Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penampakan kebakaran hutan dan lahan di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur. (IDN Times/Istimewa).

Intinya sih...

  • Sebanyak 1.022 hektare hutan dan lahan terbakar di TN Way Kambas dalam tiga bulan terakhir.
  • Kebakaran diduga disebabkan oleh aktivitas ilegal dan kondisi kemarau yang mempercepat penyebaran api.
  • Pihak TNWK menggandeng Polri untuk penyelidikan, serta menyatakan bahwa satwa besar seperti gajah berhasil menyelamatkan diri dari kebakaran.

Lampung Timur, IDN Times - Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur mencatat sebanyak 1.022 hektare hutan dan lahan terbakar sepanjang tiga bulan terakhir tepatnya mulai periode Juli, Agustus hingga awal September 2024.

Humas Balai TNWK, Sukatmoko mengatakan, kebakaran tersebut melanda sebagai besar kawasan savana meliputi vegetasi hutan kering dan alang-alang semak belukar pada seksi wilayah 1 dan 2 kawasan hutan.

"Kebakaran selama triwulan akhir ini mulai Juli Agustus, September, ini sudah terjadi beberapa kali dengan total sampai 6 September ada 1.022 hektare," ujarnya dikonfirmasi, Selasa (10/9/2024).

1. Diduga kebakaran disengaja pihak tertentu

Kebakaran melanda kawasan hutan TNWK, Lampung Timur. (DOK. Polda Lampung).

Sukatmoko mengungkapkan, didugaan penyebab kebakaran di hutan dan lahan setempat dilakukan sengaja oleh pihak-pihak tertentu hendak melakukan kegiatan ilegal di hutan kawasan setempat.

Faktor lainnya kebakaran juga dipicu oleh kondisi kemarau hingga mengakibatkan penyebaran api berlangsung cepat, dikarenakan permukaan lahan dalam kondisi kering.

"Betul, kami menggandeng semua pihak termasuk bantuan Polri untuk melakukan penyelidikan dan pengungkapan kasus pembakaran yang terjadi," ucapnya.

2. Tak seluas kebakaran tahun lalu

Kebakaran melanda kawasan hutan TNWK, Lampung Timur. (DOK. Polda Lampung).

Sukatmoko melanjutkan, modus dan lokasi pembakaran hampir serupa dari tahun-tahun sebelumnya. Meski demikian, pihaknya memastikan kebakaran terjadi di tahun ini tak selalu melanda pada tahun lalu.

"Dari kejadian yang sudah ada, masih luasan tahun kemarin, mudah-mudahan tahun ini tidak terjadi kemarau panjang," pungkasnya.

3. Tidak ditemukan satwa besar mati terbakar

ilustrasi gajah (pixabay.com/ajoheyho)

Terkait kondisi satwa akibat kebakaran, Sukatmoko mengatakan, pihaknya tidak menemukan atau mengidentifikasi adanya satwa besar semisal hewan gajah mati ikut dilalap api karena berhasil menyelamatkan diri.

Meski demikian, pihaknya masih akan terus melakukan pendataan dan pengecekan langsung di area terbakar pascainsiden kebakaran terjadi baru-baru ini selama tiga hari terakhir.

"Kami memastikan itu untuk satwa melata pasti sulit melarikan diri, tapi, yang terbaru belum ditemukan buktinya," tandasnya.

Editorial Team