TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mitos dan Salah Kaprah Soal Gula, Tak Ada Kandungan Gizi?

77 persen susu pertumbuhan mengandung gula

Ilustrasi perbedaan jenis gula tambahan dan gula alami (freepik.com/stockking)

Bandar Lampung, IDN Times - Gula merupakan salah satu bahan makanan paling umum di dunia. Bahan makanan ini banyak dikonsumsi tak hanya untuk pemanis minuman bahkan untuk penyedap masakan.

Tapi ternyata masih banyak lho mitos atau salah kaprah soal gula hingga kini masyarakat tak mengetahuinya. Salah satunya tentang gula sebagai bumbu masakan.

Dokter sekaligus ahli gizi, dr. Tan Shot Yen menyebutkan sejak dulu bumbu masakan itu hanya ada dua yakni garam dan lada. Namun entah sejak kapan kini ibu-ibu rumah tangga mengalihkan dua bumbu utama tersebut menjadi gula dan garam.

Kali ini IDN Times akan bagikan beberapa fakta dan salah kaprah tentang gula selama ini disalah artikan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia.

1. Dari mana manusia mendapat asupan gula?

Dietsehat.com

Menurut Satgas Perubahan Perilaku RI, gula merupakan bagian dari karbohidrat (sederhana dan kompleks). Karbohidrat nantinya akan diserap oleh usus dengan kecepatan berbeda-beda di mana karbohidrat kompleks dengan serat lebih banyak akan dicerna lebih lambat menjadi gula darah dibanding gula sederhana.

Gula darah nantinya akan diedarkan ke seluruh tubuh, dan digunakan oleh tubuh sebagai tenaga dan kerja organ. Jika tidak dipakai maka akan disimpan oleh hormon insulin di dalam hati, otot, dan lemak.

Ada dua cara tubuh manusia bisa mendapatkan gula yakni dari gula sederhana (biasanya langsung terasa manis) seperti tumbuhan, buah, tebu, dan produk olahan seperti gula pasir atau sirup. Bisa juga melalui gula kompleks seperti tumbuhan berpati (padi, ubi, singkong, kentang, jagung, dan talas), dan tumbuhan berserat tinggi (sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan)

Baca Juga: 5 Cara Menghentikan Perilaku Self Harm, Yuk Sayangi Diri Sendiri

2. Gula tak punya kandungan gizi

Ilustrasi gula pasir (rodalewellness.com)

dr. Tan Shot Yen mengatakan, mungkin masih banyak orang tak sadar jika gula tidak memiliki AKG (Angka Kecukupan Gizi). Padahal hal itu bisa kita lihat secara langsung di setiap label makanan kemasan.

“Kandungan gizi di kolom gula pasti kosong. Beda dengan vitamin, mineral dan zat gizi lain. Kenapa? Karena gula adalah produk pabrik yang tidak dibutuhkan manusia. Manusia butuh karbohidrat yang oleh tubuh dipecah dan diurai otomatis jadi gula darah,” katanya.

Ia mengatakan, sampai saat ini masyarakat masih salah kaprah soal gula misalnya jika tak konsumsi gula maka badan bisa lemas. Padahal manusia bisa mendapatkan gula melalui karbohidrat. “Jadi lemes itu bukan karena belum makan gula, tapi karena gak sarapan,” ujarnya.

3. 77 persen susu pertumbuhan mengandung pemanis buatan

www.aladokter.com

Ia mengatakan, saat ini banyak produk makanan mengandung pemanis buatan tak terkecuali susu pertunbuhan. Ia menyebutkan gula pada susu kotak dan jus kemasan bisa mencapai 15 gram dalam satu kemasannya, dan hampir semua produk susu pertumbuhan mengandung tambahan gula/pemanis.

“Naskah Rancangan Standar Codex tahun 2018 juga menyatakan produk susu pertumbuhan tidak boleh mengandung tambahan fruktosa atau sukrosa. Meski begitu, sampai saat ini ada 77 persen susu pertumbuhan yang dinilai mengandung sukrosa,” katanya.

Gula atau pemanis buatan biasa dalam susu pertumbuhan antara lain sukrosa, laktosa, madu dan turunannya seperti bubuk madu dan sarang madu alami, fruktooligosakarida, galaktooligosakarida, sirup glukosa padat, inositol, oligofruktosa, politruktosa, fruktosa, sirup jagung padat, dan somaltulose.

“Sekarang paham kan kenapa ASI yang terbaik? Belum lagi nanti kalau anaknya sudah gede, sudah punya uang sediri jajannya milk tea boba, brown sugar milk tea dan lain-lain,” kata dr. Tan Shot Yen. 

Berdasarkan data dari Mount Alvernia Hospital, minuman kemasan tren saat ini ternyata mengandung banyak gula seperti milk tea boba kadar gulanya setara dengan 8 sendok teh gula, atau brown sugar milk tea dengan boba mencapai 18,5 sendok teh gula. 

4. Cara aman konsumsi gula

ilustrasi berbagai macam sayuran (pixabay.com/SvenHilker)

Cara simple dan aman untuk mengonsumsi gula adalah dengan mengkonsumsinya secara langsung dari sumbernya. Seperti mengonsumsi buah, sayur, bijian-bijian, nasi, dan sebagainya.

“Tapi juga jangan ditambah dengan gula olahan tadi seperti gula pasir, sirup, dan sebagainya itu. Hindari juga produk kemasan bergula tinggi,” katanya.

Selain itu masyarakat juga diminta untuk memahami label makanan karena ternyata dalam produk kemasan juga terdapat gula tersembunyi atau gula dengan nama lain contohnya seperti xylitol, sorbitol, manitol, dan akhiran ol lainnya

Baca Juga: Re.juve Luncurkan Coco Kopyor dan Guava Line, Kaya Manfaat bagi Tubuh

Berita Terkini Lainnya