TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lobster Lampung Digemari Masyarakat Hong Kong

Investor kembangkan teknik budidaya keramba tenggelam

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat meninjau lokasi budidaya lobster di perairan Tanjung Putus, Kabupaten Pesawaran. (IDN TImes/Istimewa).

Bandar Lampung, IDN Times - Lobster Lampung sangat diminati dan digemari warga Hong Kong. Pengembangan budidaya lobster, peluangnya terbuka lebar, tapi harus konsisten menjaga kualitas produk.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat meninjau lokasi budidaya lobster di perairan Tanjung Putus, Kabupaten Pesawaran. Peninjauan itu didampingi Direktur Utama PT Sai Batin Perikanan Indonesia Ari Nanda Djausal dan sejumlah pelalu usaha tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Lampung.

Menurut Arinal, Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang besar dengan wilayah perairan laut yang luas, bersih dan aman. Untuk itu, ia mendukung pembangunan dan pengembangan bidang perikanan budidaya lobster agar menjadi komoditi utama Lampung untuk diekspor ke berbagai negara tujuan.

"Dengan adanya budidaya lobster ini saya berharap dapat menjadi unggulan di sektor perikanan di Provinsi Lampung dan menjadi komoditi utama Lampung untuk diekspor ke berbagai negara tujuan. Masyarakat juga diharapkan mendukung penuh upaya pemerintah daerah dan investor yang menanamkan modalnya di Provinsi Lampung,” ujarnya, Jumat (18/9/2020).

1. Keramba ditenggelamkan di kedalaman laut hingga 10 meter

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat meninjau lokasi budidaya lobster di perairan Tanjung Putus, Kabupaten Pesawaran. (IDN TImes/Istimewa).

Budidaya lobster di perairan Tanjung Putus, Kabupaten Pesawaran jenis Mutiara, Pasir dan Bambu. Lobster itu dibudiyakan dalam keramba. Keramba yang digunakan jenis keramba tenggelam dimensi 3x3x4 meter yang ditenggelamkan hingga kedalaman laut 7 sampai  10 meter.

Ricky, petugas  operasional keramba PT Sai Batin Perikanan Indonesia, menerangkan keramba yang dikelola seluas 1.000 meter persegi dari rencana empat hektare. Budidaya ini baru beroperasi sejak Juni 2020 atau sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster, Kepiting dan Rajungan.

Terkait ukuran lobster saat panen menurutnya, antara 160 gram-250 gram. Dibutuhkan waktu 4 bulan dari mulai penanaman benih (benur).

“Setiap satu minggu diadakan pengambilan sampling dan setiap sebulan satu kali dilakukan grading atau pemilahan berdasarkan ukuran. Lokasi saat ini aman ombaknya dan memenuhi persyaratan teknis untuk pembudidayaan lobster,” papar Ricky.

Baca Juga: 5 Kreasi Menu Lobster Lezat, Lembut dan Sensasi Rasa Mewah!

2. Masyarakat desa inovasi kembangkan produk perikanan

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat meninjau lokasi budidaya lobster di perairan Tanjung Putus, Kabupaten Pesawaran. (IDN TImes/Istimewa).

Saepudin, Kepala Desa Sukarame-Tanjung Putus, Kabupaten Pesawaran mengatakan, masyarakat di desa setempat mendukung sepenuhnya kehadiran para investor budidaya lobster. Itu lantaran, masyarakat di sana berprofesi sebagai nelayan.

“Kami mendukung penuh jika ada investor yang akan berinvestasi di daerah kami. Kami berharap dapat turut serta membangun daerahnya dan mengenalkan produk olahan lokal khas daerah,” ujarnya.

Saepudin menambahkan, selain sektor perikanan, wilayah Desa Sukarame Tanjung Putus juga mengelola sumber penghasil pisang, cokelat dan kelapa. “Melalui pengembangan usaha kreatif di bidang makanan olahan yang berbahan dasar dari sumber komoditi lokal, UMKM juga terus berinovasi untuk mengembangkan produknya," terangnya.

Baca Juga: KKP: Potensi Budi Daya Benih Lobster Mencapai US$60 Miliar per Tahun

Berita Terkini Lainnya