Pria Hobi Bersepeda Picu Disfungsi Ereksi? Ini Penjelasan Medisnya

Yuk simak ulasannya

Bandar Lampung, IDN Times - Pria sering bersepeda kerap dikaitkan dengan disfungsi ereksi atau impotensi. Kondisi ini dapat membuat penis sulit mengeras, dan jikalau terjadi ereksi sulit untuk mempertahankannya.

Impotensi juga bisa meredupkan gairah seksual pria. Dari segi medis, anggapan tersebut benar adanya. Namun kondisi ini tidaklah permanen. Berikut IDN Times rangkum ulasannya dilansir dari Rumah Sakit Hermina Lampung.

Baca Juga: Penanganan Kesehatan Ini Ternyata Salah Secara Medis, Sudah Tahu?

1. Sadel sepeda tidak cukup lebar topang tulang duduk

Pria Hobi Bersepeda Picu Disfungsi Ereksi? Ini Penjelasan MedisnyaIlustrasi sadel sepeda (IDN Times/Umi Kalsum)

Sayangnya, sebagian besar pengendara sepeda membebankan berat tubuh di sadel sepeda yang tidak cukup lebar untuk menopang tulang duduk. Hasilnya, mereka membebankannya ke area yang terletak di sekitar samping luar perineum.

Area ini berbentuk kanal sepanjang ischiopubic rami (struktur penghubung antara tulang duduk dan tulang kemaluan). Area tersebut mengandung jaringan ereksi, arteri dan saraf ke penis.

Tekanan pada area tersebut bisa merusak arteri serta saraf. Padahal, arteri dan saraf tersebut memiliki peranan penting dalam membantu proses ereksi.

2. Kesemutan area intim

Pria Hobi Bersepeda Picu Disfungsi Ereksi? Ini Penjelasan MedisnyaIlustrasi Alat Kelamin Pria (IDN Times/Mardya Shakti)

Gejala awal yang menandakan arteri dan saraf telah rusak yaitu munculnya sensasi mati rasa atau kesemutan pada area intim pria.

Menurut penelitian, risiko pria mengalami impotensi lebih tinggi ketika bersepeda dalam waktu yang lama, sekitar lebih dari tiga jam tiap minggunya.

3. Cara antisipasi

Pria Hobi Bersepeda Picu Disfungsi Ereksi? Ini Penjelasan Medisnyailustrasi bersepeda (pexels.com/Mabel Amber)

Kaum Adam yang sudah melekat dengan hobi bersepeda tidak perlu bersedih hati karena kalian masih bisa bersepeda tanpa harus mengorbankan kesehatan organ intim. Begini caranya:

  1. Ganti sadel dengan dudukan sepeda jenis “no-nose” atau memilih dudukan yang lebih lebar. Dudukan jenis ini bisa menopang tubuh dengan baik. Ubah pula posisi sadel menjadi lebih ke depan untuk membantu mengurangi tekanan pada perineum.
  2. Rendahkan posisi stang. Hal ini bisa membuat tubuhmu bersandar ke depan dan bagian bokong menjadi terangkat. Posisi ini bisa mengurangi tekanan pada perineum.
  3. Ketika menempuh jarak jauh, disarankan untuk tidak duduk terus-menerus selama bersepeda. Kamu bisa menyelinginya dengan menggowes sepeda sambil mengangkat bokong atau bisa juga berjalan kaki sambil membawa sepeda. Hal ini bisa mengurangi tekanan pada perineum dan melancarkan kembali aliran darah.
  4. Gunakan celana pendek yang ada bantalannya untuk mendapatkan lapisan perlindungan ekstra.
  5. Kurangi intensitas bersepeda. Jangan lebih dari tiga jam tiap minggu.
  6. Disarankan untuk berhenti bersepeda untuk sementara waktu ketika area perineum sudah terasa sakit atau mati rasa. Jika kamu mengalami mati rasa atau impotensi selama sekian bulan lamanya, padahal kamu sudah berhenti bersepeda, segera konsultasikan ke dokter. Bisa jadi kondisi tersebut disebabkan oleh masalah kesehatanmu yang lainnya seperti gangguan saraf atau penyakit jantung. 

Sekarang, tidak perlu khawatir lagi untuk kembali menjalankan hobi bersepeda. Salam sehat.

Baca Juga: 9 Mitos Makanan dan Minuman Dapat Cegah dan Sembuhkan COVID-19

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya