10 Wonderkids Potensial Gagal Penuhi Ekspektasi Pecinta Sepakbola
Intinya Sih...
- Talenta muda sepakbola disebut wonderkids, namun tidak semua mampu bersinar dan memenuhi ekspektasi tinggi.
- Gaya hidup dan cedera menjadi penyebab utama kegagalan wonderkids dalam mencapai puncak performanya.
- Kisah-kisah gagal wonderkids menjadi pelajaran bagi pemain muda untuk belajar tentang kerja keras, disiplin, dan mentalitas.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di dunia sepakbola selalu bermunculan bintang-bintang baru di setiap tahun. Talenta muda datang dengan bakat luar biasa sehingga memicu ekspektasi tinggi. Mereka dijuluki wonderkids, calon bintang diprediksi akan mengukir sejarah dalam sepakbola.
Namun, tak semua wonderkids mampu bersinar. Tak jarang, mereka meredup di tengah jalan, gagal memenuhi ekspektasi dan tenggelam dalam jurang kekecewaan. Gaya hidup sampai cedera adalah hal membuat karier mereka runtuh.
Berikut adalah 10 list wonderkids potensial gagal mencapai puncak performanya.
1. Josh McEachran. Bermain 22 kali di tim utama Chelsea, namun selalu dipinjamkan ke tim kasta bawah Inggris. Ia akhirnya hengkang pada 2015 dan menjadi pemain biasa saja serta tidak pernah muncul kembali di EPL
2. Ryan Babel. Kedisiplinan membuat kariernya hancur. Bintang Ajax direkrut Liverpool 2007 ini malah merusak potensi hebatnya. Ia sering membangkang dan suka sekali minum-minum, hal itu membuat kariernya hancur. Sekarang ia berstatus tanpa klub
Baca Juga: Mengapa La Masia Menjadi Ladang Bakat Pesepakbola Terbaik?
3. Federico Macheda. Golnya saat melawan Aston Villa membuat Macheda memiliki tempat tersendiri dihati fans United. Berkat gol itu, Setan Merah berhasil menjuarai EPL 2008/09. Namun seketika karirnya redup setelah dipinjamkan ke klub Serie A
4. Ibrahim Afellay. Cedera membuat kariernya hancur. Pemuda didatangkan Barcelona dari PSV ini benar-benar tidak bisa mengembalikan performanya setelah terkena hamstring. Kabar terbaru ia sudah pensiun sejak tahun 2021
5. Royston Drenthe. Bermain untuk Real Madrid pada era Los Galacticos membuat wonderkid kelahiran Belanda ini layaknya binatang. Gaya hidupnya yang berantakan membuat Madrid membuangnya. Performanya terus menurun hanya tim-tim gurem yang berminat padanya
Baca Juga: 5 Stadion Terbesar Klub Ligue 1, Bisa Tebak Siapa Saja?
6. Javier Saviola. Apes kata cocok untuk penyerang satu ini. 50 gol dalam 3 musim membuatnya bersinar di Barcelona. Namun, inkonsistensinya di musim ke-4, membuatnya terpinggirkan. Pindah ke Real Madrid untuk menit bermain, tapi datang saat era Los Galacticos adalah blunder baginya
7. Bojan Krkic. Pemain memecahkan rekor Messi sebagai debutan termuda di Barcelona ini, kariernya tidak secermelang rekan setimnya itu. Kariernya di Barcelona tidak sesuai ekspektasi, bangku cadangan adalah temannya. Ia tidak berhasil mencapai potensinya dan pensiun di umur 32 tahun setelah main 2 musim di Jepang
8. Adnan Januzaj. Musim 2013/2014 adalah musim fantasi bagi pemuda Belgia ini. Saat itu ia memberikan harapan ditengah terpuruknya MU dibawah David Moyes. Namun, berubah saat Louis van Gaal melatih. Ia disingkirkan, sampai akhirnya hengkang dan sering gonta-ganti klub
9. Hachim Mastour. Pesepak bola jebolan YouTube ini sempat menggemparkan dunia, akibat tim sebesar AC Milan merekrutnya. Namun, skillnya di YouTube tidak selaras dengan aslinya. Ia tidak berkembang dan sering dipinjamkan. Sekarang ia bermain di kasta ke-2 liga Maroko
10. Alexandre Pato. Kegemilangannya bersama AC Milan membuat bintang muda Brazil ini sangat mencuri perhatian saat itu. Sayangnya, badai cedera menghambat potensinya dan benar saja, cedera membuatnya stagnan dan membuat ketajamannya perlahan hilang
Kisah-kisah wonderkids gagal ini menjadi pelajaran berharga bagi para pemain muda. Bakat adalah anugerah, namun kerja keras, disiplin, dan mentalitas adalah kunci untuk mencapai kesuksesan.
Cedera mungkin bisa menjadi penghambat, namun jika memiliki semangat untuk sembuh semua bisa terjadi. Memang tak semua wonderkids mampu bersinar, namun kisah mereka bisa menjadi sebuah pelajaran yang bisa membuat kita semakin berkembang.
Baca Juga: ITERA Punya Lapangan Petanque Pertama di Lampung, Standar Nasional
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.