Ternyata 78 Persen Warga Bandar Lampung Tidak Sedot Septic Tank

Bandar Lampung, IDN Times – Tepat hari ini, Sabtu 19 November 2022 diperingati sebagai Hari Toilet Sedunia. Di era modern seperti ini, isu sanitasi ternyata masih menjadi problem hampir semua daerah di Indonesia termasuk Lampung.
Project Field Officer SNV Lampung, Iffah Rachmi mengatakan, di Kota Bandar Lampung ternyata masih ada sekitar 78 persen masyarakat belum melakukan penyedotan tangki septik.
“Artinya ini kan belum jadi prioritas ya oleh masyarakatnya. Padahal idealnya tangki septik itu wajib disedot minimal 3 tahun sekali, apalagi jika jarang atau sama sekali tak dikuras,” katanya, Sabtu (19/11/20220.
Ia melanjutkan, tentunya hal itu dapat berpengaruh terhadap kualitas air di wilayah tersebut. Pasalnya hampir semua pemukiman di Kota Bandar Lampung termasuk pemukiman padat sehingga jarak tangki septik dengan rumah tak memenuhi jarak minimum yakni 10 meter. Sehingga wajib di sedot rutin.
1. Toilet di mayoritas sekolah Bandar Lampung juga masih belum ideal

Tak hanya masalah sanitasi di pemukiman penduduk, sanitasi di ruangan publik seperti sekolah saja Iffah menyampaikan, di Bandar Lampung belum memenuhi standar ideal untuk segi jumlah.
“Sebenernya belum kalau untuk ukuran ideal, karena masih banyak ketimpangan jumlah antara murid dengan jumlah toilet itu tidak sebanding. Jumlah ideal toilet sekolah itu berbeda-beda menurut beberapa versi. Ada yang 25:1 ada juga 40:1 tapi di Bandar Lampung untuk 40:1 aja belum kekejer ya,” paparnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan sanitasi aman juga dapat dilihat dari beberapa faktor juga. Misalnya pemisah toilet perempuan dan laki-laki dan ketersediaan air di toilet.
Ia mencontohkan, saat dirinya mengunjungi sekolah di Pulau Pasaran, toilet di sekolahnya sama sekali tak bisa dipakai karena air tidak keluar.
“Jadi mereka bahkan kalau mau ke toilet harus (pulang) ke rumah dulu, karena toiletnya ditutup karena gak ada airnya. Masih banyak temuan kita toilet ditutup di sekolah,” imbuhnya.
2. BABS juga masih banyak ditemukan di Bandar Lampung

Kemudian terkait ODF, Iffah menyinggung masih banyak daerah atau kelurahan di Bandar Lampung masih buang air besar sembarangan. Permasalahannya banyak seperti tidak punya tangki septik atau bahkan tak punya jamban.
“Bandar Lampung kan saat ini sedang mengejar ODF ya. Bagaimana pemerintah juga bisa memastikan agar rumah baru itu harus punya tangki septik yang kedap sehingga mencegah pencemaran lingkungan karena limbah tinja. Itu yang harus didorong,” katanya.
Kemudian ia juga mendorong pemerintah dan ahli di bidangnya untuk terus menemukan solusi atau teknologi untuk agar semua wilayah di Kota Bandar Lampung bisa ODF. Termasuk mengubah pola pikir masyarakat terkait sanitasi.
“Karena ternyata masih banyak masyarakat merasa malu dengan tetangganya kalau ada truk tinja di depan rumahnya. Makanya mereka enggan untuk sedot padahal di pemukiman padat seperti ini wajib sekali untuk sedot secara rutin,” tambahnya.
3. Menggalakkan tangki septik kedap untuk pemukiman padat penduduk

Iffah juga mengatakan, dikarenakan saat ini sulit untuk membangun tangki septik dengan jarak minimum yakni 10 meter dari rumah atau sumber air masyarakat, maka tangki septik kedap dijadikan solusi paling tepat.
Secara garis besar, tangki septi kedap adalah tangki septi yang kedap air sehingga limbah tinja tidak dapat tersebar atau menyerap ke dalam tanah. Untuk membangun tangki septik kedap, tangki septik harus memiliki beberapa kriteria seperti memiliki lubang kontrol, fungsinya untuk memantau saluran limbah saat terjadi genangan atau hambatan, lalu tangki septik juga harus punya lubang ventilasi dan kedap air disemua sisinya.
Sedangkan tangki septik tidak kedap biasanya tidak pernah penuh, itu dikarenakan tangki memiliki bagian tak kedap air sehingga limbah tinja dapat bocor atau terserap tanah. Hal ini dapat merusak sumber air di wilayah tersebut.
4. Bandar Lampung sudah mencapai sanitasi aman

Meski demikian, Staf Bidang Perencanaan dan Anggaran PD Kebersihan Kota Bandar Lampung, Filar mengatakan Kota Bandar Lampung saat ini sudah mencapai kategori sanitasi aman, tak lagi di sanitasi layak.
“Sanitasi aman itu artinya pengelolaan limbah tinjanya sudah sampai kepada pengelolaan dulu sebelum dibuang dulu ke alam lagi lewat IPLT. Kalau sanitasi layak itu kan pokoknya sanitasi sudah memenuhi syarat seperti punya jamban ideal dan septi tank,” katanya.
Ia menuturkan l, di Bandar Lampung kini telah memiliki IPLT di TPA Bakung untuk mengelola limbah tinja tak hanya di Kota Bandar Lampung saja. Tapi juga di beberapa daerah sekitar seperti Kecamtan Natar Lampng Selatan dan Kabupaten Pesawaran.
Di IPLT tersebut telah memiliki bak-bak pengelolaan air limbah tinja agar aman dan bersih ketika dibuang, serta limbah padatnya masih dalam penelitian untuk dijadikan pupuk organik.