TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pria Hobi Bersepeda Picu Disfungsi Ereksi? Ini Penjelasan Medisnya

Yuk simak ulasannya

Warga bersepeda di kawasan BSD City, Tangerang, Banten (28/6/2020) (IDN Times/Herka Yanis)

Bandar Lampung, IDN Times - Pria sering bersepeda kerap dikaitkan dengan disfungsi ereksi atau impotensi. Kondisi ini dapat membuat penis sulit mengeras, dan jikalau terjadi ereksi sulit untuk mempertahankannya.

Impotensi juga bisa meredupkan gairah seksual pria. Dari segi medis, anggapan tersebut benar adanya. Namun kondisi ini tidaklah permanen. Berikut IDN Times rangkum ulasannya dilansir dari Rumah Sakit Hermina Lampung.

Baca Juga: Penanganan Kesehatan Ini Ternyata Salah Secara Medis, Sudah Tahu?

1. Sadel sepeda tidak cukup lebar topang tulang duduk

Ilustrasi sadel sepeda (IDN Times/Umi Kalsum)

Sayangnya, sebagian besar pengendara sepeda membebankan berat tubuh di sadel sepeda yang tidak cukup lebar untuk menopang tulang duduk. Hasilnya, mereka membebankannya ke area yang terletak di sekitar samping luar perineum.

Area ini berbentuk kanal sepanjang ischiopubic rami (struktur penghubung antara tulang duduk dan tulang kemaluan). Area tersebut mengandung jaringan ereksi, arteri dan saraf ke penis.

Tekanan pada area tersebut bisa merusak arteri serta saraf. Padahal, arteri dan saraf tersebut memiliki peranan penting dalam membantu proses ereksi.

2. Kesemutan area intim

Ilustrasi Alat Kelamin Pria (IDN Times/Mardya Shakti)

Gejala awal yang menandakan arteri dan saraf telah rusak yaitu munculnya sensasi mati rasa atau kesemutan pada area intim pria.

Menurut penelitian, risiko pria mengalami impotensi lebih tinggi ketika bersepeda dalam waktu yang lama, sekitar lebih dari tiga jam tiap minggunya.

Baca Juga: 9 Mitos Makanan dan Minuman Dapat Cegah dan Sembuhkan COVID-19

Berita Terkini Lainnya