fasilitas kesehatan stroke. Supaya pasien segera ditangani.

"Semakin cepat penanganannya maka akan menyelamatkan saraf-saraf otak lebih banyak. Semakin lama penanganannya, semakin banyak saraf akan rusak dan penyembuhan akan lebih lama," terangnya.

Selain itu, pertolongan pertama bisa dilakukan adalah mengistirahatkan pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan.

"Paling bagus tingginya 30 derajat dan langsung segera dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

3. Faktor risiko terjadinya stroke

ilustrasi cek tekanan darah (pennmedicine.org)

Lebih lanjut dr Isnaini mengatakan, stroke merupakan pembuluh darah memiliki faktor resiko hampir sama dengan sakit jantung.

Menurutnya, faktor risiko paling sering terjadi adalah darah tinggi tidak terkontrol, diabetes militus atau penyakit gula, kolesterol tinggi dan merokok.

"Tapi ada faktor risiko tidak bisa kita atasi adalah usia. Karena semakin tua pembuluh darah mengalami penuaan sehingga tidak elastis lagi. Ada beberapa penyempitan dan mudah terjadi risiko stroke," jelasnya.

Baca Juga: Bahaya Menunda Buang Air Kecil, Bisa Terkena Cystitis

Berita Terkini Lainnya