Kiat Prospek Pertumbuhan Perekonomian 2021 dan 2022 ala BI Lampung

Bisa didorong melalui dua sisi

Bandar Lampung, IDN Times - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung menyebut, prospek pertumbuhan perekonomian Provinsi Lampung 2021 dan 2022 dapat dididorong dari dua hal. Caranya melalui sisi permintaan maupun lapangan usaha.

Kepala Perwakilan (KPw) BI Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan mengatakan, dari sisi permintaan, perbaikan konsumsi rumah tangga didorong pelaksanaan program vaksinasi. Tujuannya akan meningkatkan keyakinan masyarakat ditengah perbaikan kondisi ekonomi.

Selain itu, peningkatan investasi dipicu pembangunan infrastruktur sekitar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sebagai katalis pertumbuhan kawasan industri baru, serta masih berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional dan prafabrikasi konstruksi jalan dan kereta api. Selain itu, pemulihan ekonomi di Tiongkok dan USA berpotensi meningkatkan permintaan produk olahan komoditas ekspor terhadap kedua negara mitra dagang tersebut

"Adanya potensi kenaikan impor barang modal seiring percepatan pembangunan infrastruktur strategis dan pembangunan infrastruktur daerah mendorong peningkatan impor. Juga peningkatan impor barang konsumsi dan bahan baku penolong sejalan dengan perkiraan terus membaiknya domestic demand," ujar Budiharto, Selasa (6/7/2021).

1. Inflasi 2021 dan 2021 masih terjaga rentan 3-4 persen

Kiat Prospek Pertumbuhan Perekonomian 2021 dan 2022 ala BI Lampung(Ilustrasi/Aceh Online)

Budiharto menjelaskan, tekanan inflasi Lampung 2021 dan 2022 diprakirakan mengalami kenaikan dibanding 2020. Tapi, masih akan tetap terjaga dalam rentang kurang lebih 3-4 persen.

Selain itu, inflasi volatile food tetap terjaga didorong oleh pengaturah pola pangan, rencana pelaksanaan KPSH (Ketersediaan Pasokan Stabilisasi Harga) oleh Bulog sepanjang tahun, Pasar Murah oleh TPID, larangan distribusi gabah ke luar Lampung (Perda Prov. Lampung No. 7 Tahun 2017), serta implementasi Kerjasama Antar Daerah (KAD).

Menurutnya, satgas pangan juga meningkatkan koordinasi dan komunikasi untuk memastikan kelancaran distribusi bahan pokok di tengah pemberlakuan kebijakan PPKM Darurat. Sehingga, Inflasi inti pada tahun 2021 diprakirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh optimisme masyarakat terhadap implementasi vaksinasi dan peningkatan mobilitas masyarakat mendekati masa sebelum COVID-19.

"Meski berisiko terbatas ditengah kembali meningkatnya kasus COVID-19. Inflasi administered prices diprakirakan meningkat pada tahun 2021 didorong oleh kenaikan tarif cukai rokok di awal tahun 2021, serta peningkatan tarif angkutan udara seiring meningkatnya permintaan," kata Budiharto.

2. Semua pihak harus optimistis membangun pemulihan ekonomi

Kiat Prospek Pertumbuhan Perekonomian 2021 dan 2022 ala BI LampungGoogle

Budiharto juga mengingatkan perlunya komitmen bersama seluruh pihak untuk terus membangun optimisme pemulihan ekonomi Lampung. Itu dapat dilakukan antara lain melalui, sebagai kondisi prasyarat, sosialisasi, dan edukasi terkait penerapan protokol COVID-19 kepada masyarakat secara konsisten.

Termasuk implementasi program vaksinasi, untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi. Adapun respon kebijakan yang bisa dilakukan seperti, secara bertahap membuka sektor-sektor produktif dengan memperhatikan keamanan dan protokol COVID-19.

"Bisa melalui pemerintah daerah yang memiliki peran kunci melalui akselerasi stimulus fiskal, khususnya untuk anggaran yang bersifat produktif," imbuh pria kelahiran Jakarta 1965 tersebut.

