TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Bat Coffee Lampung, Biji Kopi Telah Dimakan Kelelawar

Biji bekas kunyahan kelelawar kualitasnya diklaim bagus

Rektor Unila, Prof. Karomani menyeduh bat coffee (dok.Humas unila)

Bandar Lampung, IDN Times -Sentra Inovasi dan Inkubator Bisnis (Sikubis) Universitas Lampung (Unila) mengembangkan Kopi Codot atau Bat Coffee sebagai salah satu produk kopi unggulan mengusung kearifan lokal Lampung.

Ketua Sikubis Unila, Sri Ratna mengatakan, tahun ini ada dua perusahaan pemula lolos dan mendapatkan dana Startup Inovasi Indonesia dari Kemenristek/BRIN, salah satunya Bat Coffee.

“Nanti Sikubis akan mendampingi mengembangkan produk Bat Coffee mulai dari kelengkapan perizinan BPOM, IRT, termasuk hak paten hingga pemasarannya,” ujar Sri Ratna.

1. Alasan memilih bat coffee

Peluncuran produk bat coffee oleh Sikubis Unila (dok.humas Unila)

Bat Coffee merupakan produk mitra binaan Sikubis Unila yang dikelola tim usaha yaitu Dedi Riyanto, Meutia Pusparini, dan William Pangestu.

Menurut Sri Ratna, Bat Coffee lolos sebagai mitra binaan Sikubis karena memenuhi kriteria dan SOP yang ada, di antaranya memiliki CV dan terjaganya keberlangsungan produk.

“Selain itu, Bat Coffee ini merupakan produk yang memiliki lokal wisdom, baik kopinya sebagai keunggulam hasil bumi Lampung maupun kelelawarnya yang merupakan proses yang masih langka,” ujar Sri Ratna.

Untuk pemasaran, lanjutnya, pihaknya akan mendukung promosi melalui media sosial, menggandeng pengusaha alumni atau jaringan Unila.

“Unila juga sudah menetapkan sebaiknya kopi yang ada di Unila menggunakan Bat Coffee,” pungkasnya.

Baca Juga: Unila Gelar Webinar Dukung Palestina, Ini Kata Duta Besar Palestina

2. Kerjasama dengan petani kopi

Ilustrasi kopi. IDN Times/Indiana Malia

Dedi Riyanto menjelaskan, Bat Coffee berasal dari biji kopi yang daging buahnya telah dimakan codot atau kelelawar. Menurut dia, biji kopi pilihan kelelawar ini merupakan biji merah dengan kualitas terbaik.

“Jadi kelelawar itu cuma mau makan daging biji kopi yang sudah matang sempurna dan bagus kualitasnya. Itulah kenapa biji bekas kunyahan kelelawar kualitasnya pasti bagus,” ujar Dedi.

Menurut Dedi ciri-ciri biji kopi bekas kunyahan kelelawar akan lengket kalau dipegang, serta ada bekas gerusan gigi kelelawar di kulit ari biji kopi yang jatuh ke tanah.

Dedi mengatakan, sejauh ini tidak ada kendala dalam mendapatkan bahan baku. Timnya sudah bekerja sama dengan petani kopi di empat lokasi yaitu Suoh dan Pesisir Barat Kabupaten Lampung Barat, serta Sukaraja dan Gisting Kabupaten Tanggamus.

“Untuk satu lokasi bisa menghasilkan 25 kilogram per hari,” ujarnya.

3. Perbedaan biji kopi kelelawar dengan kopi biasa

Dedi mengatakan, harga biji kopi kelelawar lebih mahal dibandingkan biji kopi biasa. Jika biji kopi biasa dibeli dari petani Rp19 ribu per kilogram, maka biji kopi kelelawar dibeli dengan kisaran harga Rp30-35 ribu per kilogram.

“Harga biji kopi kelelawar kami beli lebih mahal ke petani karena petani harus mengambil dan memilih biji yang jatuh di bawah di sekitar tanaman kopi. Itu yang kami hargai, makanya harganya lebih tinggi,” kata Dedi.

4. Aroma seduhan Bat Coffee lebih kuat

hellosehat.com

Terkait proses pembuatan Bat Coffee juga berbeda dengan kopi biasa. William Pangestu menjelaskan, pada kopi biasa membutuhkan perendaman, pencucian, pengupasan, dan penjemuran, sedangkan Bat Coffee cukup dibersihkan kulit arinya dan bisa langsung diroasting dan digiling.

“Banyak proses yang dilompati karena daging buahnya sudah dimakan codot, jadi biji yang masih dibungkus kulit ari jatuh ke tanah dan kering secara alami di bawah,” jelas William.

Dia mengklaim, aroma seduhan Bat Coffee lebih kuat, tapi tingkat pahitnya lebih rendah dari kopi biasa.

“Kalau rasanya sama seperti rasa kopi robusta pada umumnya, tapi aromanya lebih kuat, dan rasa pahitnya berkurang,” ujar William.

5. Produk dijual secara online

Ilustrasi belanja online (IDN Times/Arief Rahmat)

Meutia Pusparini yang merupakan CEO Bat Coffee mengatakan, saat ini produk Bat Coffee masih dijual secara online. Bat Coffee kemasan 200 gram dijual Rp60 ribu sedangkan green bean Bat Coffee kemasan 200 gram dihargai Rp50 ribu.

“Kendala pemasaran Bat Coffee ini karena belum banyak masyarakat yang mengenal kopi codot ini,” kata Meutia.

Baca Juga: Mengenal Penangkaran Rusa Unila, Tokoh Kampus Dijadikan Nama 

Berita Terkini Lainnya