TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anak Sering Kehausan dan Gampang Lapar? Waspada Gejala Diabetes Militus

Kenali gejala klasik dan tidak klasik pada anak

ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Bandar Lampung, IDN Times - Penyakit diabetes militus atau orang awam biasa menyebut kencing manis perlu diwaspadai sejak usia anak-anak. Menurut Dokter Ismi Citra Ismail, spesialis anak konsultasi endokrin, diabetes tak hanya terjadi pada orang dewasa saja bahkan sejak anak-anak lahir.

Menurutnya, diabetes merupakan penyakit disebabkan gangguan pengelolaan dari karbohidrat. Jika, badan anak tidak bisa mengelola karbohidrat yang masuk dalam tubuhnya, itu disebabkan tidak adanya insulin di dalam tubuh anak atau insulinnya ada tapi tidak bekerja maksimal.

"Insulin itu hormon yang dihasilkan pankreas, fungsinya untuk mengolah karbohidrat. Jadi kalau anak tersebut tidak punya insulin karbohidratnya tidak bisa diolah. Sehingga gula yang masuk ke tubuh tidak bisa masuk otot, otak dan tidak bisa jadi energi. Hanya mengalir saja di dalam darahnya dan menyebabkan gangguan," terangnya, Senin (15/11/2021).

1. Tipe diabetes menyerang anak-anak

Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Dokter bertugas di Rumah Sakit Hermina Lampung itu menjelaskan, kencing manis paling banyak terjadi pada anak usia di bawah 10 tahun adalah kencing manis tipe satu yang disebabkan tidak memiliki insulin.

Sedangkan, anak usia di atas 10 tahun biasanya terkena diabetes tipe dua yang memiliki insulin tapi tidak bekerja maksimal. Tanda terlihat biasanya kehitaman di leher tidak bisa hilang dan obesitas.

"Sebenarnya masih banyak tipe lain, kaya faktor genetik tapi anak-anak lebih banyak terkena diabetes tipe satu. Faktor genetik juga bukan 100 persen biasanya hanya 3-6 persen. Jadi multi faktor," ujarnya.

Baca Juga: Laki-Laki dan Perempuan Bisa Alami Infertilitas, Kenali Gejalanya

2. Belum ada obat menyembuhkan insulin

ilustrasi suntik insulin (hopkinsdiabetesinfo.org)

Terkait kerusakan insulin menurut dr Ismi hingga saat ini obat menyembuhkan insulin rusak atau tidak memiliki masih dalam penelitian. Sehingga harus dilakukan penyuntikan insulin dari luar.

Sementara itu jika insulin tidak rusak namun tidak berfungsi maksimal masih bisa diperbaiki dengan obat. Namun dalam kondisi tertentu, perlu ditambah insulin dari luar.

3. Kenali gejala klasik diabetes pada anak

IDN Times/Dhana Kencana

Lebih lanjut dr Ismi menyampaikan, gejala diabetes baik anak-anak maupun orang dewasa sama saja. Namun ada gejala klasik yang bisa dikenali pada anak-anak seperti banyak minum, sering buang air kecil dan banyak makan.

"Dia banyak minum karena kehausan, banyak kencing karena gula darahnya tinggi dia banyak makan karena karbohidrat yang masuk ke tubuh tidak bisa jadi energi. Dan khasnya dari anak berat badan turun drastis," ujarnya.

Namun, dr Ismi menyayangkan, kondisi gejala klasik tersebut sering diabaikan karena anak dianggap wajar sering buang air kecil karena sering minum. Padahal, lanjutnya, sangat tidak wajar jika anak minum seperti kehausan dan buang air kecil dalam waktu satu jam sekali.

"Tanda lainnya, awalnya anak tidak ngompol lalu tiba-tiba ngompol lagi gak ngompol tiba-tiba jadi ngompol lagi," jelasnya.

4. Tak ada gejala klasik bukan berarti tak ada gejala

Ilustrasi Posyandu. ANTARA FOTO/Maulana Surya

Kendati demikian, ada diabetes muncul dengan tanda-tanda tidak klasik, seperti mata buram, kaki kesemutan, perubahan konsentrasi dan pola makan.

"Bahkan ada yang anaknya lemes aja, tiduran terus. Jadi kalau ada gejala klasik kita harus curiga itu kencing manis. Tapi kalau gak ada gejala klasik tetap cari tahu apakah itu kencing manis yang tidak terlihat," ujarnya. 

Baca Juga: Kondisi Tubuh Anak Usia 6 Tahun ke Atas Tak Bisa Divaksinasi COVID-19

Berita Terkini Lainnya