Kobaran Api Lalap Lahan Kosong Penyimpanan Ban Bekas di Bandar Lampung

Seorang warga setempat, Suko (30) mengatakan, api tersebut pertama kali diketahui muncul ketikan kumandang azan salat Maghrib. Namun beruntung, lahan kosong tersebut tidak terdapat bangunan dan jauh dari pemukiman warga sekitar.

"Lokasi ini biasanya dipakai buat menyimpan ban bekas, kita warga sini tidak tahu juga itu (ban bekas) punya siapa, tapi memang sudah lama begini," katanya.

Senada disampaikan warga lainnya, Hasan (57), ia menyebut warga setempat sudah acapkali mewanti-wanti dan mengingatkan, agar ban-ban bekas itu tidak ditumpuk begitu saja. "Beberapa sudah diangkut, tapi memang sisa ban bekasnya masih ada. Ini yang ditakutkan (kebakaran)," imbuhnya.

Meski demikian, ia memastikan kepemilikan ban bekas tersebut bukan milik warga setempat. "Punya orang luar, bukan orang sini. Kita gak tahu (ban bekas) punya siapa," lanjut dia.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Bandar Lampung, Antoni Irawan mengatakan, laporan peristiwa kebakaran tersebut pertama kali diterima sekitar pukul 18.05 WIB. Menindaklanjuti itu, pihaknya langsung mengerahkan 4 unit mobil Damkar dan 1 unit mobil rescue, dengan jumlah personel pemadam 17 orang.

"Informasi awal kebakaran lahan, ternyata setelah dicek api semakin meluas karena ada tumpukan ban. Akibatnya, api cepat membesar," katanya.

Berdasarkan informasi Camat Bumi Waras, lahan kosong tersebut sudah 2 kali terbakar dan beruntung api kali ini berhasil dijinakkan selama 46 menit. "Alhamdulillah kebakaran tidak ada korban jiwa," tambah Antoni.

Lebih lanjut Antoni mengungkapkan, diduga api muncul diakibatkan warga sengaja membakar ban-ban tersebut untuk mengambil kawat tertanam pada ban. Namun sayangnya, warga belum diketahui identitasnya itu tidak memastikan api sudah benar-benar padam.

Tentunya, pihak dinas setempat juga kini masih harus menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian, terkait sumber kebakaran lahan tersebut.

"Pemilik lahan dan ban masih harus kita cek, nanti akan kita berikan semacam teguran supaya bisa diamankan lokasinya minimal dipagar atau dikelola. Jangan sampai hal serupa bisa terulang lagi," tandas dia.