Damkarmat Bandar Lampung Catat 720 Evakuasi di 2025, Ular Terbanyak

- Perubahan cuaca berpengaruh terhadap peningkatan kasus evakuasi hewan liar, seperti ular, biawak, musang, dan anjing liar.
- Tidak semua laporan dari warga memerlukan tindakan langsung, Damkarmat memberikan edukasi agar warga bisa mengatasi sendiri jika tidak berbahaya.
- Seluruh petugas penyelamatan Damkarmat dilatih SAR dan vertical rescue untuk penanganan yang cepat dan aman serta siap membantu masyarakat kapan saja secara gratis.
Bandar Lampung, IDN Times – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Bandar Lampung mencatat telah menangani 720 kasus evakuasi hingga 31 Oktober 2025. Kepala Bidang Penyelamatan Damkarmat Kota Bandar Lampung, Krisna Laksamana mengatakan, dari seluruh laporan yang masuk, evakuasi ular menjadi kasus terbanyak sepanjang tahun ini.
Pada Januari hingga Oktober 2025, petugas telah menangani sekitar 217 kasus evakuasi ular. Jenisnya pun beragam, mulai dari ular piton berukuran besar, kobra, hingga jenis berbisa lainnya.
“Setiap bulan pasti ada laporan warga soal ular. Biasanya ditemukan di dapur, atap rumah, atau saluran air,” katanya, Minggu (2/11/2025).
1. Perubahan cuaca berpengaruh

Menurut Krisna, meningkatnya kasus evakuasi hewan liar disebabkan oleh perubahan cuaca ekstrem yang mengganggu habitat alami satwa.
“Sekarang ini musim kemarau, tapi curah hujan masih tinggi. Akibatnya habitat ular terganggu, dan mereka mencari tempat baru yang lebih aman,” jelasnya.
Selain ular, petugas Damkarmat juga sering mengevakuasi hewan lainnya, seperti biawak, musang, hingga anjing liar.
“Untuk biawak ada 21 kali evakuasi, musang 5 kali, bahkan sempat ada laporan kucing tersangkut mata kail,” ujarnya.
2. Tidak semua laporan bersifat darurat

Krisna menuturkan, tidak semua laporan dari warga memerlukan tindakan langsung. “Kadang ada warga yang minta evakuasi biawak di plafon rumah. Kalau tidak berbahaya, kami beri edukasi dulu agar bisa diusir sendiri,” ucapnya.
Namun, Damkarmat tetap bersiaga 24 jam untuk menangani laporan yang berpotensi membahayakan warga.
“Kalau sudah berisiko, kami pasti turun. Semua peralatan sudah lengkap, mulai dari penjepit ular, tali, hingga tripod,” tegasnya.
3. Personel dilatih SAR dan vertical rescue

Agar penanganan di lapangan semakin cepat dan aman, Krisna mengungkapkan seluruh petugas penyelamatan rutin menjalani pelatihan SAR dan vertical rescue.
“Semua anggota sudah dilatih dan disiagakan. Masyarakat cukup hubungi kami kapan saja, karena layanan Damkarmat gratis dan selalu siap membantu,” ungkapnya.


















