Gajah Betina Suli Mati saat Proses Evakuasi dari Area Rawa TNWK

- Suli alami anemia dan gejala infeksi
- Perlihatkan kondisi lemah saat proses evakuasi terjebak area rawa
- Mati dalam upaya proses evakuasi
Lampung Timur, IDN Times - Kabar duka kembali datang dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur. Seekor Gajah Sumatera betina (Elephas maximus sumatranus) diumumkan mati pada 2 Oktober 2025.
Humas Balai TNWK, Nandri Yulianto membenarkan ihwal infomasi tersebut. Gajah betina mati itu disebut bernama Suli berasal dari Palembang tutup usia diperkirakan berumur 35 tahun.
"Iya Suli di Oktober, kemaren belum rilis nunggu hasil analisis sampel di Balai Veteriner Lampung. Pas mau up (kematian Suli), Dona juga mati, makanya sekalian (dipublikasikan)," ujarnya dikonfirmasi, Selasa (18/11/2025).
1. Suli alami anemia dan gejala infeksi

Nandi menyampaikan, gajah Suli berasal dari Palembang dibawa pertama kali ke Pusat Latihan Gajah (PLG) TNWK sejak 2003 dan telah melahirkan sebanyak empat ekor anak. Sebelum kematiannya, Suli masih mengasuh anaknya bernama Yongki berusia 2,5 tahun.
Menurutnya, gajah Suli sejak Juli 2025 mendapatkan perawatan cukup intensif akibat kondisi kesehatan mulai menurun. Hasil pemeriksaan kesehatan, Suli mengalami anemia dan gejala infeksi akibat peningkatan nilai sel darah putih.
"Beberapa parameter kesehatan organ juga menunjukan, bahwa Suli penurunan fungsi organ hati dan ginjal," katanya.
Atas kondisi tersebut, gajah Suli rencana dipindahkan ke lokasi lain untuk digembalakan pada 1 Oktober 2025, Namun saat proses pemindahan, Suli terjebak pada area rawa cukup dalam dan mengalami kesulitan untuk naik dari rawa tersebut.
"Sekitar pukul 08.00 WIB dan beberapa ekor gajah jantan (Robby, Berry, dan Salmon) digunakan untuk membantu evakuasi Suli," sambungnya.
2. Perlihatkan kondisi lemah saat proses evakuasi terjebak area rawa

Atas kejadian menimpa gajah Suli, Nandri melanjutkan, Mahout melaporkan insiden tersebut kepada bagian medis dan ditindaklanjuti pukul 09.35 WIB. Kemudian evakuasi dilakukan dengan cara mengikat tubuh Suli pada area thorax atau daerah dada untuk membantu menarik Suli.
"Evakuasi pertama selesai dilakukan pukul 11.22 WIB dengan posisi gajah Suli berbaring pada sisi tubuh kiri. Akibat cuaca yang terik, gajah harus tetap dalam kondisi lembab sehingga setiap saat tubuhnya perlu disiram atau ditutup dengan rumput," terangnya.
Kemudian proses evakuasi kedua dilakukan sekitar pukul 17.00 WIB, namun gajah Suli tidak mampu berdiri. Ia hanya mampu menopang tubuh bagian depan selama 15 menit dan kembali berbaring dengan posisi tubuh kanan.
"Evakuasi ketiga dilakukan pada 2 Oktober 2025 pukul 10.42 WIB, karena gajah tergenang air dan gajah terlalu lama berada pada posisi berbaring sisi kanan. Pertolongan pada kondisi Suli dilaksanakan secara intensif dengan memberikan cairan infus secara intravena, ATP sebagai sumber energi, serta zat hemopoiteka untuk membantu pembentukan sel darah merah," lanjut dia.
3. Mati dalam upaya proses evakuasi

Di tengah kondisi tersebut, Nandri menyampaikan, gajah Suli terlihat lemah dan tidak mampu menopang tubuhnya dalam kondisi pucat serta tidak mampu untuk berdiri. Alhasil, kondisi secara umum gajah Suli dinyatakan tidak baik.
Menurutnya, perawatan terhadap Gajah Suli telah dilakukan selama dua hari tepatnya sejak 1-2 Oktober 2025. Namun kondisi Suli tidak membaik dan dinyatakan mati pada pukul 19.41 WIB.
"Sebagai tindak lanjut, Nekropsi kemudian dilakukan pada 2 Oktober 2025 pukul 22.47 WIB hingga 3 Oktober pukul 01.08 WIB," imbuhnya.

















