Soroti Hadiah Penalti Bhayangkara FC, Pelatih PSM: Sulit Dipahami

- Tavares mempertanyakan keputusan wasit memberikan pinalti bagi Bhayangkara FC
- Ia menilai kontak terjadi di kotak penalti terlalu lemah untuk disebut pelanggaran
- Tavares mengapresiasi atmosfer suporter di Stadion Sumpah Pemuda
Bandar Lampung, IDN Times – Duel Bhayangkara Presisi Lampung FC Vs PSM Makassar berlangsung di Stadion Sumpah Pemuda, PKOR Way Halim, Bandar Lampung berakhir hasil imbang 1-1, Sabtu (16/8/2025).
Pascapertandingan, Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares secara terbuka mempertanyakan keputusan wasit memberikan hadiah penalti berujung gol penyeimbang bagi Bhayangkara Presisi Lampung FC.
Tavares menegaskan, keputusan penalti bagi tim tuan rumah ini dinilai amat kontroversial dan merugikan PSM Makassar. Padahal, anak asuhnya memiliki peluang lebih banyak, tapi jalannya pertandingan berubah setelah wasit memberikan penalti kepada Bhayangkara di babak kedua.
“Ada dua momen sangat menentukan, pertama ketika wasit memberikan penalti untuk Bhayangkara. Jika VAR memanggil wasit untuk memberikan rekomendasi, itu mungkin bertentangan dengan keputusan awal wasit,” ujarnya saat konferensi pers usai pertandingan.
1. Tegaskan bukan pelanggaran

Tavares menilai, keputusan sang pengadil memberikan hadiah pinalti bagi tuan rumah tersebut patut dipertanyakan. Sebab, ia menilai kontak terjadi di kotak penalti terlalu lemah untuk disebut pelanggaran.
"Kalau kita lihat, sebelum adanya kemungkinan sentuhan, nomor 5 sudah jatuh di lapangan. Jadi menurut saya, itu momen yang sangat sulit dipahami,” tegasnya.
2. Soroti kepemimpinan wasit utama

Masih menyoroti kepemimpinan wasit Agung Setiyawan, Tavares turut menyoroti momen lain saat serangan balik PSM dihentikan karena handball pemain Bhayangkara, tetapi tidak direspons oleh perangkat pertandingan.
“Pemain lawan ada di situ mencegah kami memindahkan bola dengan tangannya. Itu momen berbahaya untuk kami, tapi wasit tidak mau melihat hakim garis. Lagi-lagi, ini momen sulit dan menentukan jalannya pertandingan,” jelasnya.
3. Apresiasi atmosfer Stadion Sumpah Pemuda

Meski kecewa hanya membawa pulang satu poin dari Lampung, Tavares tetap mengapresiasi atmosfer suporter di Stadion Sumpah Pemuda. Ia bahkan mengaku terkejut melihat dukungan besar kepada Bhayangkara yang sebelumnya dianggap tidak memiliki basis pendukung signifikan.
Menurutnya, dukungan semacam itu tidak dijumpainya dalam laga kandang perdana pada pekan lalu. Ia pun berharap suporter PSM Makassar bisa mencontoh dukungan dari pendukung Bhayangkara FC.
“Saya kira atmosfer stadion hari ini luar biasa. Selamat untuk Bhayangkara, fans mereka memenuhi stadion. Saya kira ini contoh bagus bagi suporter lain dalam memberikan dukungan langsung ke timnya,” harap dia.