Boyong Empat Juara, Unila Ukir Prestasi Kontes Robot Indonesia 

Empat tim URO Unila sabet juara nasional

Bandar Lampung, IDN Times - Tim URO Universitas Lampung (Unila) kembali ukir prestasi  perlombahan tahunan Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) berlangsung 24—31 Oktober 2020. Empat tim URO Unila berhasil memboyong juara.

Rinciannya, juara I diraih Kuntara Raja Niti URO-002 pada Divisi Fixed Wing (FW) yang beranggotakan Muhamad Ikhsanudin, Abdul Malik Ardhofi, dan Mardi Saputra. Juara III diraih Jayesh URO C-19 pada Divisi Racing Plane (RP) yang beranggotakan Abdul Hadi, Hardiawan Yunanto, dan Fikri Achmadi.

Juara II diraih Divisi Technology Development kategori Airframe Innovation (TDA) TD Labkom Unila – 001 yang beranggotakan M Aryo Rusyandi, Muhammad Fadhil Prawira, dan Danu Danurdara Sinungga. Terakhir, Juara III Divisi Technology Development (TD) kategori Flight Controller (TDF) Suttan Hawk URO – 001 dengan anggotanya yaitu Ade fachrurrozie, Abdul Rosyid, dan Reza Aditya Rahad.

1. Tak disangka, pendatang baru langsung sabet juara

Boyong Empat Juara, Unila Ukir Prestasi Kontes Robot Indonesia IDN Times/Istimewa

Koordinator URO Unila Dr. Ing. Ardian Ulvan bersyukur atas pencapaian tim URO Unila pada KRTI kedelapan ini. Menurutnya, ini membuktikan bahwa penguasaan teknologi berbasis riset yang dilakukan mahasiswa Unila saat ini sudah membuahkan hasil.

Menanggapi keberhasilan Tim Fixed Wing mempertahankan gelar juara I, Ardian menyatakan sangat bangga dengan hal tersebut. Kemudian Tim Racing Plane sendiri, menurutnya, sejak awal sudah menunjukkan mental juara. “Tim menunjukkan antusiasme semangat luar biasa,” puji Dosen di Jurusan Teknik Elektro FT Unila ini.

Hasil mengejutkan  terjadi pada Divisi Technology kategori Airplane yang meraih juara II. Tim pendatang baru pada kontes ini justru berhasil membuktikan inovasi yang mereka buat, yaitu antenna microstrip, berhasil menarik perhatian dewan juri.

Baca Juga: Agrowisata Unila “Surganya” Melon Lampung, Beli Buah Rp10 Ribu/Kg

2. Banyak rintangan yang dihadapi selama lomba

Boyong Empat Juara, Unila Ukir Prestasi Kontes Robot Indonesia IDN Times/Istimewa

Meski berjalan secara daring, pelaksanan KRTI 2020 yang diikuti 122 tim dari 45 perguruan tinggi tersebut tak terhindar dari berbagai macam kendala.

Banyak rintangan yang dihadapi selama berlangsungnya perlombaan sehingga perlombaan berjalan penuh dengan perjuangan. Mulai dari kegagalan sistem, gagal terbang, gagal take-off, crash landing, gangguan cuaca, hingga wahana rusak,” Ujar Meizano Ardhi Muhammad, selaku Ketua Panitia KRTI 2020 melaporkan, banyak rintangan yang

Tak hanya itu, dia juga menambahkan izin penggunaan lapangan, juga kendala jaringan. Namun demikian, perlombaan yang digelar selama enam hari tersebut berjalan lancar, penuh semangat, dan sesuai jadwal.

3. Indonesia mampu menguasai teknologi

Boyong Empat Juara, Unila Ukir Prestasi Kontes Robot Indonesia IDN Times/Istimewa

Acara yang berlangsung secara dalam jaringan (daring) tersebut ditutup oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI) Nadiem Anwar Makarim. Menurut Nadiem menuturkan, Indonesia patut berbangga bahwa perguruan tinggi turut andil dalam meneliti, mengkaji, dan mengembangkan riset sistem nirawak (unmanned system) sejak 10 tahun lalu.

“Pada awalnya, tidak pernah terpikirkan jika pesawat tanpa awak seperti Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan Unmanned Aircraft System (UAS) dapat diciptakan dan dikembangkan di Indonesia,”ujar Nadiem.

Menurutnya  berdasarkan berbagai riset dan kerja sama seluruh pihak, baru dipahami bahwa Indonesia mampu menguasai teknologi tersebut dan menjadi terobosan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Nadiem juga menambahkan, penyelenggaraan KRTI sejalan dengan konsep Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para mahasiswa dan dosen untuk berinovasi menciptakan teknologi yang berdampak baik bagi kemaslahatan masyarakat.

Untuk itu dia berharap, perlombaan ini menjadi wadah bagi para mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi se-Indonesia untuk melakukan eksplorasi teknologi nirawak yang berdaya guna bagi kehidupan.

Baca Juga: Mahasiswa Unila Teliti Biji Alpukat Jadi Obat Diabetes

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya