Inovasi Mahasiswa Unila, Ekstrak Kulit Kayu Obat Diabetes dan Kanker

- Mahasiswa Unila membuat inovasi obat dari kulit kayu Dipterocarpus littoralis untuk diabetes dan kanker.
- Data IDF menunjukkan 19,47 juta penderita diabetes di Indonesia, diprediksi meningkat hingga 28,57 juta jiwa pada 2045. Kasus kanker di Indonesia mencapai 396.914 kasus dengan 234.511 kematian.
- Tim Dipterocarpaceae melakukan penelitian ekstraksi senyawa aktif dari kulit kayu famili dipterocarpaceae sebagai alternatif obat antidiabetes dan antikanker.
Bandar Lampung, IDN Times -Mahasiswa Universitas Lampung membuat inovasi alternatif bahan obat dari kulit kayu untuk obat diabetes dan kanker. Senyawa aktif dari kulit kayu Dipterocarpus littoralis yang termasuk dalam famili dipterocarpaceae itu memiliki aktivitas antidiabetes, antioksidan dan antiplasmodial.
Selain itu, hasil ekstraksi dari tumbuhan tersebut sebagai antibakteri Staphylococcus aureus, Salmonella enteritidis dan Pseudomonas aeruginosa, antioksidan, serta antikanker.
Inovasi dilakukan para mahasiswa Unila bertepatan Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) ini bertemakan “Alternatif Bahan Obat Antidiabetes dan Antikanker Berupa Senyawa Aktif yang Berasal dari Kulit Kayu Famili Dipterocarpaceae”.
1. Kasus penyakit kanker di Indonesia meningkat

Penyakit diabetes dan kanker menjadi penyakit cukup mematikan di Indonesia, bahkan bagi masyarakat dunia. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia pada 2021 sebesar 19,47 juta jiwa.
Diperkirakan, jumlah penderita diabetes akan semakin meningkat hingga 28,57 juta jiwa pada 2045. Selain itu, menurut data dari Global Cancer Statistics (Globocan) menyatakan, kasus kanker di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2020 mencapai 396.914 kasus dengan jumlah kematian mencapai 234.511 kasus.
Rincian penyakit kanker yang mengalami peningkatan tertinggi yakni terdiri atas penyakit kanker payudara 16,6 persen dan kanker serviks 8,8 persen. Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia 2019, diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif.
Penanganan penyakit DM saat ini dilakukan melalui pemberian insulin dan obat-obatan antidiabetes seperti sulfonilurea dan metformin. Namun, beberapa kasus penyakit DM ternyata tidak dapat diatasi dengan sulfonilurea dan metformin.
Penyakit DM ditandai Hiperglikemia kronis yang dapat menyebabkan kerusakan pada selmakhluk hidup, sehingga dapat memicu terbentuknya sel kanker. Selain pengobatan mengenai penyakit DM, proses pengobatan penyakit kanker juga dilakukan dengan kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan.
Namun, kemoterapi ternyata justru memberikan efek samping karena obat-obatan yang digunakan menyerang sel-sel normal dalam tubuh dan pembedahan tidak seluruhnya mampu mengangkat jaringan tubuh yang terkena kanker.
2. Lakukan beberapa penelitian dan pengujian ekstrak

