Jelang PON Bela Diri, 111 Atlet dari 9 Cabor Jalani Tes Fisik

- Atlet dari 9 cabang olahraga beladiri menjalani tes fisik, kesehatan, dan psikologi sebagai persiapan menuju PON Bela Diri 2025 di Kudus, Jawa Tengah.
- Tes fisik meliputi push up, sit up, speed, jump, fleksibilitas, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan VO2 Max serta pemeriksaan kesehatan dan psikologi.
- Hasil tes akan menjadi acuan bagi pelatih menentukan atlet yang siap diturunkan di PON serta bahan evaluasi sebelum event berlangsung.
Bandar Lampung, IDN Times – 111 atlet dari sembilan cabang olahraga beladiri menjalani tes fisik, kesehatan dan psikologi digelar KONI Lampung, 20–21 Agustus 2025 di Komplek KONI Lampung, PKOR Way Halim.
Wakil Ketua II Bidang Pembinaan Prestasi dan Sport Science KONI Lampung, Riagus Ria mengatakan, tes fisik ini merupakan persiapan kontingen Lampung menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2025 direncanakan bakal digelar di Kudus, Jawa Tengah.
"Tes fisik ini dilakukan menjelang PON Bela Diri. Pada tes ini dibagi berdasarkan karakter cabang olahraga," katanya, Rabu (20/8/2025).
1. Jadi acuan

Riagus membeberkan, hari pertama ditujukan untuk cabor berkarakter kecepatan seperti Kempo, Taekwondo, Wushu, Pencak Silat, dan Karate.
Sementara hari kedua untuk cabor yang menekankan bantingan, yakni Gulat, Tarung Derajat, Sambo, dan Judo.
“Tes ini bukan sekadar formalitas. Hasilnya akan menjadi acuan bagi pelatih menentukan siapa yang benar-benar siap diturunkan di PON,” ujarnya.
2. Test VO2 Max

Riagus menjelaskan, tes fisik yang dijalani para atlet meliputi push up, sit up, 30 meter speed, vertical jump, fleksibilitas, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, hingga multistage fitness (VO2 Max).
"Selain itu, tim medis juga melakukan pemeriksaan kesehatan dan psikologi untuk memastikan kesiapan atlet secara menyeluruh," ujarnya.
3. Jadi bahan evaluasi

Riagus menambahkan, hasil tes ini akan menjadi bahan evaluasi sebelum PON berlangsung. Jika ada atlet yang belum memenuhi target, masih ada waktu untuk memperbaiki.
“Prestasi lahir dari disiplin dan data yang terukur, bukan hanya semangat,” tambahnya.