TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kelola Kesehatan Mental Ala Anisa Rumah Psikologi Lampung

Tidak semua orang paham dengan kesehatan mental

Ilustrasi kesehatan mental. (Pixabay.com/TotalShape)

Bandar Lampung, IDN Times - Dukungan dari orang orang di sekitarmu merupakan hal penting dan dapat menenangkan hati di saat galau. Mereka ikut mendengarkan kecemasanmu dan memahami keluhanmu.

Tapi kadang tidak semua paham tentang keluhanmu. Alih-alih menjadi tempat yang nyaman, terkadang ada saja yang meremehkan, bahkan kadang menyalahkan apa yang kamu rasakan.

Lalu apa yang bisa kamu lakukan dalam kondisi ini? Berikut ini IDN Times rangkum tips menghadapi kondisi tersebut, menurut Anisa Rumah Psikologi Lampung.
Keep scrolling ya!

1. Turunkan tingkat ekspektasimu

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Tidak semua orang paham tentang kesehatan mental. Atau, bisa jadi mereka pun sedang tidak baik-baik saja.

Untuk itu, kamu harus menurunkan tingkat ekspektasimu. Mengapa? Dengan demikian, kamu tidak perlu terlalu kecewa saat ada perkataan maupun respons mereka ternyata di luar harapan.

2. Cari kegiatan lain untuk menyalurkan perasaanmu

Unsplash/Antonio Francisco

Tidak hanya berbagi rasa dengan orang lain. Cara lain untuk menyalurkan perasaan yang sedang tidak baik-baik saja adalah dengan mencari kegiatan lain. Kamu bisa mencoba menulis jurnal, melukis, ataupun self-talk.

Kegiatan-kegiatan semacam itu tentu bisa menghindari perasaan kamu mendapat respons yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

3. Datanglah pada bantuan profesional

pexels.com/cottonbro

ketika kamu benar-benar merasa butuh untuk berbagi rasa, bercerita atau pun membantu membantu mengurai permasalahanmu, temuilah orang yang memahami tentang kesehatan mental.

Temuilah profesional dan konseling dengan psikolog. Sebab, psikolog dapat menjadi teman berbicara terpercaya, memahamimu dan menemanimu melalui masa sulit.

4. Bisikkan pada dirimu, "aku hebat!"

Pexels.com/Craig Adderley

Yakinilah bahwa kamu itu hebat. Setidaknya kamu memahami dirimu sedang tidak baik-baik saja sehingga kamu peduli tentang kesehatan mentalmu.

Dari orang-orang yang tak memberi respons sesuai harapan, setidaknya kamu bisa pelajari satu hal, yakni jadilah pendengar yang baik. Kamu bisa lebih berempati dengan semua orang dan paham pentingnya memahami kesehatan mental.

5. Waktu yang tepat untuk mulai konseling

pixabay.com

Waktu yang tepat untuk memulai konseling adalah ketika merasa tidak dapat mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilaku. Kemudian ketika merasa permasalahan menganggu aktivitas sehari-hari.

Atau ketika sudah curhat dengan orang terdekat, tetapi tetap merasa tidak baik-baik saja. Lalu saat orang-orang sekitarmu mulai terganggu dengan perubahan pada dirimu. Terakhir ketika merasa mudah lelah dan kehilangan minat terhadap kegiatan yang biasanya disukai.

Baca Juga: Menilik Tradisi Lebaran Khas Lampung, 'Hilang' Saat Pandemik

Berita Terkini Lainnya