TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rahmat Erwin Abdullah Sempat Tertekan Sebelum Raih Perunggu Olimpiade

Termotivasi prestasi Windy Cantika

potret Rahmat Erwin Abdullah (Instagram.com/noc.indonesia)

Bandar Lampung, IDN Times - Ada cerita menarik dibalik prestasi medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 diraih lifter Rahmat Erwin Abdullah.

Pemuda berusia 21 tahun ini menjelaskan, sudah berambisi meraih medali di Tokyo. Terutama sejak lifter putri Windy Cantika berhasil merebut medali perunggu di kelas 49kg putri 24 Juli lalu atau tepat sehari setelah opening ceremony Olimpiade Tokyo.

“Sudah sejak (Windy) Cantika meraih medali perunggu saya itu uring-uringan dan tertekan karena saya juga ingin mendapatkan medali. Namun, saya tidak bisa barbicara dengan siapa-siapa. Paling ya menenangkan diri sendiri dengan berbicara saja, bahwa saya bisa dan saya mampu,” kata Rahmat dilansir dari noc Indonesia.id, Kamis (29/7/2021). 

Baca Juga: Eko Yuli, Dulu Pengembala Kambing Kini Atlet Koleksi 4 Medali Olimpiade

1. Genapi mimpi sangat ayah

Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah melakukan angkatan snatch dalam kelas 73 kg Putra Grup B Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Rabu (28/7/2021). Rahmat Erwin Abdullah berhasil meraih medali perunggu dengan total angkatan 342 kg. (ANTARA FOTO/NOC Indonesia)

Rahmat tak sekadar menggenapi ambisi pribadi, ia juga turut menggenapi mimpi sang ayah yakni Erwin Abdullah. Sang ayah yang kini menjadi pelatihnya dan turut mendampingi Rahmat di Tokyo pernah memiliki kesempatan tampil di Olimpiade 2004 Athena.

Namun, mimpi itu harus dikubur karena meskipun ia telah lolos kualifikasi tetapi dokter tim mengizinkannya tampil karena tengah menderita cedera punggung.

"Saya masih ingat terus kata-kata bapak. ‘Mat, kamu mau rasain yang pernah bapak rasain di Olimpiade. Soalnya, bapak belum sempat bertanding.’ Itu selalu diulang terus sama bapak akhir-akhir ini,” cerita putra mantan lifter Erwin Abdullah dan Ami AB. 

2. Termotivasi prestasi orangtua

Rahmat Erwin Abdullah (tengah), salah seorang atlet cabang olahraga angkat besi Indonesia asal Sulawesi Selatan, bersama kedua orang tuanya yakni Erwin Abdullah (kiri) dan Ami AB (kanan). (Instagram.com/rahmaterwin_)

Rahmat terinspirasi menjadi lifter angkat besi karena termotivasi kedua orang tuanya yang juga lifter nasional. Dia selalu mendengar cerita Erwin Adullah dan istrinya, Ami AB saat tampil di berbagai kejuaraan internasional.

"Saya dan istri memang suka bercerita kepada Rahmat tentang perjalanan kami berdua saat menjadi atlet. Tampil di berbagai event internasional di luar negeri. Ya, itu yang menjadi inspirasi Rahmat untuk menjadi lifter angkat besi," kata Erwin Abdullah yang menjadi pelatih Tim Angkat Besi Indonesia. 

Saat itu, aku bilang gini. Aku mau rasain yang nggak pernah bapak alami yakni bertanding di Olimpiade. Kini, saya tak cuma melakukannya di Olimpiade 2020 Tokyo, tetapi juga pulang membawa medali, timpal Rahmat. 

3. Sempat cedera paha

Rahmat Erwin Abdullah. Instagram.com/pbpabsi_weightlifting_ina

Perjuangan Rahmat di Olimpiade Tokyo ini cukup berat. Dia sempat mengalami cedera paha belakang saat melakukan pemanasan menjelang angkatan clean & jerk. Meski demikian, perjuangan Rahmat terbayar lunas.

Bahkan, ia mempertajam rekor angkatan terbaiknya. Sebelumnya, Rahmat memiliki angkatan snatch terbaik 148kg dan clean & jerk 187kg. Dengan penambahan beban 7kg di kedua jenis angkatan itu, Total Angkatan Rahmat yang tadinya 335kg naik menjadi 342kg.

Kini, Rahmat berjanji akan terus berusaha untuk meningkatkan prestasinya. “Saya akan selalu berusaha untuk tampil lebih baik," ujarnya.

"Multievent internasional selanjutnya mungkin ada SEA Games Vietnam yang masih menunggu jadwalnya, kemudian Asian Games 2022 Hangzhou dan juga Islamic Solidarity Games 2022. Dan, saya juga ingin tampil lagi di Olimpiade 2024 Paris," kata Rahmat. 

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Olimpiade 6 Wakil Bulutangkis Indonesia Hari Ini

Berita Terkini Lainnya