Kreatif Kala Pandemik, Komunitas Dawai Jejama Garap Album Instrumental

Garap komposisi album dawai pertama di Lampung

Bandar Lampung, IDN Times - Komunitas Dawai Jejama tengah menggarap komposisi album dawai pertama di Provinsi Lampung.

Sebagai salah satu komunitas musik berdawai pertama di Sai Bumi Ruwa Jurai, Ketua Komunitas Dawai Jejama, Heppy Mulando, mengatakan, album tersebut merupakan buah karya anak-anak komunitas di tengah masa pandemik COVID-19. Stelah urung menggelar pertunjukan atau pementasan musik dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

"Jadi album ini bukan kompilasi, tapi kita memang membuat album, yang bermain atau mengisinya para anggota. Sehingga, kita menghasilkan musik instrumental di dalam album tersebut," ujar Heppy, Senin (29/3/2021).

1. Tantangan membuat komposisi album dawai

Kreatif Kala Pandemik, Komunitas Dawai Jejama Garap Album InstrumentalKomunitas Dawai Jejama (IDN Times/Istimewa)

Heppy mengungkapkan, proses pengerjaan album dawai tersebut, pihaknya menjumpai sejumlah tantangan. Salah satunya terkait perbedaan pendapat, dalam menuangkan ide ke dalam album.

Selain itu, sulitnya mencocokkan jadwal antar sesama anggota komunitas, seiring kesibukan dari masing-masing anggota. Terlebih, di tengah masa pandemik COVID-19, membuat mereka kian sulit untuk berkumpul.

"Karena berbeda-beda isi kepala itu tadi. Selain berkumpul, kita sering berkomunikasi via WhatsApp, video call untuk membicarakan pengerjaan album instrumental ini," ucap Heppy.

2. Bakal menggelar konser mini dan merilis album via YouTube

Kreatif Kala Pandemik, Komunitas Dawai Jejama Garap Album InstrumentalPixabay

Menurut rencana, usai komposisi album dawai milik Komunitas Dawai Jejama rampung dikerjakan, bakal diluncurkan dengan menggelar konser mini dan dirilis via akun YouTube komunitas, Dawai Jejama.

"Nanti sekalian kita melakukan promosi-promosi, tentunya kita akan tetap mengedepankan protokol kesehatan dan pembatasan pengunjung," imbuh Heppy.

Kendati sejauh ini, Heppy menerangkan, channel YouTube tersebut masih berisikan konten-konten aktivitas komunitas. Namun ke depannya, bakal dijadikan channel  khusus alat musik dawai.

"Jadi per orang ada yang ingin cover atau membawakan lagu sendiri. Kalau cover sejauh ini belum ada, karena anggota lebih tertarik untuk membawakan karya sendiri. Kemungkinan besar kita juga, akan merilis album instrumental di YouTube," terangnya.

Heppy menambahkan, Komunitas Dawai Jejama saat berkumpul tidak hanya membicarakan tentang penggarapan album. Kendati, acapkali saling tukar pikiran dan berbagai pengalaman terkait dunia permusikan, khususnya tentang alat musik dawai.

"Kalau kumpul-kumpul biasanya kita di kantor sekretariat di Jalan Ir Sutami, Gang Jati Rahayu, Perum Puri Indah Blok A31. Terkadang, saat waktu kosong kita juga biasa kumpul di luar seperti cafe-cafe," ucap Heppy.

Baca Juga: Ingin Jadi Komika? Simak Pemaparan Komunitas Stand Up Indo Lampung

3. Sejarah didirikan Komunitas Dawai Jejama, melestarikan alat musik berdawai

Kreatif Kala Pandemik, Komunitas Dawai Jejama Garap Album InstrumentalKomunitas Dawai Jejama (IDN Times/Istimewa)

Heppy menjelaskan, Komunitas Dawai Jejama merupakan komunitas ke alat musik berdawai pertama di Provinsi Lampung. Tujuannya, menghimpun para musisi atau pemusik berdawai sumber bunyi berasal dari senar seperti gitar, biola, bass, gambus, rebab, biola, celo, kecapi, dan lain-lain.

Terlebih, Provinsi Lampung memiliki alat musik dawai asli seperti gitar tunggal dan gambus. "Jadi ini tempat berkumpul mereka yang sebelumnya tidak ada, sehingga komunitas ini dibentuk untuk mewadahi para musisi yang menyukai alat musik dawai," tukasnya.

4. Lampung banyak musisi potensial dan berbakat

Kreatif Kala Pandemik, Komunitas Dawai Jejama Garap Album InstrumentalGoogle

Awalnya, para musisi instrumen dawai di Lampung berharap adanya komunikasi khusus yang menaungi. Mengingat, Lampung memiliki cukup banyak musisi potensial dan berbakat pada musik dawai.

"Sehingga mereka yang tadinya bermain musik untuk dirinya sendiri, namun kini sudah bisa didengarkan oleh orang lain. Baru sebelum pandemik sekitar bulan Januari 2021 komunitas resmi didirikan," kata Heppy.

5. Komunitas diperuntukkan bukan hanya untuk pemain tapi juga penikmat musik dawai

Kreatif Kala Pandemik, Komunitas Dawai Jejama Garap Album InstrumentalIDN Times/Debbie Sutrisno

Heppy mengatakan, masyarakat umumnya menyambut positif akan kehadiran Komunitas Dawai Jejama. Pasalnya, komunitas hadir dikemas dengan gaya menarik dan unik, sekaligus sebagai upaya melestarikan alat musik tradisional Provinsi Lampung yaitu, gitar tunggal dan gambus.

Lanjutnya, hingga kini Komunitas Dawai Jejama memiliki anggota aktif sebanyak 15 orang, dari 30 jumlah anggota secara keseluruhan. Heppy menambahkan, bagi setiap orang yang hendak bergabung ke komunitas, bisa langsung datang ke kantor sekretariat Dawai Jejama.

"Atau bisa langsung WA. Meski ini komunitas musik, tapi mereka bisa bergabung tanpa syarat khusus. Walau tidak bisa memainkan alat musik tertentu, penting mereka suka atau hobi musik, karena komunitas ini diperuntukkan bukan hanya bagi pemain tapi buat juga penikmat," papar Heppy.

Baca Juga: Cerita Komunitas Sedekah Lampung, Ada Celengan Sedekah dan Bedah Rumah

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya