Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mahasiswa KKN Unila di Desa Gaya Baru berinovasi Membuat Kompor Rakitan Berbahan Dasar Oli Bekas dan Minyak Jelantah (http://Unila.ac.id)

Intinya sih...

  • Tim KKN Unila hadirkan kompor rakitan dari limbah oli bekas dan minyak jelantah di Desa Gaya Baru 1, Lampung Tengah.
  • Kompor rakitan menggunakan oli bekas dan minyak jelantah sebagai bahan bakar utama serta memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk membuat dan menggunakan kompor ini secara mandiri.
  • Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya inovasi dan pengelolaan limbah dengan menunjukkan bagaimana bahan yang sering dianggap sebagai sampah dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna.

Lampung Tengah, IDN Times - Limbah oli bekas dan minyak jelantah seringkali menjadi masalah bagi masyarakat karena berpotensi mencemari lingkungan. Namun, di Desa Gaya Baru 1, Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) menghadirkan inovasi berupa kompor rakitan berbahan dasar oli bekas dan minyak jelantah.

Inovasi diinisiasi Efnu Silahuda Wahid bersama tim KKN terdiri dari Natasha Dwi Yatna, Muhammad Revaldi, M Nadhif Nanditama, Lutfia Rima Dania, Echa, Umi Kulsum Rizqiatu Maula ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah oli bekas dari bengkel atau minyak jelantah dari industri rumahan sering terbuang sia-sia.

"Selain membantu mengurangi limbah, program ini dirancang untuk memberikan solusi hemat energi bagi masyarakat desa," kata Efnu Silahuda, Kamis (30/1/2024).

1. Kompor rakitan berbahan bakar oli bekas dan minyak jelantah

Mahasiswa KKN Unila di Desa Gaya Baru berinovasi Membuat Kompor Rakitan Berbahan Dasar Oli Bekas dan Minyak Jelantah (http://Unila.ac.id)

Efnu menjelaskan, kompor rakitan ini menggunakan oli bekas dan minyak jelantah sebagai bahan bakar utama. Alat dan bahan yang digunakan antara lain kaleng bekas (seperti kaleng cat atau susu bubuk), pipa besi, kain katun sebagai sumbu, serta alat-alat seperti bor, gergaji besi, dan tang.

"Semua bahan ini dipilih karena mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Proses pembuatannya dimulai dengan mengumpulkan bahan dan alat, kemudian merakit komponen utama seperti badan kompor, saluran bahan bakar, dan ruang bakar," kata mahasiswa jurusan Teknik Mesin itu.

Setelah dirakit, lanjutnya, dilakukan uji coba untuk memastikan efisiensi dan stabilitas api. Selain itu, masyarakat diberikan pelatihan untuk membuat dan menggunakan kompor ini secara mandiri.

2. Jadi solusi hemat dan ramah lingkungan bagi ibu rumah tangga dan pelaku usaha kecil

Mahasiswa KKN Unila di Desa Gaya Baru berinovasi Membuat Kompor Rakitan Berbahan Dasar Oli Bekas dan Minyak Jelantah (http://Unila.ac.id)

Menurut Efnu, antusiasme masyarakat terhadap program ini sangat tinggi, terutama dari kalangan ibu rumah tangga dan pelaku usaha kecil. Mereka merasa terbantu karena kompor rakitan ini dapat menjadi alternatif hemat biaya dibandingkan penggunaan gas LPG.

Selain itu, limbah yang sebelumnya terbuang kini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang berguna. "Bagi kami, program ini memberikan pembelajaran berharga, mulai dari pengelolaan limbah, interaksi dengan masyarakat, hingga pengembangan solusi inovatif yang ramah lingkungan," ujarnya.

3. Masyarakat dikenalkan konsep daur ulang

Mahasiswa KKN Unila di Desa Gaya Baru berinovasi Membuat Kompor Rakitan Berbahan Dasar Oli Bekas dan Minyak Jelantah (Instagram/kkn.gayabarusatu)

Ia berharap, program pembuatan kompor oli bekas dan minyak jelantah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya inovasi dan pengelolaan limbah dengan menunjukkan bagaimana bahan sering dianggap sebagai sampah berbahaya dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna.

"Melalui program ini, masyarakat diperkenalkan pada konsep daur ulang dan pemanfaatan sumber daya secara kreatif untuk mengurangi polusi lingkungan," jelasnya.

Selain itu menurut Efnu, menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga peran bersama yang dapat dimulai dari langkah kecil, seperti memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Melalui inovasi seperti kompor rakitan berbahan dasar oli bekas, masyarakat diajak untuk melihat limbah bukan sebagai sampah, tetapi sebagai sumber daya yang dapat diolah kembali.

"Dengan menciptakan inovasi ini, masyarakat tidak hanya mengurangi polusi lingkungan, tetapi juga menciptakan solusi ekonomi,” tandasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team