Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bandar Lampung, IDN Times - Sebanyak 684 personel dikerahkan dalam Operasi Patuh Krakatau 2024 dilaksanakan selama 14 hari mulai 15--28 Juli. Ratusan anggota ini terdiri dari 94 personel Satgas Ops Polda dan 590 personel Satgas Ops Polres.
Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika mengatakan, operasi ini bertujuan menurunkan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, serta meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas.
“Ada 684 personel dilibatkan dalam operasi. Kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya tertib berlalu lintas demi keselamatan bersama,” ujarnya, Senin (15/7/2024).
Baca Juga: Kisah Regina, Catar Akpol Rangking 1 Asal Lampung Sempat 2 Kali Gagal
1. Operasi kedepankan edukasi, persuasif, humanis dan penegakan hukum
Apel gelar pasukan Ops Patuh Krakatau 2024 di Mapolda Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna). Helmy menyampaikan, operasi ini bakal mengedepankan kegiatan edukatif, persuasif, dan humanis, didukung penegakan hukum secara elektronik (ETLE) untuk menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) pasca Hari Bhayangkara 2024
Bukan hanya penegakan hukum, operasi juga meliputi sosialisasi, penyuluhan, pemasangan spanduk, dan stiker melalui berbagai media untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya tertib berlalu lintas.
"Keselamatan berlalu lintas adalah tanggung jawab bersama. Melalui Operasi Patuh Krakatau 2024, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas kepatuhan dan disiplin masyarakat di jalan raya," ucapnya.
2. Upaya ciptakan situasi lalu lintas aman dan tertib
Apel gelar pasukan Ops Patuh Krakatau 2024 di Mapolda Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna). Berdasarkan data Operasi Patuh Krakatau 2022 dan 2023, Helmy menjelaskan, pelaksanaan menunjukkan terdapat peningkatan pada beberapa kategori pelanggaran lalu lintas. Pelanggaran dengan ETLE statis menurun dari 280 kasus pada 2022 menjadi 168 kasus pada 2023.
Namun tilang manual justru meningkat dari 0 menjadi 1.462 kasus, sanksi teguran juga meningkat dari 12.134 kasus (2022) menjadi 12.295 kasus (2023). Kemudian kecelakaan lalu lintas terdapat penurunan jumlah 50 kejadian (2022) menjadi 49 kejadian (2023).
Sedangkan untuk korban jumlah luka berat menurun dari 33 korban (2022) menjadi 27 korban (2023). Namun jumlah korban meninggal dunia meningkat dari 19 korban (2022) menjadi 20 korban (2023), peningkatan juga terjadi pada kerugian material dari Rp199.400.000 (2022) menjadi Rp232.700.000 (2023).
"Dengan operasi ini, diharapkan tercipta situasi lalu lintas yang aman dan tertib, serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan lalu lintas, sehingga visi Indonesia Emas dapat terwujud," tandas jenderal bintang dua tersebut.
