TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rindu Keluarga, Picu Napi Lapas Rajabasa Nekat Gantung Diri di Toilet

Dikenal baik dan pendiam

Lapas Rajabasa. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Bandar Lampung, IDN Times - Warga binaan Lapas Kelas I Bandar Lampung alias Lapas Rajabasa Usman (27) diduga nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di toilet dikarenakan tak kuasa menahan rindu dengan keluarga berada di Jawa Timur.

Korban Usman (27) diketahui warga asal Desa Buak Buter, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Ia merupakan narapidana kasus narkotika vonis pidana hukuman 15 tahun penjara.

"Hasil konfirmasi dengan keluarganya yang ada di Jawa Timur. Korban ini rindu dengan keluarga dan anak istrinya karena tidak pernah dibesuk, mungkin disebabkan kerinduan ini dia akhirnya bunuh diri," ujar Kepala KPLP Lapas Rajabasa, Febriansyah saat dimintai keterangan, Rabu (22/11/2023).

Baca Juga: Napi Lapas Rajabasa Vonis 15 Tahun Meninggal Gatung Diri di Toilet

1. Dikenal pendiam dan punya hubungan baik dengan sesama napi

Warga binaan Lapas Rajabasa, Usman meninggal dunia gantung diri di kamar mandi blok. (IDN Times/Istimewa).

Selama menjalani masa hukuman kurungan di Lapas Rajabasa, Febriansyah mengungkapkan, Usman dikenal memiliki hubungan baik dengan warga binaan lainnya dan tidak pernah berselisih paham dengan sesama napi lapas.

Meski demikian, keseharian Usman memang dikatakan cukup pendiam dan lebih banyak berkomunikasi dengan para warga binaan memahami bahasa Madura.

"Almarhum kesehariannya pendiam, karena interaksinya biasa menggunakan bahasa Madura. Tapi dia rajin dan tertib mengikuti proses pembinaan seperti salat, mengaji, dan sebagainya," ungkap dia.

2. Keluarga ikhlas menerima kepergian napi Usman

Ilustrasi gantung diri. (IDN Times/istimewa)

Seiring temuan kasus ini, Kabid Pembinaan Lapas Rajabasa, Wahyudi mengatakan, pihak keluarga melalui istri korban sudah ikhlas menerima kepergian sang suami.

Pasalnya, memang selama korban Usman menjalani hukuman, pihak keluarga di Bangkalan sebatas berkomunikasi via telepon dan tidak pernah membesuk korban. Selain itu, keluarga juga sudah sering mendengar keluhan maupun keinginan korban untuk dibesuk.

"Saat kami telepon, memang keluarga di sana sudah mulai mengikhlaskan. Untuk tuntutan tidak ada, karena pihak mereka sudah menerima keterangan kami," ujarnya.

Baca Juga: Rumah Kawan Kafe Plus Rental PS Pertama Bandar Lampung, Enak dan Murah

Berita Terkini Lainnya