6 Fakta Ibis Suci Afrika, Burung Pengarung Sangat Sosial
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ibis suci Afrika (Threskiornis aethiopicus) adalah spesies burung pengarung hidup di dekat pantai, rawa, dan perairan dangkal. Spesies ibis ini termasuk dalam keluarga Threskiornithidae. Mereka telah diperkenalkan ke Prancis, Spanyol, Italia dan Taiwan, hingga menjadi invasif di sana.
Mereka memang lebih suka berhabitat di dekat perairan, sebab makanannya sangat melimpah di sana. Begitu juga dengan koloninya yang besar membuat mereka sangat sosial. Lebih lanjut, berikut ulasannya.
1. Karakteristik
Tubuh ibis suci afrika memiliki panjang sekitar 75 cm (30 inci) dengan berat 1,35 kg (3 pon), dan lebar sayapnya sekitar 112—124 cm (44—49 inci). Sebagian besar bulunya berwarna putih dan hitam di bagian punggung bawahnya.
Kepalanya kecil dan ramping, pun lehernya melengkung berwarna hitam. Begitu juga dengan matanya yang hitam, paruh panjang ramping dan melengkung digunakannya untuk menggali pasir dan lumpur di perairan dangkal.
Kakinya pun panjang dan hitam, sebagian berselaput seperti burung pengarung lain. Ibis suci memang menonjolkan warna hitam dan putih sangat kontras membuatnya mudah dikenali. Meskipun jantan dan betina tampak identik, namun ukuran tubuh jantan lebih besar.
2. Habitat
Ibis suci tumbuh subur dalam koloni besar di dekat aliran air, di seluruh Afrika. Mereka mendiami lahan basah seperti tepi sungai atau pantai, rawa-rawa dan dataran berlumpur.
Padang rumput, tanah dibajak, hingga tempat pembuangan sampah juga mereka kunjungi untuk mencari makan. Mereka juga membangun sarangnya di pohon besar.
Sementara itu, sebagian lagi dari koloninya berkembang biak di Afrika sub-Sahara dan Irak Tenggara. Beberapa populasi bermigrasi saat masuknya musim hujan.
Menariknya, sebelumnya spesies tersebut tidak berkembang biak di Afrika Selatan. Hanya saja, perkembangbiakan pertama mereka bertepatan dengan pembangunan bendungan besar dan tanaman irigasi pada akhir abad 20.
Baca Juga: 10 Fakta Tentang Lynx, Predator Tangguh dengan Strategi Taktis
3. Perilaku
Ibis suci afrika merupakan burung sangat sosial. Bagaimana tidak, mereka bersarang dalam kawanan besar dan makan bersama dalam kelompoknya hingga 20 individu. Meskipun terkadang terlihat berkumpul dalam jumlah 300 burung. Mereka juga sering bersarang secara bersama-sama dengan bangau.
Apalagi saat terbang, seperti kebanyakan burung pengarung lain, kawanan ibis suci terbang dalam formasi ‘V’ untuk mengurangi hambatan angin terhadap burung membuntuti. Ketika ibis berada di depan kelelahan, ia berpindah posisi ke belakang dan digantikan oleh ibis yang lain.
Umumnya, ibis suci pendiam, meskipun kadang-kadang mengeluarkan suara jeritan seperti anak anjing saat terbang atau di tempat berkembang biak. Dilansir Animal Corner, ibis suci bermigrasi dengan lebih dari 700 kilometer ke utara atau selatan khatulistiwa untuk berkembang biak selama musim hujan.
Koloni berkembang biak berjumlah antara 50–2.000 pasangan kawin bersarang di semak-semak atau di pulau-pulau.
4. Pakan
Mereka ini bisa dibilang burung omnivora, karena memakan banyak sekali hewan seperti: belalang, amfibi, katak, ikan, larva; hingga memakan telur, ular, burung kecil, bahkan bangkai sekalipun. Paruhnya yang panjang memudahkan mereka dalam menggali tanah untuk mencari invertebrata seperti cacing.
Mereka mencari makan di perairan dangkal atau lahan basah. Begitu pun juga terkadang mereka mencari makan di tempat pembuangan sampah.
5. Reproduksi
Ibis betina dapat menghasilkan telur sebanyak 2—5 butir dan dierami selama 28—29 hari oleh kedua induknya. Telur-telur mereka biasanya diletakkan pada musim hujan atau di daerah banjir saat kemarau.
Anak ibis baru lahir berbulu putih kusam, sedikit bulu di leher, dan paruhnya kecil. Kedua induk secara bergiliran memberi makan anak-anaknya sampai mereka cukup besar untuk mencari makan sendiri.
Anak ibis mulai tumbuh dan berkembang di umur 39—45 hari dan menjadi dewasa di umur 4—5 tahun. Usia kehidupan ibis dapat mencapai hingga 20 tahun.
6. Legenda dan sejarah
Dilansir AVIBIRDS, legenda mengatakan ibis dipercaya untuk mengusir ular bersayap terbang ke Mesir dari Arab setiap musim semi. Karena itulah mereka dihormati.
Ibis suci Afrika pernah hidup di seluruh Mesir, namun mereka dikorbankan untuk dipersembahkan kepada dewa bulan Thoth. Karena Thoth dikenal sebagai dewa kebijaksanaan akal, pengetahuan, dan kebenaran.
Dewa Thoth digambarkan sebagai pria berkepala ibis, sehingga ibis suci ini dianggap sebagai perwujudan Thoth hidup di alam duniawi. Para peziarah dari seluruh mesir selama berabad-abad membawa bangkai ibis dijadikan mumi ke kuil utama di tempat di mana mereka dimakamkan. Ibis juga merupakan salah satu simbol Dewi Isis yang disembah di Yunani Kuno.
Terlepas dari jumlah populasinya, ibis ini telah menjadi spesies invasif di banyak bagian di beberapa negara. Karena sejak abad ke-18, koloninya secara bebas masuk ke kebun binatang dan mengakibatkan rusaknya ekosistem. Namun kini populasinya menurun, dan pihak terkait tengah mengupayakan konservasi terhadap spesies tersebut.
Baca Juga: 5 Fakta Serigala Tibet, Spesies Dijuluki Nenek Moyang Anjing
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.