Berbagai masalah dan keresahan tadi membuat para mahasiswa Universitas Lampung tergabung dalam kelompok dikenal dengan sebutan tim Dipterocarpaceae, memanfaatkan kulit kayu untuk bahan obat yang termasuk dalam famili dipterocarpaceae. Mereka merupakan sekelompok mahasiswa Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila di bawah bimbingan dosen Prof Noviany.
Tim Dipterocarpaceae memutuskan untuk melakukan beberapa penelitian pengujian ekstrak dan senyawa aktif bahan alam yang memiliki bioaktivitas sebagai alternatif untuk obat diabetes dan kanker dilakukan sebagai upaya menangani kedua penyakit tersebut. Senyawa-senyawa aktif tersebut masuk dalam golongan senyawa metabolit sekunder.
Dina Elvian selaku anggota dari tim Dipterocarpaceae menjelaskan, terkait proses dan tahapan dalam pembuatan alternatif bahan obat ini saat disajikan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta tingkat Universitas.
“Kalau proses untuk penelitian kami sendiri itu ada tiga, kami melakukan ekstraksi dan isolasi senyawa metabolit sekunder dari kulit kayu famili dipterocarpaceae, uji aktivitas antidiabetes ekstrak dan senyawa hasil isolasi secara in vitro menggunakan enzim a-amilase. Kemudian kami juga melakukan uji aktivitas antikanker secara in vitro menggunakan sel kanker MCF-7,” kata mahasiswi Jurusan Kimia tersebut, Rabu (31/7/2024)
3. Belum ada pengujian genus famili dipterocarpaceae sebagai obat kanker dan diabetes

Adapun bahan-bahan digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu metanol, n-heksana, etil asetat, kloroform, aquadest, kertas saring, pereaksi Folin-Ciocalteau (FC), Na2CO3 1 M, asam galat, buffer fosfat 0,1 M pH 6,9 (NaH2PO4 dan Na2HPO4), DMSO, a-amilase, HCl 1 M, pereaksi iodin, amilum, serta sampel berupa serbuk kulit kayu yang diperoleh dari Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.
Selain proses penelitian, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder, menentukan kadar fenolik total, serta mengetahui aktivitas antidiabetes dan sitotoksik dari kulit Hopea Mengarawan.
Dina memaparkan, proses pengujian terhadap senyawa aktif dari genus lain famili dipterocarpaceae sebagai antidiabetes dan antikanker belum banyak atau bahkan belum pernah dilakukan. Hal ini menjadi dorongan bagi para mahasiswa FMIPA Unila untuk melakukan penelitian mengenai ekstraksi dan isolasi senyawa aktif dari kulit kayu dipterocarpaceae sebagai alternatif untuk bahan obat.
4. Kendala selama penelitian

Menurutnya, semua yang ada di Bumi ini pasti diciptakan untuk dimanfaatkan dan dimanfaatkan sesuai dengan takarannya. Sebab itu, ia bersama tim mencoba menggali potensi dari tanaman famili Dipterocarpaceae untuk dijadikan bahan alternatif obat antidiabetes dan antikanker.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembaharuan di dunia penelitian, terkait bahan alternatif obat yang berasal dari tumbuhan. Dina juga menceritakan mengenai kendala selama melakukan penelitian.
Menurutnya, hasil penelitian diperoleh tentu belum mendapatkan pengaruh dan khasiat yang baik, sehingga perlu dilakukan pengujian berulang kali. Dina bersama teman-temannya juga sempat mengalami trial and error karena berbagai percobaan eksperimen dan takaran yang kurang pas.
Namun dengan motivasi, keinginan yang kuat, serta dukungan antar anggota tim menjadi kekuatan untuk menyelesaikan penelitian PKM-RE ini. Prinsip dari tim Dipterocarpaceae adalah berusaha menyelesaikan apa yang telah dimulai. Meskipun gagal beberapa kali, jangan menyerah dan terus mencoba hingga mendapatkan hasil yang terbaik.
5. Berharap jadi solusi perkembangan obat medis

Melalui hasil penelitian tersebut, tim Dipterocarpaceae juga berupaya untuk mempublikasikan inovasi bahan obat kulit kayu dalam sebuah artikel ilmiah. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi perkembangan inovasi medis untuk pengobatan.
"Jangan takut untuk mencoba hal baru. Selalu menaati aturan dengan segala panduan dan kaidah yang ada, termasuk pada PKM. Teruslah bersemangat dan bersungguh-sungguh dengan setiap proses yang telah dilakukan, dan jangan lupa untuk percaya diri akan kemampuan yang dimiliki," tandasnya.