Sedangkan cara lainnya yaitu, meningkatkan penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran dan melalui stimulus moneter yang akomodatif. "Dapat juga mendorong pemulihan UMKM melalui akselerasi pemanfaatan digitalisasi," paparnya.

Baca Juga: PPKM Darurat Jawa dan Bali, Industri Hotel Lampung Terdampak

3. Lampung terus tunjukkan perbaikan pemulihan ekonomi

Kiat Prospek Pertumbuhan Perekonomian 2021 dan 2022 ala BI LampungGambaran perekonomian Jepang. (07/05/2021). (SurabayaStory)

Budiharto menilai, perekonomian Lampung terus menunjukkan perbaikan di tengah berlangsungnya pandemik COVID-19, meskipun masih dalam fase kontraksi.

Mengingat, sebagai catatan pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I 2021 terkontraksi sebesar -2,10 persen (yoy), atau lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga mengalami kontraksi sebesar -2,26 persen (yoy).

"Realisasi pertumbuhan triwulan I ini tercatat jauh lebih rendah, dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2020 sebesar 1,74 persen (yoy). Realisasi pertumbuhan pada triwulan I 2021 ini juga lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera (-0,86 persen; yoy) dan Nasional (-0,74 persen; yoy)," sebutnya.

4. Pembatasan jam operasional pengaruhi kontraksi perekonomian

Kiat Prospek Pertumbuhan Perekonomian 2021 dan 2022 ala BI Lampungchrometa

Secara nominal, mantan KPw Provinsi Banten itu mencatat, perekonomian Lampung triwulan I 2021 berdasarkan ADHB dan ADHK di 2010 masing-masing sebesar Rp88,39 triliun dan Rp59,10 triliun.

Pasalnya, konsumsi rumah tangga, yang memiliki pangsa terbesar terhadap perekonomian Lampung terkontraksi, seiring dengan masih berlangsungnya pembatasan sosial. Itu juga diipengaruhi oleh adanya pembatasan jam operasional kegiatan usaha pusat perbelanjaan dan lokasi hibura.

"Apalagi kegiatan sekolah belajar dari rumah (daring) tetap dilaksanakan hingga 4 April 2021. Kontraksi yang lebih dalam terjadi pada konsumsi pemerintah, disebabkan oleh penurunan pertumbuhan realisasi belanja pegawai, barang dan jasa APBN dan APBD," ucap Budiharto.

"Sebagaimana pada pola tahunannya, konsumsi pemerintah cenderung rendah pada awal tahun," sambung dia.

5. Kota Bandar Lampung dan Metro tempati uratan ke-22 dan 28 inflasi nasional

Kiat Prospek Pertumbuhan Perekonomian 2021 dan 2022 ala BI LampungTugu Adipura Bandar Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung Juni 2021, Budiharto menyampaikan, terjadi inflasi yaitu sebesar 0,18 persen (mtm), atau lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,15 persen (mtm).

Torehan itu, masih lebih rendah dari rata-rata inflasi Juni dalam 3 (tiga) tahun terakhir yaitu, sebesar 0,52 persen (mtm). Sementara inflasi Nasional dan Sumatera pada periode sama masing-masing mengalami deflasi sebesar -0,16 persen (mtm) dan -0,01 persen (mtm).

"Secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung masih berada pada rentang sasaran inflasi tahun 2021 sebesar kurang lebih 3-4 persen yaitu, sebesar 2,34 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional dan Sumatera yaitu sebesar 1,33 persen (yoy) dan 1,76 persen (yoy)," paparnya.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada ini menuturkan, secara spasial, catatan ini dibandingkan 90 kota perhitungan inflasi nasional. Maka, inflasi Kota Bandar Lampung dan Kota Metro pada bulan Juni 2021 tergolong relatif moderat. "Masing-masing kota menempati urutan ke-22 dan ke-28," tandas Budiharto.

Baca Juga: Juni Inflasi Lampung 0,18 Persen, BI: Perlu Mitigasi Kendalikan Inflasi

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya