Jungle Sea dan Bhayangkara FC Kolaborasi Pembinaan Sepak Bola

- Sinergi pariwisata dan olahraga: JungleSea hadirkan wisata tematik pantai, Bhayangkara FC membuka jalan bagi talenta sepak bola lokal.
- Harapan lahirnya pemain Lampung ke timnas: Bhayangkara Presisi Lampung FC berharap semakin banyak putra daerah membela tim nasional.
- Pembinaan jadi kunci masa depan: Pembinaan usia dini adalah pondasi bagi masa depan sepak bola Indonesia, Bhayangkara FC berkomitmen memberi support agar semangat ini terus tumbuh di Lampung.
Bandar Lampung, IDN Times – JungleSea, destinasi wisata pantai modern milik Bakrieland Group, resmi kolaborasi Bhayangkara Presisi Lampung FC. Kolaborasi ini tak sekadar soal pariwisata dan hiburan, tapi juga menekankan pentingnya pembinaan pemain muda di Bumi Ruwa Jurai.
Direktur Utama Bakrieland Development, Resza Adikreshna, menilai sepak bola adalah bahasa universal yang bisa menyatukan masyarakat.
“Kami percaya pariwisata dan olahraga bisa berjalan beriringan. JungleSea ingin jadi bagian dari perjalanan anak muda Lampung agar giat berolahraga sekaligus bangga dengan daerahnya,” katanya di Hotel Grand Mercure, Kamis (11/9/2025).
1. Sinergi pariwisata dan olahraga

Resza menyampaikan, kerja sama yang telah bergulir sejak 28 Juli 2025 ini menjadi langkah strategis untuk menjadikan Lampung sebagai pusat sport tourism di Indonesia.
"JungleSea menghadirkan wisata tematik pantai. Sementara Bhayangkara FC membuka jalan bagi lahirnya talenta sepak bola lokal," ujarnya.
Rezsa menyampaikan kerja sama ini bukan hanya soal branding. Lebih dari itu, ada misi sosial untuk membangkitkan minat olahraga dan wisata di kalangan generasi muda Lampung.
“InsyaAllah jangka panjang, JungleSea di bawah Bakrieland ingin jadi nomor satu destinasi wisata di Lampung, sekaligus tempat tumbuhnya energi positif anak muda,” jelasnya.
2. Harapan lahirnya pemain Lampung ke timnas

COO Bhayangkara Presisi Lampung FC, Kombes Pol Sumardji menyebut Lampung punya banyak potensi pemain berbakat. Ia berharap, ke depan semakin banyak putra daerah yang membela Bhayangkara FC, bahkan tim nasional.
“Tentu ini bukan hanya tugas Bhayangkara, tapi juga dukungan dari pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Tanpa sinergi, sulit mewujudkannya,” katanya.
3. Pembinaan jadi kunci masa depan

Sumardji menegaskan, pembinaan usia dini adalah pondasi bagi masa depan sepak bola Indonesia.
“Sepak bola tidak terlepas dari SSB (Sekolah Sepak Bola). Dari sinilah lahir anak-anak berbakat yang suatu saat bisa membela timnas. Bhayangkara FC berkomitmen memberi support agar semangat ini terus tumbuh di Lampung,” jelasnya.
Ia juga mendorong agar Lampung memiliki tim usia 16, 17, 19, hingga 20 tahun, sehingga jalur regenerasi pemain bisa lebih terarah.